Bocah 6 Tahun di OKI Ditemukan Tewas

Dua Pekan Sekolah, Rania Pergi Selamanya, Kesedihan Mendalam Selimuti SD Negeri 5 Pedamaran

Suasana di ruang kelas 1C SD Negeri 5 Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) terasa berbeda pada Senin (28/7/2025) pagi itu.

Penulis: Nando Davinchi | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Nando Davinchi
TUNJUKAN TEMPAT DUDUK - Wali Kelas 1 C SDN 5 Pedamaran, Fetri Arinda saat menunjukkan bangku sekolah milik korban Rania Dwi Putri (6), Senin (28/7/2025). 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG – Suasana di ruang kelas 1C SD Negeri 5 Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) terasa berbeda pada Senin (28/7/2025) pagi itu.

Ada satu bangku di barisan paling belakang yang kini kosong. Bangku itu milik Rania Dwi Putri, murid berusia 6 tahun yang keceriaannya direnggut secara tragis hanya dua pekan setelah ia pertama kali merasakan bangku sekolah.

Kepergian Rania, yang jasadnya ditemukan di perkebunan karet Desa Pedamaran 5, tidak hanya meninggalkan luka bagi keluarganya, tetapi juga goresan duka yang mendalam di hati para guru dan teman-teman sekelasnya yang baru saja mulai merajut pertemanan.

Fetri Arinda, Wali Kelas 1C, menatap nanar ke arah bangku kosong itu. Baginya, Rania adalah sosok yang istimewa.

Dengan postur tubuh yang sedikit lebih tinggi dan besar dibanding teman-temannya, Rania ditempatkan di barisan belakang. Namun, hal itu tak sedikit pun menghalangi semangat dan keceriaannya.

"Saya masih ingat betul sosoknya. Anaknya sangat ceria dan mudah berbaur dengan teman-teman yang lain," kenang Fetri dengan suara lirih saat ditemui di sekolah.

"Karena tubuhnya yang lebih besar, kami menaruhnya di tempat duduk paling belakang. Tapi semangatnya selalu sampai ke depan."

Selama masa orientasi dan pembelajaran awal yang berlangsung dari pukul 07.30 hingga 09.30 WIB, Fetri melihat Rania sebagai anak yang penuh potensi.

"Orangnya juga rajin belajar dan tidak malu bertanya bila ada yang tidak ia mengerti," tambahnya.

Dua minggu adalah waktu yang sangat singkat. Sebuah periode di mana anak-anak kelas satu baru belajar mengenal nama teman sebangkunya, berbagi bekal, dan tertawa bersama untuk pertama kali.

Namun, takdir berkata lain. Di tengah masa perkenalan yang polos itu, kabar duka datang menghantam.

"Baru dua minggu masuk sekolah, jadi anak-anak baru mau akrab dan saling kenal. Justru di saat itu, Rania menjadi korban pembunuhan," ungkap Fetri, tak mampu menyembunyikan kesedihannya.

Kenyataan pahit ini meninggalkan kebingungan dan rasa kehilangan di benak teman-teman sekelasnya.

Sulit bagi mereka untuk memahami mengapa teman baru mereka yang ceria harus pergi begitu cepat dengan cara yang begitu tragis.

"Makanya teman-temannya merasa sangat kehilangan. Mereka tidak percaya teman yang baru mereka kenal sudah terlebih dahulu meninggal dunia," sambung Fetri.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved