Berita Viral

Nasib dr Astrid, Direktur RSUD Ir Soekarno Dipecat Hilangkan 17 Alat Ventilator Seharga Rp20 Miliar

Keheranannya diungkapkan usai mengkonfirmasi ihwal dicopotnya dr Astrid selaku Direktur RSUD Ir Soekarno Provinsi Babel.

Editor: Fadhila Rahma
bkpsdmd.babelprov.go.id/Dokumentasi dr Ira Ajeng Astried
DIREKTUR RSUD DIPECAT - dr Ira Ajeng Astried saat masih menjabat Direktur RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (RSUD Soekarno Babel). Ia tidak lagi menjabat sebagai pimpinan rumah sakit milik Pemprov Babel tersebut per tanggal 1 Juli 2025. Gubernur Hidayat Arsani resmi nonaktifkan dr Astrid dari jabatan Direktur RSUD Soekarno usai 17 ventilator raib. 

SRIPOKU.COM - Kasus hilangnya 17 unit ventilator di RSUD Ir Soekarno membuat Gubernur Bangka Belitung Hidayat Arsani tak habis pikir.

Keheranannya diungkapkan usai mengkonfirmasi ihwal dicopotnya dr Astrid selaku Direktur RSUD Ir Soekarno Provinsi Babel.

Dia menyebut total nilai ventilator tersebut mencapai Rp20 miliar.

Hingga hari ini, kata Hidayat Arsani, 17 unit ventilator tersebut masih belum ketemu.

"Rumah Sakit turun gara-gara ventilator hilang 17 unit, ini ventilator hilang bagaimana?. Ini menyangkut nyawa manusia, terlebih hingga hari ini tidak ketemu. Hampir Rp 20 Miliar hilang dan sudah satu tahun lebih hilang, kok tidak digarap padahal mesin ini vital," ucap Hidayat Arsani di sela-sela kegiatannya di BLK Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bangka Belitung, Senin (30/6/2025) kemarin.

Dia membenarkan bahwa telah mencopot dr Astrid sebagai Direktur RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno Provinsi Bangka Belitung.

Satu di antara penyebabnya adalah kasus hilangnya ventilator tersebut.

"Hari ini saya nonjobkan direktur rumah sakitnya, sanksi karena ini menyangkut nyawa masyarakat," ujar Hidayat Arsani, Senin (30/6/2025).

Baca juga: Motif Pembunuhan Pria di Gandus Palembang Oleh Oknum Pecatan TNI, Diduga Gegara Dendam Lama Keluarga


Selain kasus ventilator, kini RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno Provinsi Bangka Belitung juga mengalami penurunan klaim BPJS ke tarif C.

"Wajar setiap yang bermasalah dan tidak sesuai, maka akan kita turunkan. Cari yang baru, namanya reformasi. Tidak dengan hati, kita pertahankan dengan akademis. Pemimpin yang benar adalah pemimpin yang harus bertindak tegas, kalau tidak mampu ya mundur," ujarnya.

Hidayat menilai hal ini bukan sekadar kelalaian, melainkan kegagalan dalam menjaga alat vital yang berhubungan langsung dengan keselamatan nyawa manusia.

“Saya resmi menonaktifkan Direktur RSUD. Ini keputusan penting karena menyangkut nyawa masyarakat. Alat bantu pernapasan itu bukan benda biasa,” tegas Hidayat saat menghadiri acara di Balai Latihan Kerja (BLK) Disnaker Provinsi, Senin (30/6/2025).

Ventilator yang hilang tersebut ditaksir bernilai hampir Rp20 miliar. Hidayat menyoroti bahwa dampaknya tidak hanya pada kerugian materiil, tetapi juga menurunkan reputasi rumah sakit yang menjadi rujukan utama di provinsi.

Tak berhenti di situ, RSUD Dr. Soekarno juga diketahui mengalami penurunan status klaim layanan BPJS, dari kategori B menjadi C.

Penurunan ini berdampak pada tarif layanan dan kepercayaan publik.

Halaman
123
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved