LIPSUS : Cegah Nikah di Bawah Usia 21, Upaya Tekan Angka Stunting, 3 Daerah Penurunan Paling Kecil

Cegah nikah di bawah usia 21 upaya tekan angka stunting, Sumsel berhasil menekan angka stunting 3 daerah penurunan paling kecil

Editor: adi kurniawan
Sripoku.com/Reigan Riangga
Niken Santika saat memperhatikan tumbuh kembang anak Stunting hingga diberikan PMT di Puskesmas 4 Ulu Palembang. 

Menurutnya, program edukasi ini sangat penting untuk bidan yang merupakan garda terdepan dalam pelayanan ibu hamil dan anak.

Niken Santika saat memperhatikan tumbuh kembang anak Stunting hingga diberikan PMT di Puskesmas 4 Ulu Palembang, Rabu (28/6/2023)
Niken Santika saat memperhatikan tumbuh kembang anak Stunting hingga diberikan PMT di Puskesmas 4 Ulu Palembang, Rabu (28/6/2023) (SRIPOKU.COM / Reigan Riangga)

14 Daerah Turun

Secara terpisah, Koordinator Satgas Percepatan Penurunan Stunting (PPS) Provinsi Sumatera Selatan Rahmat Gunarto mengatakan, berdasarkan prevalensi stunting SSGI 2021-2022 menunjukkan angka positif karena Sumsel berhasil menekan angka stunting.

Dia mengatakan keberhasilan menekan angka stunting itu disebabkan intervensi terhadap anak yang dikategorikan stunting yakni pendek dan sangat pendek, tata laksana gizinya berhasil.

Selain intervensi gizinya, penanganan lingkungan yang kurang sehat dan memadai selama ini juga berhasil yakni sarana air bersihnya memadai, Mandi Cuci Kakus (MCK) juga sudah lebih baik, kondisi lingkungannya juga berhasil diperbaiki sehingga yang tadinya sering sakit kini jarang sakit dan sehat.

"Keberhasilan ini karena adanya intervensi spesifik yang berhubungan dengan kesehtaan dan intervensi sensitif yang berhubungan dengan lingkungan yakni pola asuh dan perbaikan ekonomi keluarga," ujar Rahmat.

Rahmat mengatakan berdasarkan data preveling SSGI Sumatera Selatan telah memenuhi capaian target penurunan prevalensi stunting bahkan melebihi target untuk tahun 2022 yakni dari yang ditargetkan turun menjadi 21,67 persen di tahun 2022 ternyata terealisasi menjadi 18,31 persen atau dengan kata lain terjadi penurunan sebesar 6,11 persen, lebih besar 3,35 persen dari yang ditargetkan.

Sementara terdapat 14 kota/kabupaten yang juga mengalami penurunan prevalensi stunting bahkan melebihi target untuk tahun 2022, kecuali di 3 kota/kabupaten yakni di Palembang hanya turun menjadi 14,3 persen di tahun 2022 dari target awal yang seharusnya menjadi 14,29 persen atau kurang 0,01 persen.

Berikutnya Kabupaten Musirawas hanya turun menjadi 25,4 persen dari yang seharusnya turun menjadi 25,11 persen atau kurang 0,29 persen.

Sementara untuk Kabupaten Banyuasin justru terjadi kenaikan angka prevalensi stunting sebesar 5,29 persen dengan kata lain yang seharusnya turun dari 22,0 persen di tahun 2021 menjadi 19,51 persen, justru naik menjadi 24,8 persen di tahun 2022. (Tnf)

Niken Santika saat memperhatikan tumbuh kembang anak Stunting hingga diberikan PMT dari Puskesmas 4 Ulu Palembang.
Niken Santika saat memperhatikan tumbuh kembang anak Stunting hingga diberikan PMT dari Puskesmas 4 Ulu Palembang. (SRIPOKU.COM/reigan)

Sehari Makan Sekali

Kota Palembang termasuk daerah yang kecil mengalami penurunan stunting.

Pada tahun 2022, target penurunan stunting Palembang hanya turun menjadi 14,3 persen dari target awal yang seharusnya menjadi 14,29 persen atau penurunan 0,01 persen.

Berdasarkan penelusuran, faktor ekonomi keluarga dinilai dapat mempengaruhi tumbuh kembang pada anak, sehingga bisa mengakibatkan Stunting atau Standar Tinggi lantaran kurangnya asupan menu bergizi yang diberikan.

Hal itu dialami oleh Jutriana (41) warga Jalan KH Wahid Hasyim Lorong Kedukan Kelurahan 4-5 Ulu Kecamatan SU 1 Palembang.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved