Buya Menjawab

Sifat Ujub. Patutkah Dipanggil sebagai Ustadz dan Benarkah Sikap Seperti itu?

Sia-sialah seseorang yang beramal ibadah apabila diiringi rasa dirinya lebih istimewa dari seluruh orang-orang yang berada disekitarnya,

Editor: Bejoroy
Istimewa
Ilustrasi - Disalah satu masjid ada jemaah yang minta diakui atau dipanggil sebagai ustadz. Bahkan yang bersangkutan bangga disebut sebagai imam besar. 

SRIPOKU.COM -- Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Disalah satu masjid ada jemaah yang minta diakui atau dipanggil sebagai ustadz. Bahkan yang bersangkutan bangga disebut sebagai imam besar. Padahal dalam kesehariannya lebih banyak shalat di rumah ketimbang di masjid.

Namun apabila ada imam sholat di masjid yang bukan atas izinnya, dia datang ke masjid setelah shalat selesai seraya bertanya dan marah-marah, siapa yang tadi dan siapa yang menyuruh dengan nada emosional.

Jika ada acara di kampung tersebut namun tidak memberikan kesempatan memimpin berdoa atau tugas lainnya, maka kelompok ibu-ibu diprovokasi dan ditakut-takuti. Patutkah dipanggil sebagai ustadz dan benarkah sikap seperti itu?
08527981XXXX

Jawab:
Wa’alaikum salam Wr.Wb.
Itu sifat Ujub yang merasa dirinya paling hebat atau superiority. Sifat seperti itu menurut Rasulullah SAW yang beliau jelaskan kepada Muaz bin Jabal yang diriwayatkan oleh Imam Abdullah bin Al Mubarak dalam kitab Zuhud dengan sanad Khalid bin Ma’dan yang berkata kepadanya; “Wahai Muaz jelaskan kepadaku apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW. kepada engkau”.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Muaz berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Wahai Muaz, sebenarnya aku mau men­ceritakan kepadamu, jika engkau mampu memeliharanya pasti ia akan memberi manfaat.

Bagimu di sisi Allah, tetapi jika engkau menyia-nyiakannya dan tidak memeliharanya maka akan terputuslah hujjahmu di hadapan Tuhan pada hari kiamat nanti.

Wahai Muaz sesungguhnya Allah telah menciptakan tujuh Malaikat sebelum Ia menjadikan langit dan bumi dan ditentukanNya pada setiap langit seorang Malaikat untuk menjaga pintu langit tersebut.

Tugas setiap Malaikat tersebut untuk menyeleksi amal anak Adam; Pintu langit pertama menyeleksi apabila amal anak Adam disertai Ghibaa (mengumpat) maka ditolak tidak diangkat ke langit berikutnya.

Bagi anak Adam yang beramal ibadah denga Ujub yaitu merasa dirinya lebih ahli dan mulia dari orang-orang lain, dia merasa superiority, maka Malaikat Hafazoh yang membawaamalnyadisetop di pintu langit ke empat oleh Malaikat penjaganya dan berkata; “Berhenti kamu di sini dan pukulkan dengan amalan ini kepada orang yang mengerjakannya ke belakangnya dan juga perutnya. Akulah Malaikat Ujub Allah Taala menyuruhku supaya tidak membiarkan amalan orang yang Ujub ini dapat melin­ta­siku.Ia beramal dengan dorongan perasaan ujub terhadap dirinya.” (Al Imam Hujjatul Islam Al Ghazali,Bidayatul Hidayah, Cetakan Pertama Th.2013.,hlm.138)

Sia-sialah seseorang yang beramal ibadah apabila diiringi rasa dirinya lebih istimewa dari seluruh orang-orang yang berada disekitarnya, merasa dirinya saja memiliki kemampuan sementara orang lain dinilainya jauh di bawah standar subjektivitasnya. Maka di langit ke empat amalnya tertahan tidak bisa naik ke hadirat Allah SWT. (*)

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Logo SripokuTv36
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved