Berita Palembang

Indonesian Chef Association Targetkan Pindang & Malbi Jadi Ikon Kuliner Khas Daerah Sumatera Selatan

Indonesian Chef Association (ICA) bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) akan menjadikan Malbi dan Pindang sebagai ikon kuliner daerah

Penulis: Mita Rosnita | Editor: bodok
SRIPOKU.COM/mita
Ketua Pelaksana perayaan Hari Ulang Tahun ICA Sumsel ke-16 Didik Haryono. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Indonesian Chef Association (ICA) bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) akan menjadikan Malbi dan Pindang sebagai Ikon Kuliner Khas Daerah Sumatera Selatan bersamaan dengan Pempek yang telah terlebih dahulu dikenal masyarakat di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua pelaksana perayaan Hari Ulang Tahun ICA Sumsel ke 16 Didik Haryono di Transmart Radial, Rabu (25/1/2023).

Di tengah rangkaian kegiatan tersebut Didik menyampaikan terdapat beberapa hal penting yang menjadi resolusi dari anggota ICA dalam waktu dekat yakni kembali mempopulerkan seluruh olahan khas tradisional Sumsel ke kancah nasional dan internasional.

"Sesuai dengan visi dan misi ICA sendiri, di usia ICA ke 16 ini kami ingin mengangkat makanan Sumsel ini agar dapat dikenal masyarakat luas di Indonesia bahkan luar negeri, jadi jangan sampai makanan kita yang lezat ini kalah sama makanan lainnya," katanya kepada Sripoku.com.

Upaya yang akan dilakukan ICA bersama dengan Pemprov Sumsel terkait agar eksistensi dari Malbi dan Pindang cepat dikenal masyarakat khususnya wisatawan yakni dengan memanfaatkan peran chef yang ada di hotel dan restoran berbintang di Sumsel untuk menyajikan kedua makanan tersebut kepada para pengunjung.

"Jadi upaya yang mulai dilakukan sekarang adalah dengan melibatkan restoran dan hotel di Sumsel untuk menyajikan makanan ini sebagai sajian wajib," ujarnya.

Bahkan dia juga meminta agar olahan-olahan tersebut dapat dikreasikan menjadi oleh-oleh dalam bentuk hampers atau makanan jinjing yang bisa dibawa oleh wisatawan yang berdatangan dari luar Sumsel.

Sama halnya dengan rendang yang saat ini telah mendunia, Didik berharap agar Pindang dan Malbi dapat menyusul ketenaran dari makanan yang berasal dari Padang itu.

"Hal ini akan menjadi ciri khas kita, sehingga chef yang tergabung di ICA terus melakukan kolaborasi terbaiknya bersama dengan pemerintah untuk bisa mewujudkan ini," sambung dia. 

Tidak hanya Malbi dan Pindang, bahkan kue-kue khas Sumsel seperti Maksuba, Lapis Legit dan Bolu Delapan Jam juga tentunya akan menjadi barisan panjang dari perjuangan ICA dalam memperkenalkan beragam makanan khas daerah di Bumi Sriwijaya ini.

Selain dari kerjasama terhadap stakeholder yang telah disebutkannya, pelaksanaan event-event kuliner turut menjadi penunjang lain dari promosi yang bisa dilakukan ICA dan pemerintah Sumsel.

"Kita juga punya maksuba, delapan jam, lapis legit yang akan dibawa dalam sejumlah event kuliner baik yang dilaksanakan di Sumsel ataupun luar Sumsel sendiri, ini akan lebih efektif biar masakan kita bisa terkenal," ujarnya.

Sampai saat ini pun eksistensi makanan khas Sumsel memang diakui Didik cukup tinggi, respon wisatawan yang berdatangan pun tidak mengecewakan sehingga ini menjadi semangat bagi ICA untuk bisa mewujudkan cita-cita tersebut.

"Eksistensi makanan khas Sumsel sangat tinggi hal ini dibuktikan dengan banyaknya wisatawan yang ketagihan untuk mencoba kembali makanan seperti pempek, pindang, model. Jadi kami optimis Sumsel bisa menjadikan makanan khas sebagai primadona," ungkapnya.

Bahkan sampai sejauh ini ICA telah melakukan kolaborasi dengan pemerintah bersama Dinas Pangan dan Perindustrian maupun Dinas Pariwisata. 

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved