Berita OKI

Berkah Panen Raya di Lubuk Seberuk OKI, Cerita Buruh Serabutan Kumpulkan Cuan dari Ojek Gabah

Panen raya padi di Desa Lubuk Seberuk Kecamatan Lempuing OKI membawa berkah bagi para tukang ojek gabah, bisa kumpulkan cuan Rp 3 juta semingguan.

Penulis: Nando Davinchi | Editor: tarso romli
sripoku.com/nando
OJEK GABAH - Tukang ojek sedang mengangkut gabah dengan motornya di area sawah di Desa Lubuk Seberuk, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten OKI, Sumatewra Selatan. 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG –  Hamparan padi seluas 150 hektare yang menguning di Desa Lubuk Seberuk, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, membawa berkah tersendiri.

Musim panen raya di pertengahan November 2025 tidak hanya membuat petani sumringah karena tingginya harga gabah, namun menjadi ladang rezeki bagi puluhan pekerja serabutan yang mendadak beralih profesi jadi pengangkut gabah atau Tukang ojek gabah.

Salah satunya Sarman. Pria yang sehari-hari bekerja serabutan mengaku sangat terbantu dengan datang musim panen. 

Bersama belasan rekannya, ia sibuk mengangkut karung-karung padi di tengah sawah menuju pengepul.

"Di saat panen tiba kami ada penghasilan tambahan dan menjadi lahan bagi kami mencari rezeki," kata Sarman dihubungi pada Minggu (23/11/2025) siang.

Sarman menceritakan, para ojek gabah ini sebenarnya memiliki latar belakang pekerjaan berbeda-beda. 

"Macam-macam latar belakang kami, ada yang berprofesi sebagai buruh bangunan, penjaga ternak, hingga petani sayuran. Namun, setiap panen raya kami menjadi tukang ojek gabah," sebutnya.

Sarman mengaku, taif jasa angkut satu rit gabah, dipatok Rp 10.000 hingga 15.000 per karung dengan berat sekitar 100 kilogram.

Tarif ini, sudah disepakati bersama dengan pemilik gabah sebelumnya.

Hasilnya pun cukup menggiurkan. Dalam setengah hari saja para tukang ojek motor bisa mengangkut puluhan karung.

"Kalau sehari rata-rata dapat 35 karung dan penghasilan sekitar Rp 350.000. Musim panen sudah berlangsung sekitar semingguan ini dan saya total sudah dapat angkut 300 karung," ungkapnya.

Sarman memprediksi, musim panen masih akan berlangsung beberapa hari lagi ke depan, mengingat luasnya lahan yang belum dipanen.

"Dengan luasan mencapai ratusan hektar, maka kami senang masih bisa dapat penghasilan tambahan," imbuhnya.

Kebahagiaan tidak hanya milik penyedia jasa angkut. Nopri salah seorang petani setempat, mengaku bersyukur karena harga gabah saat ini terbilang tinggi di atas Rp 6.500 per kilogram.

"Alhamdulillah seminggu ini harga gabah semakin mahal. Pendapatan satu hektare sawah dapat 60 karung ukuran 100 kilogram," urai Warsono.

Dengan begitu, ia mengkalkulasi hasil panen meningkat dibanding musim sebelumnya.

Pendapatan kotor petani bisa mencapai angka yang fantastis.

"Pendapatan kotor lumayan tinggi mencapai Rp 40.000.000 per hektare. Tetapi belum dipotong untuk ongkos operasional produksi padi," jelasnya.

Dikonfirmasi terpisah penyuluh pertanian Desa Lubuk Seberuk, Priyo menjelaskan adanya panen serentak di lahan seluas kurang lebih 150 hektare pada bulan ini.

"Sudah beberapa lokasi yang panen, tapi masih banyak juga yang belum dan dalam waktu dekat segera dipanen sawahnya," ujar Priyo.

Priyo tidak menampik ada kendala teknis di lapangan. Selama proses tanam seperti gangguan hama tikus dan ulat penggerek batang sempat menyerang menyebabkan volume hasil padi sedikit berkurang.

Namun, hal tersebut tidak mengurangi euforia panen raya.

"Berkurangnya hasil dari sawah tidak mengurangi kebahagiaan petani. Kami petugas pertanian juga rutin mengecek kondisi sawah petani,"

"Kalau ada keluhan, petani langsung bertanya dengan kami, makanya permasalahan di lapangan dapat segera teratasi," pungkasnya.

Simak berita menarik lainnya di sripoku.com dengan mengklik Google News.

Baca juga: Balapan Liar di Tanjung Senai Ogan Ilir Berlangsung hingga Malam Hari, Ganggu Pengguna Jalan

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved