Berita UMKM
Kisah Hamzani Pengrajin Dandang dan Panci di PALI, Tetap Bertahan di Era Modern
Seperti menolak mati, terus bertahan melawan modernisasi, Hamzani enggan berhenti untuk terus menciptakan dandang hingga panci.
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Odi Aria
Ia mengaku masih bertahan karena memproduksi dandang adalah pekerjaan utama yang memberikan dampak ekonomi bagi keluarganya.
Meski saat ini, peminat nya berkurang karena imbas dari pandemi Covid-19 dan digempur oleh produk-produk perabotan dapur buatan pabrik di era modern.
Ketersediaan bahan baku aluminium yang kadang terbatas dan harga bahan baku aluminium semakin tinggi, juga menyebabkan penurunan pendapatan nya.
Untuk harga produk yang dihasilkan cukup bervariasi, dari mulai Rp 10 ribu, hingga perabotan dapur untuk memasak sekala besar dihargai Rp 2,5 juta.
Karena saat ini dia juga memproduksi untuk keperluan hajatan, yang memerlukan proses masak sekala besar dan praktis ukurannya juga lebih besar.
Sementara untuk setiap dandang, yang dijual tergantung pada jenis dan ukuran dijual dengan harga Rp 100 ribu hingga Rp 400 ribu.
Sedangkan untuk panci ukuran kecil seperti panci untuk masak mie, hanya dibanderol dengan harga Rp 25 ribu saja.
Saat ini Hamzani fokus dalam meningkatkan Produksi dandang Alumunium dan sejenisnya dan berharap dapat membuka gerai di PALI hingga daerah Lain.
Oleh karena itu ia berharap, mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan usahanya baik dari segi permodalan, pemasaran dan peralatan yang digunakan.
Karena alat yang digunakan masih tradisional dan belum modern sehingga belum mampu meningkatkan hasil produksi.
"Pinjaman modal KUR nol persen sangat dibutuhkan bagi pelaku UMKM seperti saya ini dalam pengembangan usaha. Begitu juga bantuan dalam hal pemasaran hingga bantuan peralatan yang lebih modern. Kami berharap pemerintah bisa membantu sehingga produksi kami dapat meningkat, "pungkasnya.
Kisah Inspiratif Dari Guru Honorer Bergaji Rp 70 Ribu, Desy Kini Sukses Bisnis Kuliner yang Mendunia |
![]() |
---|
Gelar PKM di Ogan Ilir, UIGM Palembang Pasarkan Kerajinan Kain dan Purun Burai di Platform Digital |
![]() |
---|
Teruskan Usaha Sang Ayah, Pria di PALI Tetap Bertahan Jualan Es Kapal Jajanan Legend Tahun 80-an |
![]() |
---|
Harga Terong Anjlok, Petani di Musi Rawas Terpuruk, Ongkos Jual Tak Sebanding dengan Biaya Pupuk |
![]() |
---|
Mengenal Lesehan Terapung Ngas As OKU Selatan, Kulineran Sembari Melihat Pemandangan Danau Ranau |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.