Berita Pagaralam

Gas 3 Kg Makin Langka di Pagar Alam, Warga Terpaksa Antre Berjam-jam demi Dapatkan si Melon

Masalah kelangkaan Gas 3 Kilogram bersubsidi sampai saat ini masih belum teratasi di kota Pagar Alam, Provinsi Sumsel

Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Wawan Septiawan
Tampak antrean panjang masyarakat Kota Pagar Alam yang ingin membeli gas 3 kilogram di salah satu pangkalan di Kota Pagar Alam, Selasa (14/5/2024). 

SRIPOKU.COM, PAGAR ALAM - Masalah kelangkaan Gas 3 Kilogram bersubsidi sampai saat ini masih belum teratasi di kota Pagar Alam, Provinsi Sumsel

Setiap hari masyarakat Kota Pagar Alam harus keliling untuk mencari Gas LPG untuk masyarakat miskin tersebut. 


Tidak hanya itu, masyarakat harus rela antri panjang, bahkan sampai malam dan hujan-hujanan hanya untuk bisa mendapat satu tabung gas 3 Kilogram tersebut. Anehnya lagi setiap kali truk gas 3 kg tiba di pangkalan antrian masyarakat terus saja mengurai.


Bahkan tak jarang meskipun sudah antri sampai berjam-jam banyak masyarakat yang tidak kebagian jatah gas melon tersebut. Akibatnya mereka harus pulang tampa mendapatkan gas yang sudah menjadi kebutuhan pokok sehari-hari.


Akibat kondisi ini sudah ada beberapa masyarakat yang terpaksa menggunakan kayu bakar untuk memasak makanan dirumah mereka.


"Kondisi ini sudah kami rasakan sejak sebelum hari saya Idul Fitri kemarin pak, tapi sampai saat ini masih saja terjadi. Apakah tidak ada solusi untuk masalah ini dari Pemerintah Kota (Pemkot) Pagar Alam," ujar Ine (40) salah satu IRT Pagar Alam yang sedang antri gas 3 Kg di Pangkalan Perumnas Griya Bangun Sejahtera, Selasa (14/5/2024).


Sebelum ini masyarakat tidak harus antri panjang untuk mendapatkan Gas melon tersebut. Hanya beli diwarung sudah dapat gas tersebut meskipun harganya Rp22.000 sampai Rp23.000 pertabung.


"Harusnya pihak pangkalan dan agen saat gas sampai langsung saja dibagi setiap warung atau pengecer, jadi kami tidak perlu antri panjang. Namun kondisi saat ini diwarung gas tidak ada dan jika ada harganya sangat mahal," katanya.


Sementara itu Samudin (51) warga Pagar Alam lainnya saat ini sudah tidak lagi menggunakan Gas 3 Kg untuk kebutuhan masak dirumahnya. Dirinya sudah menggunakan kayu bakar dengan tungku dari tanah untuk memasak.


"Daripada harus antri berjam-jam dan tidak ada jaminan dapat, jadi lebih baik menggunakan kayu bakar saja dek, yang penting masih bisa makan sayu hangat.

Karena masalah ini sepertinya tidak akan teratasi karena sudah lama kondisi gas langka seperti ini namun tak kunjung teratasi oleh pemerintah," tegasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved