Berita Palembang

Hutan Mangrove Sungsang Banyuasin Sumsel Jadi Percontohan Lahan di Indonesia Kurangi Emisi Karbon

Dipilihnya Sungsang berdasarkan studi awal bekerjasama dengan KLHK, Universitas Sriwijaya (Unsri) serta lembaga terkait lain.

Penulis: Reigan Riangga | Editor: Ahmad Sadam Husen
Tribun Sumsel/Nando Zein
Kasi Ter Kasrem 044 Gapo, Kolonel Arm Kusdi Yuli Suhanda dan personil kepolisian, serta jajaran Pemkab OKI, dibantu masyarakat saat melakukan penanaman 10.000 bibit mangrove di Tanjung Tapa, Desa Simpang Tiga Jaya, Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten OKI, Rabu (17/5/2023). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berinvestasi pada pengelolaan hutan lestari berbasis masyarakat pada Hutan Desa Sungsang IV, Kecamatan Banyuasin 2, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

GM Project Sumatera PT KPI I Gusti Bagus Prihanta mengungkapkan, Pertamina selaku pelaku industri berbasis fossil fuel yang menghasilkan gas rumah kaca atau CO2, berupaya menurunkan atau menyerap CO2 yang dihasilkan dengan mengkompensisi dari program penghijauan.

Bagus menjelaskan, dipilihnya Sungsang berdasarkan studi awal bekerjasama dengan KLHK, Universitas Sriwijaya (Unsri) serta lembaga terkait lain.

Akhirnya rekomendasi dipilih Sungsang lantaran statusnya sebagai hutan lindung, konservasi dan milik negara, sehingga tak akan diperuntukkan lain.

"Ini projek perdana di Indonesia."

"Jika Sungsang telah berjalan dengan baik maka, akan menjadi percontohan bagi daerah lain di Indonesia."

"Masyarakat juga telah diizinkan untuk membuka lokasi wisata sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar," ungkap Gusti Bagus saat berkoordinasi dengan Pj Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam, Rabu (15/11/2023).

Menurutnya, bio-diversity di Hutan Desa Sungsang IV sangat tepat karena memiliki areal yang luas dengan luasan kurang lebih ±553 Ha, ada yang lestari dan ada yang sudah terdegradasi atau rusak.

PT KPI menegaskan dengan kondisi tersebut, pihaknya dapat mengoptimasikan untuk meningkatkan kualitas dari penyerapan karbon di Desa Sungsang.

"Dengan ini, sehingga diharapkan apa yang kita tanam di Sungsang bisa bertahan hingga ke generasi selanjutnya, karena ingin menyeimbangkan antara CO2 dengan penyerapan."

"Keseimbangan ekosistem agar perputaran ekonomi berjalan." Jelasnya.

Bagus Prihanta bersyukur atas tanggapan masyarakat yang antusias terhadap program ini.

Mulai dari kepala desa, kemudian masyarakat, antusiasmenya sangat tinggi.

"Masyarakat telah bisa merasakan, sudah bisa hidup dengan kegiatan yang kita lakukan," terangnya.

Dijelaskan, hutan desa adalah kawasan hutan yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved