Liputan Khusus

Cerita Petugas Kebersihan Sampah di Palembang, Imbau Warga Tak Buang Sampah Sembarangan

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang Kemas Haikal memastikan kesejahteraan petugas kebersihan.

Penulis: wartawansripo | Editor: tarso romli
sripoku.com/syahrul Hidayat
PINDAHKAN SAMPAH - Seorang petugas kebersihan di Kota Palembang berjibaku memindahkan sampah rumah tangga dari depo TPS Silaberanti ke atas truk, Kamis (20/11/2025). Setiap hari, para pahlawan kebersihan ini mengangkut berton-ton limbah demi menjaga kebersihan Kota Pempek. Mereka cuma meminta masyarakat tak buang sampah sembarangna. 

Selain dengan sampah-sampah, Deddy dan rekannya, Rafiq, juga harus berdamai dengan cuaca.

Hujan membuat beban sampah bertambah berat karena basah, sementara panas terik membakar kulit.

Sakit meriang sudah jadi makanan sehari-hari yang mereka anggap biasa.

Lebih getir lagi saat Hari Raya tiba. Ketika warga Palembang berkumpul bersama keluarga menyantap ketupat dan pempek, mereka justru lembur di jalanan karena volume sampah bakal melonjak drastis.

“Ya gimana lagi, sudah tugas demi Palembang bersih. Walaupun susah hati, kami tetap semangat. Keluarga pun sudah maklum,” ungkap Rafiq dengan nada tegar.

Di balik kerja keras tim yang terdiri dari satu sopir dan tiga kernet ini, ada satu hal yang kerap memicu kejengkelan, yakni perilaku warga yang membuang sampah sembarangan.

“Harapan kami ke warga, buanglah sampah di sini (TPS), jangan sembarangan. Apapun sampahnya pasti kami angkut,” tegas Deddy.

Ia kemudian menambahkan dengan nada gurauan, “Asal jangan tebangan pohon utuh yang dibuang di sini.”

Soal jam kerja mereka jauh dari kata normal. Dimulai sejak pukul 07.00 pagi, seringkali mereka baru bisa melepas lelah sekitar pukul 23.00 malam.

Namun, tantangan terberat saat ini bukan hanya bau sampah, melainkan sulitnya mendapatkan bahan bakar solar.

Rafiq, sang sopir truk, menumpahkan keluh kesahnya. Seringkali energi mereka habis bukan karena bekerja, melainkan karena mengantre BBM.

“Kami seharian kerja angkut sampah, selesai itu harus isi BBM solar dan antre kadang sampai larut malam. Kapan lagi kami istirahat?” keluh Rafiq.

Tak jarang, saat giliran tiba, solar habis, memaksa mereka merogoh kocek membeli eceran demi tugas tuntas.

“Kalau bisa, truk sampah ini dapat prioritas untuk beli solar,” harapnya penuh penekanan.

Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Palembang Kemas Haikal memastikan kesejahteraan petugas kebersihan.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved