Berita Prabumulih

Pasien Cuci Darah di RSUD Prabumulih Mengalami Peningkatan, Daftar Tunggu Pasien Mencapai 50 Orang

Pasien hemodialisa (cuci darah) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Prabumulih Sumsel terus meningkat, menyebabkan daftar tunggu capai 50 pasien.

Penulis: Edison Bastari | Editor: tarso romli
sripoku.com/edison bastari
RUANG TUNGGU - Ruang tunggu bagi pasien yang hendak mendaftar untuk berobat di RSUD Prabumulih Sumsel. Saat ini, pasien cuci darah di RSUD Prabumulih mengalami peningkatan hingga menyebabkan daftar tunggu capai 50 pasien. 

SRIPOKU.COM, PRABUMULIH - Pasien hemodialisa (cuci darah) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Prabumulih Sumsel terus mengalami peningkatan, menyebabkan daftar tunggu yang panjang, mencapai 50  pasien.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur RSUD Prabumulih, drg Sri Widiastuti, melalui Kepala Ruangan Hemodialisa, Widyastuti, didampingi Kabag Umum dan SDM, Adi Kuanto, kepada wartawan pada Senin (28/4/2025).

"Pasien hemodialisa menunjukkan tren peningkatan. Daftar tunggu pasien di RSUD Prabumulih sangat banyak, bahkan angkanya mencapai 40-50 pasien," ungkap Widyastuti.

Widyastuti menjelaskan bahwa saat ini RSUD Prabumulih hanya mampu melayani 60 pasien setiap minggu karena keterbatasan mesin, yaitu hanya 10 unit mesin hemodialisa.

"Kemarin, dari total 60 pasien, ada satu pasien dari daerah Danau Shuji Lembak yang meninggal. Kekosongan itu telah diisi oleh pasien dalam daftar tunggu, sehingga minggu depan tetap 60 pasien," jelasnya. Ia menambahkan bahwa jika ada pasien yang meninggal, barulah tempatnya dapat digantikan oleh pasien lain.

Widyastuti menerangkan bahwa pasien menjalani cuci darah secara rutin dua kali seminggu. Pasien yang menjalani cuci darah pada hari Selasa harus kembali pada hari Jumat, dan pasien yang menjalani cuci darah pada hari Senin harus kembali pada hari Kamis, dan seterusnya.

"Untuk sistemnya sendiri, setiap hari kami melayani 20 pasien cuci darah, 10 pasien pagi dan 10 pasien sore, karena mesin cuci darah hanya ada 10 unit," terangnya.

Lebih lanjut, Widyastuti mengatakan bahwa dari total 60 pasien cuci darah tersebut, hampir semuanya merupakan warga Prabumulih. Satu pasien lama merupakan pasien pindahan dari RS Pertamina karena rumah sakit tersebut putus kontrak dengan BPJS, sehingga pasien cuci darah dipindahkan ke RSUD.

"Usia pasien pun beragam, mulai dari 40 tahun, 59 tahun, dan yang paling tua berusia 70 tahun," lanjutnya.

Widyastuti menyatakan bahwa pihaknya selalu mengarahkan pasien dan keluarga yang belum mendapat jadwal cuci darah di RSUD Prabumulih untuk datang ke rumah sakit terdekat seperti RS Ar Royan Ogan Ilir, RS Pertamina, atau bahkan RSMH Palembang.

"Karena cuci darah ini sangat penting bagi pasien gagal ginjal, dan sekali cuci darah bisa memakan waktu 4,5 - 5 jam," bebernya.

RSUD Prabumulih sendiri memiliki wacana untuk menambah mesin hemodialisa, namun harus mengikuti peraturan Kementerian Kesehatan, di mana penambahan mesin harus diimbangi dengan ketersediaan SDM yang memiliki sertifikat pelatihan. "Jadi, tidak bisa asal tambah mesin saja, tetapi harus diimbangi SDM yang memiliki sertifikat, dan itu biasanya diatur per daerah oleh Kemenkes," katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved