Berita Palembang

Kasus Influenza di Sumsel Melonjak, Ahli Mikrobiologi Sebut Efek Pergantian Musim Bukan Virus Corona

Kasus influenza atau flu dilaporkan meningkat di berbagai daerah, termasuk di Sumatera Selatan.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Andika Wijaya
KASUS INFLUENZA MENINGKAT- Ahli Mikrobiologi Prof. Dr. dr. H. Yuwono, M. Biomed. Ahli Mikrobiologi Prof. Dr. dr. H. Yuwono, M. Biomed., menanggapi kekhawatiran masyarakat terkait merebaknya penyakit flu yang dikhawatirkan mirip dengan Covid-19. Menurutnya, peningkatan kasus flu tahun ini terjadi lebih awal dibandingkan biasanya bukan karena virus corona. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG- Kasus influenza atau flu dilaporkan meningkat di berbagai daerah, termasuk di Sumatera Selatan. Namun masyarakat diminta tidak panik, karena peningkatan kasus ini bukan disebabkan oleh varian baru virus corona, melainkan oleh virus influenza yang umum menyerang saat pergantian musim.

Hal ini disampaikan oleh Ahli Mikrobiologi Prof. Dr. dr. H. Yuwono, M. Biomed., menanggapi kekhawatiran masyarakat terkait merebaknya penyakit flu yang dikhawatirkan mirip dengan Covid-19.

"Sekarang ini memang banyak masyarakat terserang influenza. Tapi ini bukan corona, bukan virus baru. Influenza ya virus influenza, berbeda dengan virus corona,” kata Prof. Yuwono, Selasa (28/10/2025). 

Menurutnya, peningkatan kasus flu tahun ini terjadi lebih awal dibandingkan biasanya.

Biasanya puncaknya itu akhir Oktober atau awal November. Tapi tahun ini sudah mulai tinggi sejak awal Oktober. Mungkin yang beredar sekarang tipe H3N2 atau varian influenza lainnya. 

Yuwono menambahkan, fenomena meningkatnya kasus flu juga sedang terjadi di beberapa negara lain seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia.

Munculnya lebih dini diperkirakan terkait dengan perubahan iklim global dan kondisi lingkungan, termasuk interaksi virus dengan hewan ternak.

Meskipun virus influenza lebih mudah menyebar di negara empat musim saat musim gugur dan dingin, Indonesia tetap perlu waspada karena kondisi cuaca yang tidak menentu dan masa pancaroba yang sedang berlangsung.

"Kita di Indonesia tidak punya empat musim, tapi pancaroba ini yang sering bikin daya tahan tubuh menurun. Apalagi suhu sekarang tidak menentu ada daerah yang kering sampai kebakaran, ada juga yang dilanda hujan,” katanya.

Namun Yuwono menegaskan bahwa strain virus influenza yang beredar di Indonesia saat ini tergolong ringan. Yang beredar di Indonesia bukan galur yang ganas. 

"Masalah kita lebih pada daya tahan tubuh masyarakat, terutama karena faktor gizi, diabetes, dan penyakit metabolik lainnya,” jelasnya.

Untuk mencegah penularan influenza, Prof. Yuwono menekankan pentingnya dua hal utama yaitu menjaga kebersihan pribadi (personal hygiene) dan sanitasi lingkungan.

"Yang penting itu dua, kebersihan pribadi dan sanitasi. Bukan soal rumahnya bagus atau tidak, tapi bersih. Lalu cuci tangan, mandi teratur, bersihkan kuku dan pakaian, itu sudah bagian dari pencegahan,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan agar pemerintah dan media kembali menggiatkan edukasi publik tentang kebersihan seperti yang dilakukan saat masa pandemi Covid-19.

"Dulu waktu Covid ramai, kampanye cuci tangan dan kebersihan. Tapi setelah lewat, seakan hilang. Padahal itu penting dilakukan terus-menerus,” katanya.

Selain itu, Yuwono berharap program peningkatan gizi masyarakat juga berjalan beriringan dengan edukasi kebersihan.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved