Breaking News

Modul Ajar

CONTOH Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 12 SMA, Unit 3 Hortatory Exposition: Netiquette

Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 12 SMA Unit 3 Hortatory Exposition: Netiquette

Ilustrasi
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS - Ilustrasi. CONTOH Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 12 SMA, Unit 3 Hortatory Exposition Netiquette 

SRIPOKU.COM - Berikut referensi Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 12 SMA Semester 1 dan 2 yang merupakan kurikulum terbaru.

Berdasarkan buku teks pelajaran Bahasa Inggris Kelas 12 SMA Semester 1 dan 2 Kurikulum Merdeka terdapat 4 Bab materi yang nantinya akan di pelajari, diantaranya yaitu sebagai berikut.

Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 12 SMA Unit 3 Hortatory Exposition: Netiquette

Baca juga: CONTOH Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 12 SMA, Unit 2 Argumentative Text

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS
UNIT: 3. HORTATORY EXPOSITION: NETIQUETTE

A.    IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah    :    .....................................................................................
Nama Penyusun    :    .....................................................................................
Mata Pelajaran    :    Bahasa Inggris
Fase / Kelas /Semester    :     F / XII / Genap
Alokasi Waktu     :    4 Pertemuan (8 x 45 menit)
Tahun Pelajaran    :    20.. / 20..

B.    IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Peserta didik di kelas XII umumnya telah memiliki dasar pemahaman tentang teks eksposisi dari jenjang sebelumnya, namun mungkin belum spesifik pada hortatory exposition. Pengetahuan awal mereka tentang "netiquette" kemungkinan besar bersifat informal, berasal dari pengalaman pribadi berinteraksi di dunia maya. Minat peserta didik terhadap topik ini cenderung tinggi karena relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka sebagai digital native. Latar belakang penggunaan internet dan media sosial yang beragam akan memengaruhi kedalaman pemahaman awal mereka. Kebutuhan belajar yang mungkin muncul adalah pemahaman struktur teks, ciri kebahasaan, dan kemampuan untuk menyampaikan argumen persuasif secara efektif.

C.    KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Materi Hortatory Exposition: Netiquette termasuk dalam jenis pengetahuan konseptual, prosedural, dan metakognitif, serta pengembangan keterampilan berbahasa (menulis, berbicara, membaca, menyimak). Topik "Netiquette" sangat relevan dengan kehidupan nyata peserta didik yang aktif menggunakan internet dan media sosial, membantu mereka menjadi warga digital yang bertanggung jawab. Tingkat kesulitan materi ini moderat, di mana pemahaman dasar struktur teks mudah dipahami, tetapi penyusunan argumen persuasif yang kuat memerlukan latihan dan penalaran kritis. Struktur materi akan dimulai dari pemahaman fungsi sosial, struktur teks, ciri kebahasaan, analisis contoh, hingga produksi teks hortatory exposition. Integrasi nilai dan karakter yang kuat adalah kejujuran, tanggung jawab, saling menghargai, berpikir kritis, dan komunikasi efektif.

D    DIMENSI LULUSAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran Unit 3 ini, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis isu-isu terkait netiquette dan mengembangkan argumen logis untuk mendukung sudut pandang mereka.
Komunikasi: Peserta didik mampu menyampaikan ide, argumen, dan rekomendasi secara lisan maupun tertulis dengan jelas, persuasif, dan efektif dalam bahasa Inggris.
Kewargaan: Peserta didik menyadari pentingnya etika dalam berinteraksi di dunia maya dan berperan aktif sebagai warga digital yang bertanggung jawab.
Kreativitas: Peserta didik mampu menyajikan gagasan dan argumen dalam bentuk hortatory exposition dengan cara yang inovatif dan menarik.

DESAIN PEMBELAJARAN

A.    CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) NOMOR : 32 TAHUN 2024
Pada akhir Fase F, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan visual dalam berbagai jenis teks dengan berbagai macam topik kontekstual untuk berkomunikasi sesuai dengan situasi, tujuan, dan target pemirsa/pembacanya. Peserta didik memproduksi teks lisan, tulisan dan visual dalam bahasa Inggris yang terstruktur dengan kosakata yang lebih beragam untuk berdiskusi dan menyampaikan keinginan/perasaan/pendapat. Peserta didik memahami teks lisan, tulisan, dan visual untuk mempelajari sesuatu/mendapatkan informasi dan untuk hiburan. Pemahaman mereka terhadap teks semakin mendalam. Keterampilan inferensi tersirat ketika memahami informasi, dan kemampuan evaluasi berbagai jenis teks dalam bahasa Inggris sudah berkembang.
Capaian Pembelajaran setiap elemen mata pelajaran Bahasa Inggris adalah sebagai berikut.
Elemen
Capaian Pembelajaran
Menyimak-Berbicara (Listening-Speaking)
Peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan guru, teman sebaya dan orang lain dalam berbagai macam situasi dan tujuan. Peserta didik menggunakan dan merespons pertanyaan terbuka dan menggunakan strategi untuk memulai, mempertahankan dan menyimpulkan percakapan, dan diskusi. Peserta didik memahami dan mengidentifikasi ide utama dan detail relevan dari teks lisan dalam diskusi atau presentasi mengenai berbagai macam topik. Peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk menyampaikan opini terhadap isu sosial dan untuk membahas minat, perilaku, dan nilai-nilai lintas konteks budaya yang dekat dengan kehidupan mereka. Peserta didik memberikan dan mempertahankan pendapatnya, membuat perbandingan dan mengevaluasi perspektifnya. Peserta didik menggunakan strategi koreksi dan perbaikan diri, dan menggunakan elemen nonverbal (gestur, kecepatan bicara dan/atau nada suara) untuk dapat memperkuat/mendukung pesan/informasi/pendapat yang ingin disampaikan.
(Students use English to communicate with teachers, peers and others in a range of settings and for a range of purposes. They use and respond to open ended questions and use strategies to initiate, sustain and conclude conversations and discussion. They understand and identify the main ideas and relevant details in oral texts of discussions or presentations on a wide range of topics. They use English to express opinions on social issues and to discuss youth-related interests, behaviors and values across cultural contexts. They give and justify opinions, make comparisons and evaluate perspectives. They employ self-correction and selfrepair strategies, and use nonverbal elements (gestures, speed and/or pitch) to strengthen/support the message/information/opinion being conveyed.)
Membaca-Memirsa (Reading-Viewing)
Peserta didik membaca dan merespons berbagai jenis teks secara mandiri. Peserta didik membaca untuk mempelajari sesuatu dan membaca untuk hiburan. Peserta didik mencari, membuat sintesis dan mengevaluasi detil spesifik dan inti dari berbagai jenis teks. Teks ini dapat berbentuk cetak atau digital, termasuk di antaranya teks visual, multimodal atau interaktif. Peserta didik menunjukkan pemahaman terhadap ide pokok, isu-isu atau pengembangan plot dalam berbagai jenis teks. Peserta didik mengidentifikasi tujuan penulis dan melakukan inferensi untuk memahami informasi tersirat dalam teks.
(Students independently read and respond to a wide range of texts. They read to learn and read for pleasure. They locate, synthesize and evaluate specific details and gist from a range of text genres. These texts might be in the form of print or digital texts, including visual, multimodal or interactive texts. They demonstrate an understanding of the main ideas, issues or plot development in a range of texts. They identify the author’s purpose and make inference to comprehend implicit information in the text.)
Menulis-Mempresentasikan (Writing-Presenting)
Peserta didik menulis berbagai jenis teks fiksi dan faktual (nonfiksi) secara mandiri, menunjukkan pemahaman mereka terhadap tujuan dan target pembaca/pemirsa. Peserta didik merencanakan, menuliskan, mengulas, dan merevisi teks dengan menunjukkan strategi koreksi diri dalam kaidah menulis. Peserta didik menyampaikan ide kompleks dan menggunakan berbagai kosakata dan tata bahasa yang beragam dalam tulisannya. Peserta didik menyajikan informasi menggunakan berbagai moda presentasi dalam bentuk cetak dan digital untuk menyesuaikan dengan pemirsa dan untuk mencapai tujuan yang berbedabeda.
(Students independently write an extensive range of fictional and factual (nonfiction) text types, showing an awareness of purpose and audience. They plan, write, review and revise texts with some evidence of self-correction strategies in writing conventions. They express complex ideas and use a wide range of vocabulary and verb tenses in their writing. They present information using different modes of presentation in print and digital forms to suit different audiences and to achieve different purposes.)

B.     LINTAS DISIPLIN ILMU
Materi Hortatory Exposition tentang Netiquette memiliki relevansi dengan beberapa disiplin ilmu lain, antara lain:
Pendidikan Kewarganegaraan: Konsep hak dan kewajiban warga digital, etika bermedia sosial, dan pentingnya menjaga harmoni di dunia maya.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK): Pemahaman tentang dampak positif dan negatif teknologi, serta penggunaan fitur-fitur media sosial secara bijak.
Sosiologi: Analisis fenomena sosial di dunia maya, interaksi antarindividu, dan pembentukan komunitas daring.
Psikologi: Pemahaman tentang dampak psikologis dari perilaku daring, seperti cyberbullying atau penyebaran hoaks.

C.     TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
Melalui aktivitas menyimak dan membaca teks, peserta didik mampu mengidentifikasi fungsi sosial dan struktur umum (thesis, arguments, recommendation) dari teks hortatory exposition tentang netiquette dengan tepat.
Setelah menganalisis contoh teks, peserta didik mampu menemukan ciri kebahasaan (e.g., modals, action verbs, thinking verbs, technical terms) yang digunakan dalam hortatory exposition dengan cermat.
Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
Diberikan berbagai isu terkait etika digital, peserta didik mampu mengembangkan ide-ide utama dan argumen pendukung untuk menyusun teks hortatory exposition tentang netiquette secara kreatif.
Dengan berdiskusi dalam kelompok, peserta didik mampu menyusun kerangka teks hortatory exposition dengan memperhatikan struktur dan ciri kebahasaan secara kolaboratif.
Pertemuan 3 (2 x 45 menit)
Berdasarkan kerangka yang telah dibuat, peserta didik mampu menulis draf teks hortatory exposition tentang pentingnya netiquette dengan menggunakan tata bahasa dan kosakata yang sesuai.
Melalui kegiatan peer-editing, peserta didik mampu merevisi dan menyunting draf teks hortatory exposition teman sebayanya untuk meningkatkan kualitas tulisan dengan kritis.
Pertemuan 4 (2 x 45 menit)
Setelah penyempurnaan draf, peserta didik mampu mempresentasikan teks hortatory exposition yang telah ditulis secara lisan di depan kelas dengan percaya diri dan persuasif.
Dengan refleksi dan umpan balik, peserta didik mampu menilai pentingnya penerapan netiquette dalam kehidupan sehari-hari dan berkomitmen untuk menjadi warga digital yang bertanggung jawab.

D.    TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Topik pembelajaran kontekstual akan berpusat pada berbagai aspek "Netiquette" yang relevan dengan pengalaman peserta didik, antara lain:
Cyberbullying: Pentingnya komunikasi positif dan menghindari cyberbullying.
Privacy and Security: Etika menjaga privasi diri dan orang lain di dunia maya.
Hoax and Misinformation: Pentingnya memeriksa fakta sebelum berbagi informasi.
Digital Footprint: Kesadaran akan jejak digital dan reputasi online.
Online Communication Etiquette: Penggunaan bahasa yang sopan dan santun dalam berkomunikasi daring.
Copyright and Plagiarism: Etika dalam menggunakan konten digital.

E.    KERANGKA PEMBELAJARAN
1. PRAKTIK PEDAGOGIK
Model Pembelajaran: Project-Based Learning (PBL) dan Genre-Based Approach (GBA). PBL akan mendorong peserta didik untuk menghasilkan produk (teks dan presentasi hortatory exposition), sementara GBA akan fokus pada pemahaman fungsi sosial, struktur, dan ciri kebahasaan teks.
Strategi Pembelajaran: Collaborative Learning (e.g., Group work, Think-Pair-Share), Inquiry-Based Learning (mendorong peserta didik untuk bertanya dan mencari tahu), dan Presentation.
Metode Pembelajaran: Diskusi kelompok, analisis teks, brainstorming, menulis draf, peer-editing, presentasi, dan refleksi.
2. KEMITRAAN PEMBELAJARAN
Lingkungan Sekolah: Guru Bimbingan Konseling (BK) untuk isu-isu etika digital dan cyberbullying, Guru TIK untuk pemanfaatan teknologi, pustakawan untuk sumber belajar.
Lingkungan Luar Sekolah: Mengundang praktisi atau narasumber (misalnya dari Kominfo atau pegiat literasi digital) untuk memberikan wawasan tambahan tentang etika digital (jika memungkinkan).
Masyarakat: Mengajak peserta didik untuk mengamati fenomena etika digital di lingkungan sekitar mereka dan menemukan masalah yang relevan untuk diangkat dalam teks.
3. LINGKUNGAN BELAJAR
Ruang Fisik: Ruang kelas yang fleksibel untuk diskusi kelompok, dilengkapi proyektor/layar interaktif, dan akses internet.
Ruang Virtual: Google Classroom sebagai Learning Management System (LMS) untuk berbagi materi (dari buku BG 12 dan BS 12 yang diunggah), mengumpulkan tugas, memberikan umpan balik, dan sebagai forum diskusi asinkron.
Budaya Belajar: Budaya diskusi yang aktif dan konstruktif, saling menghargai pendapat, berani bertanya dan berargumen, serta bertanggung jawab terhadap tugas individu maupun kelompok. Mendorong digital citizenship.
4. PEMANFAATAN DIGITAL
Pemanfaatan Perpustakaan Digital: Mengakses artikel, jurnal, atau video tentang netiquette dari sumber-sumber online yang kredibel.
Forum Diskusi Daring: Menggunakan Google Classroom atau platform lain untuk diskusi teks hortatory exposition, berbagi ide, dan memberikan masukan pada draf tulisan.
Kahoot!/Quizizz: Untuk kuis interaktif yang menguji pemahaman kosakata atau struktur teks.
Mentimeter: Untuk polling pendapat tentang isu-isu netiquette atau sebagai alat brainstorming ide secara anonim.
Google Classroom: Sebagai platform utama untuk distribusi materi (termasuk halaman relevan dari BG 12 dan BS 12), pengumpulan tugas, dan komunikasi antara guru dan peserta didik.
YouTube/Video Edukasi: Menonton video pendek tentang etika digital atau contoh hortatory exposition.

F.    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
KEGIATAN PENDAHULUAN (JOYFUL LEARNING, MINDFUL LEARNING)
Pembukaan dan Salam: Guru menyambut peserta didik dengan hangat dan menciptakan suasana yang menyenangkan.
Apersepsi (Mindful Learning): Guru menampilkan gambar/video singkat tentang situasi umum di media sosial (positif dan negatif, misal: viral challenge vs. cyberbullying). Peserta didik diajak merefleksikan pengalaman mereka.
Diferensiasi Konten: Guru dapat menyediakan beberapa opsi gambar/video yang berbeda, sesuai dengan minat visual peserta didik.
Motivasi (Joyful Learning): Guru memutarkan lagu atau jingle singkat tentang pentingnya etika digital atau memulai dengan sebuah ice-breaking game terkait komunikasi online.
Penyampaian Tujuan (Mindful Learning): Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas, mengaitkan pentingnya netiquette dengan pengalaman pribadi peserta didik.
Asesmen Awal (Diagnostik): Guru mengajukan pertanyaan lisan singkat atau menggunakan polling di Mentimeter tentang pemahaman awal mereka tentang "netiquette" atau pengalaman mereka berinteraksi di media sosial.
Diferensiasi Proses: Bagi peserta didik yang kurang nyaman berbicara, dapat menjawab melalui polling anonim.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved