Era Disrupsi

Era Disrupsi, Berubah Atau Punah, Inovasi Atau Mati

Disrupsi menjadi salah satu istilah yang makin populer di era di­gitalisasi sekarang ini.

Editor: Salman Rasyidin
zoom-inlihat foto Era Disrupsi, Berubah Atau Punah, Inovasi Atau Mati
ist
Rillando Maranansha Noor, SE

Namun adaptasi ter­sebut sudah terlambat, Nokia tak mampu kembali ke masa keemas­annya sebagai ponsel sejuta umat.

Inovasi adalah langkah tepat untuk meng‑counter perubahan, bahkan dapat di­ka­takan sebagai keharusan.

Gojek adalah salah satu contoh keberhasilan sebuah ino­vasi di era disrupsi ini.

Nadiem Makarim terus berinovasi membawa Gojek menjadi salah satu start up ter­besar di Indonesia dan telah mebarkan sayapnya ke manca­ne­ga­ra.

Diawali dengan peran sebagai penghubung antara konsumen dan ojek kon­vensional melalui telepon, hingga menggunakan aplikasi dimana konsumen cukup memesan via smartphone kemudian tinggal menunggu driver datang.

 Tidak cukup disitu saja, Gojek juga menangkap pe­luang lain seperti jasa antar barang (go‑send) serta jasa beli dan antar makanan (go‑food).

Konsumen yang ingin pelayanan tran­sportasi yang mudah, nyaman dan terjangkau dapat menggunakan go­‑ride atau go‑car, konsumen yang mager alias malas gerak pun tidak perlu capek‑capek mengantar barang atau ke restoran untuk menikmati ma­kanan yang diinginkan, Gojek menyediakan layanan go‑send dan go‑food untuk ke­dua aktivitas tersebut.

Namun tidak semua inovasi mengalami keberhasilan.

Black­berry adalah salah satu contohnya, ketika memutuskan berinovasi dengan me­le­pas ke­eksklusifan Blackberry Messangers (BBM) yang awalnya hanya bisa digu­na­kan di perangkat Blackberry saja, kemudian menjadi aplikasi yang juga bisa di­nik­mati di ponsel android guna menghadapi penan­tang baru seperti whatsapp dan wechat.

Akhirnya BBM pun harus re­la mengucapkan sayonara pada dunia.

Disrupsi sudah terpapar ke seluruh aspek kehidupan.

Dunia politik pun mulai mengalami pergeseran, seperti cara kampanye melalui so­sial media. perang tweet (tweet war) dan perang tanda pagar (ta­gar) menjadi keriuhan tersendiri, terutama di ta­hun politik dan masa kampanye.

Keriuhan yang terjadi di media sosial tidak kalah seru dengan kampanye akbar di lapangan.

Dunia pendidikan pun me­ng­alami disrupsi akibat digitalisasi, dimana para pengajar da­pat menyampaikan materinya secara online melalui email atau WAG (Whats­app Group).

Bahkan Badan Pusat Statistik (BPS) pun menyi­kapi era disrupsi ini dengan melakukan inovasi seperti menerapkan pengumpulan data dengan menggunakan Computer‑Assisted Personal Interviewing (CAPI), dimana selama ini menggunakan metode kon­vensional menggunakan kuesioner dan pensil yang disebut PAPI (Paper And Pencil Inter­view­ing).

Halaman
1234
Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved