Berita Musi Rawas

Harga Sembako di Musi Rawas Mulai Naik Jelang Akhir Tahun, Cabai Merah Tembus Rp 100 Ribu per Kilo

Memasuki akhir tahun 2023, harga sejumlah kebutuhan pokok di Kabupaten Musi Rawas (Mura) Provinsi Sumsel mulai merangkak naik

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Eko Mustiawan
Salah satu toko penjualan kebutuhan pokok di Pasar B Srikaton Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas (Mura), Sumsel, Minggu (3/12/2023). 

Wati juga mengaku, akibat naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok tersebut, pembeli pun semakin sepi. Meskipun, kondisi itu sudah terjadi sebelum-sebelumnya.

"Pembeli sudah sepi, harga malah naik, jadi makin sepi pembelinya sekarang," ungkapnya.

Wati berharap, kepada pemerintah agar memberikan solusi bagi para pedagang kecil di pasaran. Terlebih, kondisi tersebut terjadi setiap tahunnya menjelang hari-hari besar.

"Salah satunya menjelang natal dan tahun baru, pasti harga kebutuhan pokok pasti naik. Jadi, harapannya ada solusi dari pemerintah untuk pedagang," harapnya.

Sementara itu, Nadiroh seorang pedagang sayuran di Pasar B Srikaton Kecamatan Tugumulyo mengatakan, selain harga kebutuhan pokok, harga sayuran juga mulai naik.

"Yang naik itu kubis dan tomat, naiknya sangat tinggi hampir 2 kali lipat. Termasuk cabai juga makin pedas harganya," katanya.

Sama halnya dengan Wati, Nadiroh juga berharap agar pemerintah memberikan solusi. Pasalnya, omset penjualan pedagang turun drastis, saat harga kebutuhan pokok naik.

"Ini kan terjadi setiap tahun, harusnya pemerintah sudah punya solusinya," jelasnya.

Dikatakan Nadiroh, untuk stok sayuran dan cabai yang dijualnya berasal dari Kota Curup, yang memang saat ini stoknya terbatas.

"Dari Curup semuanya, karena di kita (Musi Rawas) tidak ada petani sayuran dan cabai. Harga naik, pembelinya jadi makin sepi, omset pasti turun," ungkapnya.

Terpisah, Siyah seorang pembeli dari Desa Wonokerto Kecamatan Tugumulyo juga mengaku, merasa keberatan dengan harga sejumlah kebutuhan pokok yang mulai naik.

"Khususnya cabai merah besar keriting, sekarang sudah sampai Rp100.000 per kilogramnya. Padahal, cabai ini dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat," katanya.

Dikatakannya, kenaikan harga kebutuhan pokok dan sayuran tersebut, memperparah kondisi ekonomi keluarganya, yang selama ini hanya mengandalkan kebun karetnya.

"Tambah susah sekarang, harga karet murah, musim hujan, tidak bisa nyadap. Malah ditambah harga kebutuhan yang naik," keluhnya.

Dia juga berharap kepada pemerintah memberikan langkah nyata untuk membantu para warga disaat harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan.

"Sejauh ini belum ada upaya dari pemerintah, biasanya melaksanakan operasi pasar murah, sampai sekarang juga belum ada," tuturnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved