Opini: Pendidikan di Sumatera Selatan: Menembus Batas, Ciptakan Peluang

Pendidikan bukan hanya soal memperoleh ilmu, pendidikan juga tentang bagaimana menggunakan ilmu untuk mendorong perubahan positif.

Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM/Istimewa
Marpaleni MA, PhD (Statistisi Madya di BPS Provinsi Sumatera Selatan) 

Oleh: Marpaleni, MA, Ph.D
(Statistisi Madya di BPS Provinsi Sumatera Selatan)

SRIPOKU.COM -- SETIAP Agustus, saat Merah-Putih berkibar, kita diingatkan kembali tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia. 78 tahun sudah kemerdekaan itu kita nikmati, namun perjuangan bangsa belumlah usai. Terutama di dunia pendidikan. Karena, kemerdekaan sejati adalah saat bangsa kita merdeka dalam pengetahuan dan inovasi.

Pendidikan, kata yang jamak terdengar, namun sarat makna. Dengan pendidikan memadai, populasi besar bukanlah beban, melainkan potensi berharga untuk pembangunan. Lebih dari sekadar jembatan menuju masa depan yang cerah dan penuh peluang, pendidikan berkualitas memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan seseorang dan, tentunya, dunia di sekitarnya. Seperti kata Nelson Mandela, 'Education is the most powerful weapon which you can use to change the world”.

Pertanyaannya, bagaimanakan perkembangan indikator pendidikan di Sumatera Selatan dalam periode 78 tahun Indonesia Merdeka?

Rasio Murid-Guru di Sumatera Selatan
Rasio murid-guru menggambarkan keseimbangan antara jumlah murid dan guru. Angka ini mencerminkan beban tenaga pendidik saat mengajar di ruang kelas. Beban besar menunjukkan kekurangan guru dalam proses belajar mengajar. Pada tahun 2021, rasio murid-guru berkisar antara 8-16 murid per guru. Namun, pada tahun 2022, rasio ini menurun menjadi 7 hingga 15. Penurunan beban guru terjadi pada seluruh jenjang Pendidikan, mulai dari level Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Kejuruan. Eksplorasi data murid dan jumlah guru sepanjang periode 2021-2022 menunjukkan, penurunan ini disebabkan oleh peningkatan jumlah guru di semua level pendidikan.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Logo TikTok Sripoku.com

Peningkatan rasio murid-guru akan berdampak positif pada kualitas pendidikan. Dengan jumlah guru lebih memadai, interaksi dan komunikasi antara guru dan murid menjadi lebih intensif. Ini berpotensi meningkatkan pemahaman dan pencapaian akademis siswa. Selain itu, penurunan rasio memungkinkan para tenaga pendidik fokus pada pengajaran dan pembimbingan, dan pengembangan kurikulum secara lebih efektif.

Harapan Lama Sekolah
Harapan Lama Sekolah (HLS) menggambarkan berapa lama siswa berumur 7 tahun diharapkan bersekolah dalam hidupnya. Sepanjang 2010-2022, HLS Sumatera Selatan meningkat dari 11,03 tahun menjadi 12,55 tahun. Artinya: jika pada tahun 2010 siswa usia 7 tahun diharapkan akan menamatkan pendidikan hingg kelas 2 SMA, sekitar 12 tahun kemudian, penduduk usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan hingga lulus SMA atau D1. Peningkatan ini mengindikasikan adanya perbaikan akses dan kualitas pendidikan dan berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.

Rata-rata Lama Sekolah
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menggambarkan rata-rata durasi pendidikan penduduk usia 25 tahun tahun ke atas. Semakin tinggi RLS, semakin baik tingkat pendidikan. RLS Sumatera Selatan tahun 2010 mencapai 7.34 tahun. Angka ini meningkat menjadi 8.37 tahun di tahun 2022. Artinya, selama 12 tahun, RLS Sumatera Selatan meningkat sekitar 1,03 tahun. Dengan kata lain, penduduk usia 25 tahun ke atas tahun 2022 telah menghabiskan waktu satu tahun lebih lama di sekolah dibandingkan kelompok umur serupa tahun 2010. Dalam konteks pendidikan formal di Indonesia, ini berarti pada tahun 2022, penduduk umur 25 tahun ke atas hampir menyelesaikan pendidikan menengah pertama (kelas 8 atau kelas 9).

Peningkatan RLS mencerminkan peningkatan akses dan kualitas pendidikan, serta keberhasilan kebijakan pendidikan yang mendorong penduduk untuk bersekolah lebih lama. Dari sisi ekonomi, peningkatan RLS menginidkasikan peningkatan potensi untuk akses ke pekerjaan dengan penghasilan lebih tinggi. Berimplikasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah dan berkorelasi terhadap perbaikan kualitas hidup penduduk, baik pada sisi kesehatan, kesadaran sosial, maupun partisipasi aktif dalam masyarakat.

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Murni (APM), dan Angka Partisipasi Kasar (APK).
Ketiga indikator pendidikan—APS, APK, dan APM—masing-masing memberikan gambaran tentang partisipasi siswa di berbagai jenjang pendidikan, meskipun dengan nuansa yang berbeda. APS mengukur sejauh mana lembaga pendidikan mampu menampung penduduk usia sekolah, menjadikannya sebagai indikator utama dalam menggambarkan akses penduduk terhadap fasilitas pendidikan.

Sementara itu, APK memberikan gambaran tentang partisipasi penduduk dalam pendidikan sesuai jenjangnya, sehingga sering dijadikan tolak ukur keberhasilan program pendidikan dalam memperluas akses pendidikan. Di sisi lain, APM menekankan pada proporsi anak-anak yang mendapatkan pendidikan sesuai dengan usia mereka. Jadi, jika APK memberitahu kita tentang jumlah penduduk usia sekolah yang memanfaatkan fasilitas pendidikan—tanpa memperhatikan usia mereka—APM lebih fokus pada anak-anak yang mendapatkan pendidikan di waktu yang tepat.

Secara umum, APS pendidikan dasar (SD/MI) di Sumatera Selatan berada dikisaran 99 persen, berfluktuasi antara 99,71 % pada 2020 menjadi 99,38 % pada 2022. Sementara itu, APM dan APK cenderung meningkat. Senjang 2021-2022 APM meningkat dari 98,00 % menjadi 98,08 % , dan APK meningkat dari 111,39 % menjadi 112,00 % .

Selanjutnya pada jenjang SMP/MTs di kelompok usia 13-15 tahun. Pada periode 2020-2022 APS meningkat dari 94,61 % menjadi 95,06 % . Kondisi ini sejalan dengan APM yang juga meningkat dari 78,31 % pada 2021 menjadi 78,68 % pada 2022. Sebaliknya, APK sedikit menurun dari 89,44 % pada 2021 menjadi 89,41 % pada 2022.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Tags
pendidikan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved