Kombes Pol M Ngajib: Tawuran Remaja di Palembang Ada yang Bawa Pedang 1 Meter Gagangnya 4 Meter

Mantan Kapolrestabes Palembang Ungkap Penyebab Tawuran Remaja di Palembang Karena Salah Penafsiran

Penulis: Siti Umnah | Editor: Sudarwan
Capture/YouTube
Sekda Kota Palembang Drs Ratu Dewa (kiri) dan Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Mokhammad Ngajib. 

SRIPOKU.COM - Akhir-akhir ini Kota Palembang menjadi salah satu kota yang sering terjadi tawuran remaja.

Hal ini diungkap oleh Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Mokhammad Ngajib pada saat menjadi bintang tamu di podcast Tamu Sripo bersama Sekda Kota Palembang Drs Ratu Dewa beberapa waktu lalu.

Selama menegakkan hukum di kota Palembang, Kombes Pol M Ngajib menyebutkan sebagian besar remaja di Palembang salah menafsirkan beberapa hal sehingga menyebabkan terjadinya tawuran remaja.

Baca juga: Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Mokhamad Ngajib Jabat Kapolrestabes Makassar, Ini Penggantinya

Saat menjadi bintang tamu di podcast Tamu Sripo bersama Sekda Kota Palembang, Ratu Dewa beberapa waktu lalu, Ngajib mengatakan bahwa remaja saat ini sering salah dalam menafsirkan tentang pisau yang kerap digunakan sebagai senjata dalam melakukan aksi tawuran.

Ngajib yang kini menjabat Kapolrestabes Makassar menyebutkan pisau merupakan salah satu barang yang digunakan untuk hal-hal yang tepat oleh orang-orang zaman dahulu.

Contohnya seperti memotong daging ayam, sapi, kambing atau memotong rumput dan lain-lain.

Baca juga: 5 Tips agar Anak Laki-laki Terhindar Tawuran dari Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Mokhamad Ngajib

"Ada satu lagi kebiasaan di sini yang namanya tujah. Orang tua dulu, kakek nenek di Palembang ini sering membawa pisau," kata Ngajib.

"Manfaat pisau ini sebenarnya bagus, karena digunakan sesuai kebutuhannya misalnya ke pasar manfaatnya untuk motong daging ayam, sapi, kambing dll, ke sawah untuk motong rumput, motong pohon dan lain-lain. Ini positif semua," lanjutnya.

"Namun demikian, sekarang ini juga berkembang ada salah pemahaman oleh anak-anak saat ini. Mereka pada saat kita tangkap, muncul pertanyaan "kenapa saya membawa senjata tajam ditangkap, di proses, sedangkan bapak nenek kakek bawa pisau gpp itu?" kata mereka," keluh Ngajib.

Wawancara Sekda Kota Palembang bersama Kapolrestabes Palembang
Wawancara Sekda Kota Palembang bersama Kapolrestabes Palembang (Capture/YouTube)

Baca juga: Kapolresta Palembang Kombes Ngajib Besuk Balita Korban Selamat Kecelakaan: Pengemudi Masih Belajar

Hal tersebut lantas membuat Ngajib merasa prihatin dengan pergeseran pemahaman oleh remaja yang menganggap membawa senjata tajam merupakan hal yang biasa.

"Nah ini kan menjadi satu pemahaman yang salah, sehingga yang bersangkutan membawa parang hingga tombak," tegasnya.

Berdasarkan hasil penemuannya di lapangan, bahkan ada kasus dimana remaja di Palembang membuat pedang dengan panjang satu meter dan pegangannya 4 meter.

Baca juga: Kombes Ngajib Blender Barang Bukti Seberat 2 kilo Sabu-sabu dari Malaysia dan 1000 Butir Pil Ekstasi

"Kemudian yang lebih memprihatinkan lagi, ada besi dibuat gergaji bahkan ada juga pedang panjang satu meter namun pegangannya 4 meter. Total 5 meter, berarti jarak 5 meter mereka bertempur tentunya pasti ada korban sehingga korban akhirnya meninggal dunia," jelasnya.

Sehingga hal itulah yang memicu terjadinya tawuran remaja yang saat ini kembali menjadi tren di kota Palembang.

Selain itu, Kombes Pol M Ngajib juga mengatakan jika tren tawuran remaja tersebut sudah menjadi permasalahan nasional yang menjadi perhatian khusus bagi pihak kepolisian.

Baca juga: Silakan Diambil Gratis, Kombes Pol M Ngajib Soal 63 Motor Curian yang Berhasil Ditemukan Polisi

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved