HUT RI ke 80
Merawat Tradisi, Merajut Asa Mimpi Para Penjaga Bidar di Sumsel Agar Setenar Pacu Jalur
Deru mesin penghalus kayu berpadu dengan canda tawa di sebuah halaman rumah yang rindang di Desa Simpang Empat
Penulis: Syahrul Hidayat | Editor: Yandi Triansyah
Siangnya, ia curahkan untuk berlatih bersama tim.
Kecintaan Supri pada bidar tumbuh dari bangku penonton. Dulu ia hanya hobi menyaksikan, kini ia menjadi bagian dari denyut nadi perahu itu sendiri.
"Capek tapi asyik," ujarnya sambil tersenyum, menyeka peluh di dahi.
Motivasi mereka bukanlah materi. Bayaran sekitar Rp100.000 untuk tiga hari lomba tentu tak sepadan dengan energi yang terkuras.
Bagi mereka, ada hal yang lebih penting, kekompakan tim, kekuatan tenaga, dan daya tahan napas. Inilah modal utama untuk menaklukkan lintasan.
Namun, tantangan terbesar justru datang dari luar lintasan. "Ombak dari perahu penonton yang terlalu ramai itu tantangan terbesarnya," jelas Supri.
Gelombang yang ditimbulkan perahu-perahu penonton yang merapat terlalu dekat sering kali membahayakan, bahkan berisiko menenggelamkan bidar mereka yang ramping.
Mimpi Setenar Pacu Jalur
Di balik semua kerja keras dan tantangan itu, tersimpan sebuah harapan besar. Supri dan kawan-kawannya tidak hanya ingin menjadi juara.
Mereka bermimpi tradisi bidar bisa terus hidup, berkembang, dan menjadi kebanggaan utama Sumatera Selatan.
"Kami ingin bidar viral seperti Pacu Jalur," ungkap Supri penuh harap.
Ia merujuk pada tradisi serupa di Riau yang telah berhasil menarik perhatian dunia dengan pengelolaan acara yang profesional dan meriah.
Mereka berharap panitia lomba bisa lebih tegas menertibkan penonton dan mengemas acara agar lebih semarak.
Dukungan dari pemerintah, terutama untuk biaya perawatan perahu yang tidak sedikit, juga menjadi dambaan mereka.
Dengan perhatian lebih, mereka yakin bidar di Sumatera Selatan bisa jauh lebih berkembang.
Harapan itu ditutup dengan sebuah permintaan sederhana yang menyiratkan semangat kompetisi yang membara.
"Ya, kami berharap panitia bisa meningkatkan jumlah hadiah juara. Kalau bisa seperti daerah lain, biar kami tambah semangat berpacu," tutup Supri, mewakili suara hati para penjaga tradisi di tepian Sungai Simpang Empat.
Merayakan Kemerdekaan, PPUMI Sumsel Pacu UMKM Perempuan Naik Kelas |
![]() |
---|
Balap Ketek Muba, Ketika Sungai Musi Menjadi Arena Pacu Warisan Budaya |
![]() |
---|
Istri Ferdy Sambo Dapat Remisi Kemerdekaan 9 Bulan, Diklaim Rajin Donor Darah dan Terampil Rajut Tas |
![]() |
---|
Karnaval HUT RI di Banyuasin Dihujani Kostum Unik, Kalifah Tampil Beda Bak Putri Kerajaan |
![]() |
---|
Kalah oleh Pohon 10 Meter, Warga Lubuklinggau Kompak Tebang Pinang dan Bagi Rata Hadiah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.