Era Disrupsi
Era Disrupsi, Berubah Atau Punah, Inovasi Atau Mati
Disrupsi menjadi salah satu istilah yang makin populer di era digitalisasi sekarang ini.
Ujicoba penggunaan CAPI sudah dimulai dari lama dan akhir‑akhir ini lebih digiatkan.
Kegiatan Kerangka Sampel Area (KSA), pemetaan dan pemutakhiran wilayah kerja statistik (Wilkerstat), serta Updating Survei Potensi Desa (PODES) sudah dilaksanakan menggunakan aplikasi.
Pada Sensus Penduduk Tahun 2020 nanti pun BPS akan meminta partisipasi masyarakat untuk melakukan update data kependudukannya sendiri melalui metode CAWI (Computer Aided Web Interviewing).
Disrupsi memaksa kita berubah untuk mempertahankan eksistensi.
Perlahan tapi pasti, inovasi menjadi harga mati yang tidak dapat ditawar lagi.
Adaptasi adalah cara paling sederhana untuk tidak tergerus kemajuan zaman.
Sejatinya disrupsi merupakan suatu gangguan yang mengakibatkan pergeseran kebiasaan.
Namun itu bukan berarti perubahan tersebut disikapi dengan cara memusuhi, tetapi dengan cara mengiringi atau mengikuti.
Disrupsi yang diakibatkan digitalisasi mengharuskan kita untuk lebih cerdas memanfaatkan teknologi, teknologi boleh menguasai dunia, tetapi bukan manusianya.
Manusia lah yang menguasai teknologi. Teknologi boleh membuat kita bermanja tetapi bukan berarti terlena.
Disrupsi hanya menyajikan dua pilihan, berubah atau punah, inovasi atau mati. Selamat menghadapi perubahan dunia.