Santri di Ogan Ilir Diduga Dicabuli Guru

Ponpes Raudhatul Ulum Ogan Ilir Bantah Santrinya Jadi Korban Asusila Guru, Kami Membangun Bangsa

Informasi yang diterima dari seorang sumber dekat ponpes tersebut, pencabulan dialami seorang siswa kelas 3 SMP IT Raudhatul Ulum.

Penulis: Sahri Romadhon | Editor: Odi Aria
Tribunsumsel.com/Agung Dwipayana
PONPES RAUDHATUL ULUM: Kendaraan melintasi pintu gerbang Ponpes Raudhatul Ulum di Sakatiga, Jumat (7/2/2025) pagi. Ponpes tersebut kini dilanda isu kasus pencabulan terhadap seorang santri. 

SRIPOKU.COM, INDRALAYA- Isu pencabulan terhadap seorang santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Ulum Sakatiga, Ogan Ilir, mencuat dalam beberapa hari terakhir.

Informasi yang diterima dari seorang sumber dekat ponpes tersebut, pencabulan dialami seorang siswa kelas 3 SMP IT Raudhatul Ulum.

Sementara pelakunya seorang tenaga pengajar berusia 24 tahun yang kini telah diberhentikan dari pekerjaannya.

Kepala SMP IT Raudhatul Ulum, Kiagus Abdul Gamal membantah perihal informasi pencabulan tersebut.

"Itu tidak benar," kata Abdul Gamal saat dihubungi TribunSumsel.com dan Sripoku.com, Jumat (7/2/2025).

Dirinya pun meminta wartawan untuk menunjukkan siapa sumber yang memberikan informasi seputar dugaan pencabulan.

Abdul Gamal mengungkapkan ingin bertemu dan berbicara dengan sumber tersebut.

"Kami selama ini membangun bangsa ini dengan generasi-generasi yang menjadi kiai, ulama. Saya ingin ketemu orangnya (penyebar informasi)," tuturnya.

Sebelumnya polisi telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah orang di Ponpes Raudhatul Ulum.

"Kami sudah monitor dan sudah turun ke sana (Ponpes Raudhatul Ulum) juga," kata Kapolres Ogan Ilir AKBP Bagus Suryo Wibowo, didampingi Kasat Reskrim AKP Muhammad Ilham.

Selain memeriksa yayasan yang ada di Ponpes Raudhatul Ulum, polisi juga meminta keterangan dari sejumlah orang di lembaga pendidikan tersebut.

"Ini masih lidik terus. Informasi yang kami terima, untuk laporan (dari korban) pun belum ada yang masuk (ke polisi)," ujar Bagus.

Polisi juga melakukan pendekatan kepada terduga korban pencabulan dan keluarga terduga korban.

Dilaporkan Warga

Diberitakan sebelumnya, seorang guru berusia 24 tahun di sebuah pondok pesantren (ponpes) di Ogan Ilir, Sumatera Selatan dilaporkan telah melakukan tindakan asusila terhadap santrinya.

Oknum guru tersebut diduga mencabuli seorang santri laki-laki yang duduk di bangku kelas 3 SMP.

Informasi mengenai kejadian ini disampaikan oleh seorang warga berinisial RT, yang tinggal dekat dengan ponpes tersebut.

RT menyebut bahwa selain korban yang telah terungkap, ada kemungkinan masih terdapat korban lain yang belum diketahui.

"Pelaku mencabuli seorang siswa laki-laki. Diduga terdapat korban lain yang belum terungkap," ujar RT kepada TribunSumsel.com dan Sripoku.com, Kamis (6/2/2025).

Setelah kejadian tersebut terungkap, pihak pondok pesantren langsung memberhentikan oknum guru tersebut.

Namun, RT juga mengungkapkan bahwa pihak ponpes sempat meminta agar korban tidak mengungkapkan peristiwa tersebut dan orang tua korban tidak diberitahu mengenai kejadian ini.

"Kemudian korban diminta bungkam oleh pihak pesantren dan orang tua korban pun tidak diberi tahu," kata RT.

Pihak kepolisian dari Polres Ogan Ilir juga telah menerima laporan terkait dugaan tindak pidana asusila ini.

Kasat Reskrim Polres Ogan Ilir AKP Muhammad Ilham mengatakan pihaknya telah mendapat informasi terkait kasus tersebut.

"Kami mendapat informasi mengenai dugaan tindak pidana asusila di salah satu pesantren. Ada yang melaporkan kepada kami," ungkap Ilham.

Polisi mengimbau agar korban atau saksi yang mengetahui kejadian ini segera melapor agar proses penyelidikan dapat segera dilakukan dengan jelas.

"Kami terus memantau perkembangan kasus ini. Silakan melapor agar proses hukum dapat berjalan dengan baik," tegasnya.

 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved