Buya Menjawab

Buya Menjawab: Tanggal 1 Rajab 1445 H, ada yang Menganjurkan Puasa Rajab, Mohon Penjelasan

Kesimpulannya sangat aneh jika ada pendapat yang membid’ahkan puasa di bulan Rojab.

Editor: Bejoroy
Istimewa
Puasa 1 Rajab. 

SRIPOKU.COM -- Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
BUYA, bertepatan tanggal 1 Rajab 1445 H, ada yang menganjurkan puasa Rajab, tetapi ada pula yang menyatakan bahwa hadits-hadits yang menganjurkan puasa bulan Rajab tersebut dho’if bahkan maudhuk (hadits palsu). Mohon penjelasan, Buya. Terimakasih. 08228039xxxx

Jawab:
Assalamu’alaikum.Wr.Wb.
Sesungguhnya hitungan bulan disisi Allah ada 12 bulan pada hari ketika Allah Swt menciptakan langit dan bumi, empat diantaranya adalah bulan haram. Begitu penjelasan Allah di dalam surah At-Taubah. Lalu Rasulullah Saw. merinci bulan haram itu adalah ; Muharaam, Rajab, Dzul Qaidah dan Dzul Hijjah.

Ada Rosulullah Saw bersabda yang artinya: ”Barang siapa sengaja berbohong atas namaku maka hendaknya mempersiapkan diri untuk menempati neraka.”

Perlu dipahami bahwa disamping banyaknya hadits-hadits palsu tentang keutamaan puasa Rojab itu bukan berarti tidak ada hadits yang benar berbicara tentang keutamaan bulan Rojab.

Dalil-dalil puasa bulan Rojab secara umum, himbauan untuk memperbanyak puasa kecuali di hari-hari yang diharamkan yang 5 dan bulan Rojab adalah bukan termasuk hari-hari yang diharamkan. Dan juga anjuran-anjuran memperbanyak puasa di hari-hari Kamis, puasa hari-hari putih, puasa Nabi Daud lain-lain yang itu semua bisa dilakukan dan tetap dianjurkan walaupun di bulan Rojab.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Logo SripokuTv36

Berikut ini riwayat tentang keutamaan puasa.
1. “Semua amal anak adam (pahalanya) untuknya kecuali puasa maka Aku langsung membalasnya.”
2. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim N0.1942; ”Bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi dari misik menurut Allah kelak di hari qiamat.” Yang dimaksud Allah akan membalasnya sendiri adalah pahala puasa tak terbatas hitungannya tidak seperti pahala ibadah sholat jama’ah dengan 27 derajat. Atau ibadah lain yang satu kebaikan dilipat gandakan menjadi 10 kebaikan.
3. Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari No. 1063 dan Imam Muslim No. 1969: ”Sesungguhnya paling utamanya puasa adalah puasa saudaraku Nabi Daud, beliau sehari puasa dan sehari buka.”

Adapun Dalil-dalil puasa Rojab secara khusus;
a. Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim; “Sesungguhnya Saidina Ustman Ibn Hakim Al-Anshori, berkata: “Aku bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa di bulan Rojab dan ketika itu kami memang di bulan Rojab”, maka Sa’id menjawab: “Aku mendengar Ibnu ‘Abbas berkata: ”Nabi Muhammad SAW berpuasa (di bulan Rojab) hingga kami katakan beliau tidak pernah berbuka di bulan Rojab.”, dan beliau juga pernah berbuka di bulan Rojab, hingga kami katakan beliau tidak berpuasa di bulan Rojab.”
Dari riwayat tersebut di atas bisa dipahami bahwa Nabi Muhammad Saw. pernah berpuasa di bulan Rojab dengan utuh, dan Nabi pun pernah tidak berpuasa dengan utuh. Artinya di saat Nabi SAW meninggalkan puasa di bulan Rojab itu menunjukkan bahwa puasa di bulan Rojab bukanlah sesuatu yang wajib.
Begitulah yang dipahami para Ulama tentang amalan Nabi Muhammad SAW, Jika Nabi melakukan satu amalan, kemudian Nabi meninggalkannya itu menunjukkan bahwa amalan itu bukan sesuatu yang wajib, dan hukum mengamalkannya adalah sunnah.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Logo instagram.com/sriwijayapost/

b. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan Ibnu Majah; “Dari Mujibah Al-Bahiliah dari ayahnya atau pamannya sesungguhnya ia (ayah atau pamannya) datang kepada Raosulullah SAW kemudian berpisah dan kemudian datang lagi kepada Rosulullah SAW setelah setahun dalam keadaan tubuh berubah (kurus) , dia berkata: “Yaa Rosulullah apakah engkau tidak mengenalku?. ”Rasulullah SAW menjawab: ”Siapa engkau?” Diapun berkata: ”Aku Al-Bahili yang pernah menemuimu setahun yang lalu.” Rosulullah SAW bertanya: ” Apa yang membuatmu berubah sedangkan dulu keadaanmu baik-baik saja (segar bugar).” Ia menjawab: ”Aku tidak makan kecuali malam hari (yakni berpuasa). Sejak berpisah denganmu” Maka Rosulullah SAW bersabda: ”Mengapa engkau menyiksa dirimu, berpuasalah di bulan sabar dan sehari di setiap bulan, lalu ia berkata: ”Tambah lagi (yaa Rosulullah) sesungguhnya aku masih kuat”. Rasulullah berkata: ”Berpuasalah 2 hari (setiap bulan), diapun berkata tambah lagi ya Rosulullah. Rosulullah SAW berkata: “Berpuasalah 3 hari (setiap bulan). Iapun berkata: “Tambah lagi (yaa Rosulullah), Rosulullah SAW bersabda: ”Jika engkau menghendaki berpuasalah engkau di bulan-bulan haram (Rojab, Dzul Qo’idah, Dzul Hijjah dan Muharrom) dan jika engkau menghendaki maka tinggalkanlah, beliau mengatakan hal itu tiga kali sambil menggenggam 3 jarinya kemudian membukanya.”
Imam Nawawi menjelaskan hadits tersebut “Sabda Rosululah SAW: “Berpuasalah di bulan haram kemudian tinggalkanlah karena dipandang puasa terus menerus akan memberatkannya dan menjadikan fisiknya berubah. Adapun bagi orang yang tidak merasa berat untuk melakukan puasa, maka berpuasa di bulan Rojab seutuhnya adalah sebuah keutamaan. Majmu’ Syarh Muhadzdzab juz 6 hal.439

c. Hadits yang diriwayatkan Usamah bin Zaid: “Aku berkata kepada Rosulullah: Yaa Rosulullah aku tidak pernah melihatmu berpuasa sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban.
Rosulullah SAW menjawab: “Bulan Sya’ban itu adalah bulan yang dilalaikan diantara bulan Rojab dan Ramadhan, dan bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal kepada Allah SWT dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku berpuasa.” (HR.Imam An-Nasa’i Juz 4 hal. 201)
Imam Syaukani menjelaskan; secara tersurat bisa dipahami dari hadits yang diriwayatkan oleh Usamah, Rosulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Sya’ban adalah bulan yang sering dilalaikan manusia di antara Rojab dan Ramadhan” ini menunjukkan bahwa puasa Rojab adalah sunnah sebab bisa dipahami dengan jelas dari sabda Nabi SAW bahwa mereka lalai dari mengagungkan sya’ban dengan berpuasa karena mereka sibuk mengagungkan Ramadhan dan Rojab dengan berpuasa”. (Naylul Author Juz 4 hal 291) Jumhur Ulama dari Madzhab Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan riwayat dari Imam Ahmad Bin Hanbal mereka mengatakan bahwasanya di sunnahkan puasa di bulan Rojab semuanya dan juga ada riwayat lain dari Imam Ahmad Bin Hanbal bahwasanya makruh mengkhususkan melakukan puasa sebulan penuh di bulan Rojab.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Logo TikTok Sripoku.com

Akan tetapi di dalam Madzhab Imam Ahmad Bin Hanbal dijelaskan bahwasanya kemakruhan ini akan hilang dengan 4 hal :
1. Dibolong (berbuka) 1 hari di bulan Rojab, atau
2. Disambung dengan puasa di bulan sebelum Rojab, atau
3. Disambung dengan puasa di bulan setelah Rojab
4. Dengan puasa di hari apapun di selain bulan Rojab.

Kesimpulannya sangat aneh jika ada pendapat yang membid’ahkan puasa di bulan Rojab. Bahkan dikatakannya “Bid’ah Dholalah” dengan membawa riwayat dari Nabi SAW yang melarang puasa Rojab atau riwayat dari Sayidina Umar Bin Khottob yang mengatakan “Kami akan memukul orang yang melakukan puasa di bulan Rojab”.

Padahal riwayat tersebut tidak benar dan palsu dan sungguh sangat aneh orang yang membid’ahkan puasa bulan Rojab dengan tuduhan riwayat puasa Rojab adalah hadits-haditsnya palsu akan tetapi mereka sendiri tidak sadar bahwa justru riwayat yang melarang puasa bulan Rojab itu adalah palsu.
Demikian jawaban pertanyaan ananda.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Youtube Sriwijaya Post di bawah ini:

Logo HUT Sripoku 36 Tahun.
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved