Berita Palembang
Profesor Mahyuddin Award 2025 Beri Penghargaan pada Para 'Orang Baik' dari Guru hingga Seniman
Sebanyak 9 kategori meraih anugerah Profesor Mahyuddin Award 2025, Minggu (14/9/2025)
Penulis: Arief Basuki | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sebanyak 9 kategori meraih anugerah Profesor Mahyuddin Award 2025, Minggu (14/9/2025) malam digelar di Ballroom The Zuri Hotel di Jalan Radial, Palembang.
Sembilan kategori tersebut, mulai dari Guru, Dosen, Tenaga kesehatan, Ustadzah/ ustadzah, Wartawan, ASN, Pengusaha UMKM, Relawan sosial, hingga Seniman yang dianggap memiliki andil dan berintegritas terhadap bidangnya.
Mahyuddin Natimbul Same'a (14 September 1947 – 8 April 2021) adalah seorang politikus, dokter, dan akademikus Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumatera Selatan dari tahun 2003 hingga 2008 dan sebagai Gubernur Sumatera Selatan pada tahun 2008.
Setelah lima bulan menjabat sebagai gubernur, Mahyuddin kemudian menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari tahun 2009 hingga 2014.
Acara ini tak sekadar seremoni penghargaan, namun menjadi momen penuh makna dalam mengenang sosok almarhum Prof Mahyuddin Mahyuddin, tokoh pendidikan dan intelektual yang dikenal karena integritas, keteladanan, serta komitmennya terhadap nilai-nilai kebaikan dan kejujuran.
Dalam edisi keduanya tahun ini, Profesor Mahyuddin Award 2025 memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh dari berbagai bidang yang dinilai telah menunjukkan dedikasi, ketulusan, dan kontribusi nyata di tengah masyarakat.
Bukan sekadar mereka yang populer, melainkan mereka yang benar-benar layak disebut sebagai "orang baik" di bidangnya masing-masing.
Ketua Profesor Mahyuddin Institute, Yudha Pratomo Mahyuddin, MSc, Ph.D, mengatakan bahwa penghargaan ini bukanlah tentang popularitas, kekuasaan, atau pencapaian karier semata.
Lebih dari itu, Profesor Mahyuddin Award adalah bentuk penghormatan kepada nilai-nilai hidup yang diwariskan oleh almarhum Prof. Mahyuddin yakni kejujuran, keteguhan prinsip, amanah, kesederhanaan, dan kasih sayang dalam keluarga serta masyarakat.
“Ini adalah award untuk orang-orang baik, bukan hanya karena prestasi atau lama bekerja. Tapi mereka yang menjalankan peran masing-masing dengan hati, dengan lurus, jujur, dan penuh dedikasi,” kata Yudha.
Ditambahkan Yudha, ia menekankan bahwa penghargaan ini murni diberikan atas dasar kontribusi nyata, bukan karena jabatan, pengaruh politik, atau kekuatan media.
“Kalau dia dokter, maka dia adalah dokter yang baik. Kalau dia guru, maka dia adalah guru yang tidak pernah meminta imbalan di luar gaji. Kalau dia wartawan, maka dia wartawan yang menulis karena kebenaran, bukan karena amplop. Kalau dia seniman, maka dia berkarya bukan demi popularitas, tapi untuk menghidupkan budaya,” ujarnya.
Tanggal pelaksanaan penghargaan ini menurutnya juga dipilih dengan penuh makna yakni 14 September adalah hari kelahiran almarhum Prof Mahyuddin, yang tahun ini genap berusia 78 tahun seandainya masih hidup.
Ia wafat pada 8 April 2021, dan sejak saat itu, keluarga besar Mahyuddin berkomitmen untuk tidak hanya mengenang lewat doa dan ziarah, tapi juga lewat cara yang lebih berdampak bagi masyarakat luas.
“Kami ingin nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh beliau tetap hidup. Kami tidak hanya ingin mengenang, tapi melestarikan. Inilah wujud nyata dari rasa cinta kami kepada ayah kami tercinta,” terang Yudha.
Tampang 2 Tersangka Korupsi Stasiun Kereta Api di Lahat & Lubuklinggau, Negara Rugi Rp 1,958 Miliar |
![]() |
---|
Mobil Masih Kredit, Terios Milik Pedagang Donat di Jakabaring Digelapkan Penjual Pempek Sepeda |
![]() |
---|
Aksi Pemalakan Kembali Terjadi di Ampera, Ratu Dewa ke Sat Pol PP Palembang: Jangan Cak Umang-umang |
![]() |
---|
Lakalantas Maut di Palembang, Pelajar SMA di Tewas Dihantam Mobil Pick Up di Jembatan Musi IV |
![]() |
---|
Tertipu Modus Video Call Menyerupai Wajah Teman, Guru di Palembang Hilang Uang Rp 27 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.