Oknum Guru Tuduh Siswa Narkoba

Ketua PGRI Sebut Polemik Guru dan Orangtua di SMKN 7 Palembang Cuma Miskomunikasi

Ketua PGRI Kota Palembang Ahmad Zulinto menyebut polemik guru dengan salah seorang wali siswa SMKN 7 Palembang

Editor: Yandi Triansyah
handout
FOTO BERSAMA - Dua dari kanan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Palembang, Ahmad Zulinto saat mengunjungi secara langsung ke SMK Negeri 7 Palembang, Rabu (15/10/2025). 

Setelah itu, Maya mengaku tidak lagi menindaklanjuti sampai pada Senin, 15 September 2025, saat wali kelas membawa siswa tersebut ke ruangannya.

"Di ruangan saya ada saksi, Pak Rohmansyah dan Pak Lukman. Wali kelas bilang anak ini bersama siswa lain membeli obat terlarang. Saya tanya, apa benar kamu beli narkoba, dan anak itu menjawab "iya bu," kata Maya saat menceritakan ulang kejadiannya. 

Namun, karena masih bingung dengan versi cerita yang berbeda, Maya mengaku sempat merekam percakapan dengan siswa tersebut untuk memastikan kebenarannya.

"Namun rekaman itu saya simpan pribadi, tidak saya sebarkan. Hanya untuk mencari kejelasan,” katanya.

Lalu, beberapa hari kemudian, tepatnya 18 September 2025, Maya mendapat informasi dari Wakil Kepala Kesiswaan bahwa kasus tersebut telah diselesaikan oleh kepala sekolah.

“Anak tersebut diperbolehkan sekolah kembali, tapi mendapat poin pelanggaran 99 persen. Kalau satu kali lagi melanggar, langsung dikembalikan ke orang tua,” ucapnya.

Maya kemudian kembali menemukan bahwa siswa tersebut dua kali tidak hadir tanpa keterangan (alpa). Ia pun melaporkan hal itu ke Waka Kesiswaan.

“Wali kelas bilang anak itu izin terlambat karena ambil ijazah, tapi guru yang mengajar tidak dikonfirmasi. Selain itu, pada 23 September anak tersebut tidak ikut ujian MID Semester dan nilainya nol,” kata Maya.

Namun, wali kelas kemudian mengatakan bahwa masalah narkoba sudah dianggap selesai dan siswa tidak terbukti terlibat.

“Saya jawab, ya sudah, tapi saya punya rekaman percakapan itu. Dari situ mulai muncul ketegangan,” katanya.

Kemudian pada Jumat, 26 September 2025, orang tua siswa datang ke bengkel TSM dan sempat membawa beberapa orang yang merekam kejadian.

"Saya tanya, kenapa divideokan? Mereka bilang karena pihak sekolah juga memvideokan anak mereka. Saya kaget dan menjelaskan bahwa rekaman yang saya buat hanya untuk mencari kebenaran, bukan untuk disebarkan,” kata Maya.

Perdebatan pun terjadi dan terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial.

“Padahal saya sudah minta maaf di ruang kepala sekolah, dan bahkan poin pelanggaran anak itu sudah dihapus menjadi nol persen,” katanya.

Keesokan harinya, Sabtu, 27 September 2025, Maya bersama kepala sekolah, waka humas, dan wali kelas bahkan sudah datang ke rumah siswa untuk meminta maaf.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved