Dokter di Sekayu Alami Kekerasan
8 Fakta Kasus Dokter Syahpri yang Dipaksa Buka Masker, Dikenal Sabar, Pasien Ciut Pasca Dilaporkan
Kasus Dokter Syahpri yang diserang oleh keluarga pasien pun hingga kini masih menjadi sorotan serius.
Penulis: Shafira Rianiesti Noor | Editor: pairat
SRIPOKU.COM - Berikut fakta-fakta kasus Syahpri yang dipaksa pasien VVIP lepas masker.
Kasus Dokter Syahpri yang diserang oleh keluarga pasien pun hingga kini masih menjadi sorotan serius.
Bahkan di media sosial tampak terlihat dukungan penuh untuk Dokter Syahpri.
Kejadian ini bermula melalui video yang viral, memperlihatkan Dokter Syahpri tengah menangani keluarga pasien.
Dalam rekaman tersebut, terlihat keluarga pasien meminta dokter melepas masker yang dikenakannya.
Namun, sang dokter menolak dengan alasan mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit yang mengharuskan tenaga kesehatan tetap memakai masker saat menjalankan tugas.
Situasi memanas ketika diduga salah satu anggota keluarga pasien memegang bagian belakang leher dokter sambil memaksa membuka masker.
Pada akhirnya, dokter tersebut terlihat membuka maskernya, meskipun masih tampak ada tekanan dari pihak keluarga.

Baca juga: TAMPANG Ismet Syahputra Keluarga Pasien yang Paksa Buka Masker Dokter Syahpri, Kini Minta Maaf
Dirangkum Sripoku.com, berikut fakta-fakta kasus Dokter Syahpri :
1. Sesuai SOP
Saat dipaksa oleh keluarga pasien, Dokter Syahpri tegas menolak lantaran menyebut SOP rumah sakit yang berlaku.
Rumah sakit yang mengharuskan tenaga kesehatan tetap memakai masker saat menjalankan tugas.
2. Dikenal Subspesialis yang taat
Dari komentar warganet lantaran videonya viral, ada yang mengenalnya dan sosok dokter itu dikenal sebagai dokter yang baik.
Bahkan mayoritas warganet memberikan dukungan kepada dokter tersebut.
Mayoritas menyayangkan tindakan memaksa yang dilakukan terhadap dokter sebagai tenaga kesehatan tersebut.
Akun @Apri Yanti menulis, “Setiap tindakan pasti ada SOP. Walaupun kita punya keinginan, kita juga harus mengikuti prosedur. Sangat disayangkan tindakan itu, padahal bisa dikomunikasikan dengan baik.”
Sementara akun @Ardie Bewe berkomentar, “Dokter itu benar, RSUD harus klarifikasi. Tidak boleh dokter dipaksa membuka masker saat bekerja, apalagi dengan cara seperti itu.”
Akun lainnya, @Iin Parlina, menegaskan, “Saya tahu dr. Syafri, beliau subspesialis. Dokternya baik, sekolahnya jelas. Tolak segala bentuk ketidaksopanan dan kekerasan terhadap tenaga kesehatan.”
3. Punya gelar mentereng
Dokter tersebut bernama Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, FINASIM, dokter RSUD Sekayu, Sumatera Selatan.
Dokter Syahpri Putra Wangsa menuai pujian karena begitu sabar menghadapi sikap arogan keluarga pasien.
Faktanya, Dokter Syahpri Putra Wangsa bukan sosok sembarangan.
Di tahun 2024 ia meraih resmi mendapat gelar sebagai Dokter Konsultan di bidang Nefrologi.
Dokter Konsultan biasanya merujuk pada dokter spesialis yang memiliki keahlian mendalam di bidang tertentu dan berperan sebagai narasumber atau penasehat medis untuk pasien maupun tenaga medis lainnya.
Sedangkan Nefrologi adalah cabang ilmu kedokteran yang khusus mempelajari fungsi ginjal, penyakit ginjal, dan terapi terkait.
4. Laporkan keluarga pasien
Dikutip dari akun TikTok @plgkehilangan pada Rabu (13/8/2025), dokter Syahpri didampingi tim dokter RSUD Sekayu Muba melaporkan kejadian tersebut ke SPKT Polres Muba.
Pemilik nama asli dr. Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, K-GH, FINASIM, itu tampak tenang dan meleparkan senyum ke kamera.
Menggunakan kemeja hitam, dr Syahpri hanya mengacungkan jempol ke kamera dan menyebut semua aman.
"Aman, aman InyaAllah aman," ujarnya.
Hingga kini belum diketahui runut awal permasalahan di antara dokter dan keluarga pasien.
Diwawancarai Sripoku.com, dokter Syahpri mengaku sudah melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polres Muba.
"Saya mewakili naker seluruh Indonesia jangan sampai ada Syahpri Syahpri yang lain," kata dia.
Menurut dia, dengan terjadinya kejadian yang menimpanya harus diambil tindakan tegas.
Sehingga tidak terjadi lagi perbuatan yang serupa terhadap tenaga kesehatan sebab akan membahayakan nakes itu sendiri.
"Perawat, dokter umum bukan hanya dokter subspesialis saja, mereka adalah garda terdepan," kata dia.
Syahpri menjelaskan tidak mudah menjadi seorang dokter mulai dari biayanya, waktu hingga harus berpisah dengan keluarga.
"Kita tunggu saja proses selanjutnya karena sudah dilaporkan ke pihak kepolisian," kata dia.
5. Didampingi IDI Muba
Kejadian ini juga mendapat perhatian serius dari IDI Muba. Ketua Badan Hukum Pembela Profesi dan Advokasi (BHP2A) IDI Muba, dr. Zwesty Devi, MH, menyatakan kecaman keras atas insiden tersebut.
Ia menegaskan bahwa IDI Muba akan memberikan pendampingan hukum penuh kepada dr. Syahpri sebagai bentuk dukungan dan perlindungan terhadap profesi tenaga kesehatan.
Dengan diterimanya laporan ini, Satreskrim Polres Muba kini akan memulai serangkaian penyelidikan untuk mengungkap fakta di balik insiden viral tersebut dan memastikan para pelaku dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai dengan hukum yang berlaku.
6. Bertemu keluarga pasien
Dokter Syahpri yang sebelumnya viral lantaran mengalami kekerasan oleh keluarga pasien, kini kembali dipertemukan dengan keluarga pasien di aula RSUD Sekayu Muba, Rabu (13/8/2025).
Tampak dari pertemuan itu, pria yang mewakili keluarga pasien itu sebelumnya menyampaikan klarifikasinya dan meminta maaf.
Kemudian dokter Syahpri dan pria keluarga pasien itu bersalaman dengan perantara atau ditengahi seseorang pria pakai peci hitam.
7. Keluarga pasien ciut
Di sisi lain, seorang pria perwakilan keluarga pasien, tertunduk dengan raut penyesalan.
Pemandangan di aula RSUD Sekayu, Musi Banyuasin (Muba), pada Rabu (13/8/2025) itu menjadi klimaks dramatis dari sebuah insiden yang viral di media sosial.
Keluarga pasien yang sebelumnya terekam dalam video bersikap intimidatif, kini menyampaikan permohonan maaf secara langsung.
Pria berbaju hitam yang mewakili keluarga pasien, yang dalam video tampak garang, kini hanya bisa terdiam dan sesekali tertunduk.
Namun, di balik jabat tangan itu, sebuah proses hukum telah dimulai dan tak akan berhenti.
8. Alasan pasien minta buka masker
Ismet Syaputra, anak dari pasien yang dirawat, mengaku kecewa karena ibunya yang menderita diabetes komplikasi harus menunggu hingga empat hari untuk mendapat penanganan dari dokter spesialis.
Ibunya, yang masuk rumah sakit pada Jumat, baru bisa bertemu dr. Syahpri pada hari Selasa.
"Kami memilih pelayanan umum atau VIP karena ingin pelayanan maksimal. Kalau dokter tidak ada saat akhir pekan, apa bedanya dengan BPJS?" ujar Ismet, Rabu (13/8/2025).
Kekecewaan memuncak ketika Ismet merasa penjelasan dari pihak medis tidak memuaskan.
Saat ia menanyakan hasil pemeriksaan dahak yang ia klaim sudah ada sejak Sabtu, ia hanya mendapat jawaban untuk bersyukur.
Hal ini yang membuat emosinya tersulut hingga meminta dr. Syahpri untuk membuka masker.
"Saya tersulut emosi dan meminta dokter melepas masker untuk memastikan beliau benar dokter atau bukan," ungkap Ismet.
Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News
TAMPANG Ismet Syahputra Keluarga Pasien yang Paksa Buka Masker Dokter Syahpri, Kini Minta Maaf |
![]() |
---|
'Dokter Apa Bukan' Alasan Keluarga Pasien di Muba Paksa Dokter Syahpri Buka Masker |
![]() |
---|
Jabat Tangan Tak Hentikan Proses Hukum, Di Balik Viralnya Dokter Syahpri dan Keluarga Pasien di Muba |
![]() |
---|
PENGAKUAN Keluarga Pasien di Muba Paksa Buka Masker Dokter, Kecewa 4 Hari Tunggu Layanan VIP |
![]() |
---|
Mendadak Ciut, Keluarga Pasien di Muba Minta Maaf ke Dokter Syahpri Usai Dilaporkan ke Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.