Bocah 6 Tahun di OKI Ditemukan Tewas

Insting Ibu tak Pernah Salah, Pelajar SD di OKI Mungkin Selamat Jika Sang Bunda Tak Ditahan Keluarga

"Saya sempat mau ikut nyari karena yakin insting ibu ke anaknya itu kuat. Tapi tidak dibolehkan sama keluarga, jadi tunggu di rumah saja,"

|
sripoku.com/yandi triansyah
TAMPAK SEDIH -- Indra dan Melis dijumpai di rumah duka. Orangtua pelajar SD di Desa Menang Raya, Pedamaran, Kabupaten OKI, pelakunya kini sudah ditangkap, Minggu (27/7/2025). 

Kepada polisi, Rozi seakan-akan tidak menyesal telah melakukan perbuatan menghilangkan nyawa seorang bocah.

Ia sudah kenal dengan korban sejak setengah tahun yang lalu dan memang mengincarnya.

"Saya sudah setengah tahun kenal dia, sering ketemu juga," paparnya.

Dikatakan kembali, awal mulanya pelaku mengajak korban untuk membeli ciki (jajanan), setelah itu saya membawanya kedalam hutan (kebun karet).

Menurutnya, alasan melalukan hal tersebut karena sudah lama kepingin menikah.

Namun, ia merasa takut jika berinteraksi dengan wanita dewasa.

"Kalau yang besar tidak sanggup melawannya. Makanya pilih korban wanita yang masih kecil ini," ujarnya.

Seusai melakukan aksinya tersebut, Rozi mengaku meninggalkan lokasi kejadian dan berlari pulang ke rumahnya di Desa Menang Raya.

"Setelah kejadian, saya langsung pulang ke rumah," pungkasnya.

Baca juga: Dua Pekan Sekolah, Rania Pergi Selamanya, Kesedihan Mendalam Selimuti SD Negeri 5 Pedamaran

Curhat pilu guru

Suasana di ruang kelas 1C SD Negeri 5 Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) terasa berbeda pada Senin (28/7/2025) pagi itu.

Ada satu bangku di barisan paling belakang yang kini kosong. Bangku itu milik Rania Dwi Putri, murid berusia 6 tahun yang keceriaannya direnggut secara tragis hanya dua pekan setelah ia pertama kali merasakan bangku sekolah.

Kepergian Rania, yang jasadnya ditemukan di perkebunan karet Desa Pedamaran 5, tidak hanya meninggalkan luka bagi keluarganya, tetapi juga goresan duka yang mendalam di hati para guru dan teman-teman sekelasnya yang baru saja mulai merajut pertemanan.

Fetri Arinda, Wali Kelas 1C, menatap nanar ke arah bangku kosong itu. Baginya, Rania adalah sosok yang istimewa.

Dengan postur tubuh yang sedikit lebih tinggi dan besar dibanding teman-temannya, Rania ditempatkan di barisan belakang. Namun, hal itu tak sedikit pun menghalangi semangat dan keceriaannya.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved