Dokter di Sekayu Alami Kekerasan
PROSES Hukum Sampai Tuntas, IDI Muba Siap Dampingi dr Sapri yang Alami Kekerasan di RSUD Sekayu
IDI Muba menyatakan siap memberikan pendampingan hukum penuh kepada dr. Sapri dan akan mengawal seluruh proses hukum bersama RSUD Sekayu
Penulis: Fajeri Ramadhoni | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM, SEKAYU – Insiden dugaan kekerasan terhadap salah satu dokter di RSUD Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), menuai kecaman keras dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Muba.
Peristiwa ini menjadi sorotan usai video berdurasi 41 detik beredar luas di media sosial dan memicu reaksi publik.
Ketua Badan Hukum Pembela Profesi dan Advokasi (BHP2A) IDI Muba, dr. Zwesty Devi, MH, menyampaikan keprihatinan mendalam atas dugaan tindakan tidak terpuji yang dialami oleh dr. Sapri, dokter yang sedang menjalankan tugasnya di ruang perawatan RSUD Sekayu.
“Tindakan kekerasan terhadap tenaga kesehatan, apalagi secara fisik, tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun,” tegas dr. Zwesty, Rabu (13/8/2025).
Ia menjelaskan, kejadian bermula ketika dr. Sapri tengah memeriksa pasien sambil tetap mengenakan masker sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit.
Namun, tindakan profesional itu justru memicu ketegangan, saat salah satu anggota keluarga pasien diduga melakukan kontak fisik dengan mencoba memaksa dokter membuka maskernya.
Dalam video yang beredar, tampak seorang pria memegang bagian belakang leher sang dokter sambil meminta masker dibuka.
Meski sempat bertahan, dokter akhirnya membuka masker di bawah tekanan situasi.
IDI Muba menyatakan siap memberikan pendampingan hukum penuh kepada dr. Sapri dan akan mengawal seluruh proses hukum bersama RSUD Sekayu serta Dinas Kesehatan Kabupaten Muba.
“Kami akan mengawal proses hukum ini. Dokter adalah garda terdepan layanan kesehatan, bukan objek kekerasan,” tambah dr. Zwesty.
Ia menekankan pentingnya perlindungan hukum bagi tenaga medis, terutama di tengah situasi kerja yang sering kali menuntut kesiapan dan ketenangan dalam kondisi penuh tekanan.
“Kami berharap peristiwa serupa tidak terulang kembali. Dokter harus bisa bekerja dengan tenang tanpa rasa takut akan ancaman atau kekerasan,” ujarnya.
Sebelumnya, peristiwa ini sempat viral usai akun Muba Akor mengunggah video insiden ke media sosial. Publik pun ramai menyuarakan dukungan kepada dokter yang bersangkutan dan mengecam tindakan keluarga pasien yang dianggap tidak sopan dan melanggar etika.
Pihak RSUD Sekayu hingga kini masih menggelar rapat internal untuk menentukan langkah selanjutnya.
Sementara itu, IDI Muba menegaskan bahwa jalur hukum adalah langkah tepat untuk memberikan efek jera dan perlindungan terhadap profesi medis ke depannya.
Tugas IDI
IDI adalah singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Ini adalah organisasi profesi kedokteran di Indonesia yang menaungi seluruh dokter di negara ini. IDI juga merupakan organisasi yang diakui oleh pemerintah dan memiliki peran penting dalam dunia medis di Indonesia.
Sosok Dokter
Sosok dokter di RSUD Sekayu Muba yang diduga alami kekerasan saat bertugas, hingga kini belum tahu identitasnya.
Namun dari komentar warganet lantaran videonya viral, ada yang mengenaonya dan sosok dokter itu dikenal sebagai dokter yang baik.
Bahkan mayoritas warganet memberikan dukungan kepada dokter tersebut.
Mayoritas menyayangkan tindakan memaksa yang dilakukan terhadap dokter sebagai tenaga kesehatan tersebut.
Akun @Apri Yanti menulis, “Setiap tindakan pasti ada SOP. Walaupun kita punya keinginan, kita juga harus mengikuti prosedur. Sangat disayangkan tindakan itu, padahal bisa dikomunikasikan dengan baik.”
Sementara akun @Ardie Bewe berkomentar, “Dokter itu benar, RSUD harus klarifikasi. Tidak boleh dokter dipaksa membuka masker saat bekerja, apalagi dengan cara seperti itu.”
Akun lainnya, @Iin Parlina, menegaskan, “Saya tahu dr. Syafri, beliau subspesialis. Dokternya baik, sekolahnya jelas. Tolak segala bentuk ketidaksopanan dan kekerasan terhadap tenaga kesehatan.”
Viral Dipaksa Buka Masker
Sebuah video berdurasi 41 detik yang memperlihatkan momen di ruang perawatan RSUD Sekayu mendadak viral di media sosial dan memicu reaksi luas dari warganet.
Video tersebut diunggah oleh akun Muba Akor dan menunjukkan insiden saat seorang dokter diperiksa pasien namun kemudian dipaksa untuk membuka masker oleh keluarga pasien.
Dalam rekaman tersebut, terlihat keluarga pasien meminta dokter melepas masker yang dikenakannya.
Namun, sang dokter menolak dengan alasan mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit yang mengharuskan tenaga kesehatan tetap memakai masker saat menjalankan tugas.
Situasi memanas ketika diduga salah satu anggota keluarga pasien memegang bagian belakang leher dokter sambil memaksa membuka masker.
Pada akhirnya, dokter tersebut terlihat membuka maskernya, meskipun masih tampak ada tekanan dari pihak keluarga.
Pihak RSUD Masih Lakukan Rapat Internal
Dikonfirmasi terkait insiden ini, Humas RSUD Sekayu, Dwi Marsilviah, menyatakan bahwa pihak rumah sakit belum dapat memberikan pernyataan resmi karena masih dalam proses pembahasan internal.
“Ada nanti ya, kita masih rapat di RS,” ujarnya singkat, Selasa (12/8/2025).
Kejadian ini kembali mengangkat isu penting mengenai perlindungan tenaga medis saat bertugas.
Banyak pihak berharap, insiden semacam ini tidak terulang dan semua pihak bisa lebih mengedepankan etika serta komunikasi yang baik dalam menghadapi situasi di fasilitas kesehatan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.