SOSOK Lurah 20 Ilir Satu Palembang Padrinaldo, Dari Status Tenaga Honorer Kini Dipercaya Jabat Lurah

Ringkasan Berita:

• H Padrinaldo telah menjabat sebagai Lurah 20 Ilir I Palembang selama 9 tahun dengan pendekatan persuasif dan humanis.
• Ia menerapkan pelayanan 3S (Senyum, Salam, Sapa) dan memimpin berdasarkan SOP serta visi misi Walikota dan Wakil Walikota.
• Kelurahan 20 Ilir I memiliki program unggulan seperti Kampung Moderasi Agama, Kampung Iklim, dan Kampung Kuliner Syakirti.

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sosok H. Padrinaldo, ST, telah menjadi figur penting di Kelurahan 20 Ilir I, Kecamatan Ilir Timur I, Kota Palembang.

Selama 9 tahun menjabat sebagai lurah, ia dikenal karena gaya kepemimpinannya yang persuasif dan humanis, serta komitmennya menjalankan pelayanan publik sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan visi misi Walikota Ratu Dewa dan Wakil Walikota Prima Salam.

Karier Padrinaldo dimulai sebagai tenaga honorer di PU Bina Marga Sumatera Selatan pada tahun 1998.

Ia kemudian diangkat sebagai CPNS tahun 2000 dan resmi menjadi PNS pada 2001.

Sejak itu, ia dipercaya mengisi berbagai posisi strategis di Pemkot Palembang, termasuk di PJPP dan Kecamatan Gandus, sebelum akhirnya menjabat sebagai Lurah 20 Ilir I sejak 2016.

“Alhamdulillah, saya sudah 9 tahun menjabat sebagai lurah di sini. Wilayah ini luas dan warganya multi talenta, jadi pendekatan harus bijak dan menyeluruh,” ujar Padrinaldo.

Kelurahan 20 Ilir I memiliki 10.025 jiwa penduduk, terdiri dari 3.037 kepala keluarga, 40 ketua RT, dan 10 ketua RW.

Padrinaldo menerapkan prinsip pelayanan 3S: Senyum, Salam, dan Sapa, sebagai fondasi interaksi antara pemerintah dan masyarakat.

“Kalau ada warga meninggal, kita datangi. Kalau ada undangan, kita hadir. Itu bentuk pengayoman,” tambahnya.

Ia juga menyoroti tantangan dalam menangani persoalan warisan, yang memerlukan koordinasi dengan pengadilan agama dan negeri.

Menurutnya, kunci penyelesaian masalah adalah komunikasi dan kolaborasi dengan pihak yang tepat.

Kelurahan 20 Ilir I juga aktif dalam pengembangan komunitas, seperti Kampung Moderasi Agama binaan KUA, Kampung Iklim, dan Kampung Kuliner Syakirti yang menampilkan ragam kuliner khas Palembang.

“Pelayanan harus ikhlas dan tidak boleh membuat warga merasa terhambat. Kita hadir untuk membantu,” tutup Padrinaldo.