Mata Lokal Desa
Mengenal Durian Khas Sukaraja, Jatuh Sendiri dari Pohon Usia 300 Tahun Punya Rasa Lebih Manis
Fikri, pengelola kebun durian tersebut, mengatakan bahwa kebunnya memiliki sekitar 10 pohon durian yang usianya sudah lebih dari 300 tahun.
Penulis: Nando Davinchi | Editor: Odi Aria
SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG– Menikmati buah durian segar yang dijajakan di pinggir jalan sudah biasa saat musim durian tiba. Namun, sensasi berbeda dapat dirasakan jika menyantap durian langsung dari kebunnya, dengan latar belakang alam yang sejuk dan dikelilingi oleh pohon durian yang menjulang tinggi.
Salah satu kebun durian yang menarik perhatian berada di Desa Sukaraja, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, di mana pemilik kebun masih menjaga tradisi dengan merawat pohon durian yang telah ada sejak turun-temurun.
Fikri, pengelola kebun durian tersebut, mengatakan bahwa kebunnya memiliki sekitar 10 pohon durian yang usianya sudah lebih dari 300 tahun.
"Disini ada sekitar 10 pohon durian yang dikelola dengan usia di atas 300 tahun. Makanya pohon tinggi dan buahnya lebat," ujar Fikri saat ditemui Tribunsumsel.com pada Senin (20/1/2025) pagi.
Keunikan dari kebun durian ini adalah cara panen yang berbeda, di mana para pemilik kebun menunggu buah durian yang sudah matang untuk jatuh dengan sendirinya, bukan memanjat pohon seperti kebanyakan kebun durian lainnya.
"Kalau durian khas Sukaraja kami menunggu buahnya jatuh sendiri, kalau sekarang setiap hari sepuluh yang jatuh, dan saat puncak musimnya bisa lebih dari 30 buah dalam setiap pohonnya," jelas Fikri.
Panen buah durian di kebun ini biasanya terjadi dari bulan Desember hingga Februari setiap tahunnya, meski jumlahnya dipengaruhi oleh cuaca.
"Musim panen tahun ini lumayan banyak, puncaknya nanti bulan Februari. Setiap pohon bisa menghasilkan sekitar 200 buah, tapi yang layak jual biasanya hanya separuhnya," lanjutnya.
Harga jual durian Sukaraja bervariasi tergantung ukuran dan kondisi buah, dengan harga berkisar antara Rp 15.000 hingga Rp 25.000.
Durian yang jatuh dengan sendirinya ini pun diakui lebih manis dan lezat dibandingkan dengan durian yang dipetik secara manual.
"Durian runtuh sendiri, lebih manis dan lezat. Kalau daerah lain kebanyakan dipanjat, makanya yang jatuh alami lebih nikmat," tutup Fikri.
Dengan cara panen yang unik dan kualitas buah yang terjaga, durian Sukaraja menjadi pilihan menarik bagi para penggemar durian yang ingin menikmati cita rasa alami dari kebun yang sudah ada selama ratusan tahun.
Melihat Napal Jaringan Desa Singapura OKU, Wahana Seluncuran Alami di Sungai Ogan Digemari Anak-anak |
![]() |
---|
Desa Remayu, Jejak Perdagangan Kuno di Tengah Harta Karun Pecahan Keramik Belanda dan Cina |
![]() |
---|
Ruwatan Bumi di Karang Binangun Sumsel : Doa, Budaya, dan Bisikan Leluhur di Tengah Deru Zaman |
![]() |
---|
Inovasi Desa Talang Lubuk Banyuasin, Ubah Buah Nipah Jadi Tepung Bernilai Ekonomis Tinggi |
![]() |
---|
ASAL Usul dan Legenda Desa Semangus di Musi Rawas Sumsel, Berasal dari Ikan Sema yang Hangus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.