Siswa Tertembak di Palembang Meninggal

Kesedihan Guru dan Teman di MTS 2 Muhammadiyah Palembang, Fahri Meninggal Usai Tertembak di Mata

Kabar duka meninggalnya Fahri (14) siswa kelas 9 Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah 2 Palembang, menjadi kesedihan

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Mita Rosnita
Suasana di ruang kelas Fahri (14) usai ia dikabarkan meninggal akibat tembakan peluru nyasar saat tengah bermain bola, Jumat (6/1/2023) 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kabar duka meninggalnya Fahri (14) siswa kelas 9 Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah 2 Palembang, menjadi kesedihan bagi seluruh guru dan teman-temannya di sekolah tersebut.

Suasana duka begitu terasa di sekolah tersebut, terutama di kelas tempat Fahri belajar.

Teman sekelas nampak merasa kehilangan sosok Fahri di dalam kelas.

Anak yang dikenal tak banyak ulah itu tak lagi bisa mereka lihat di kelas.

Kini hanya kenangan yang terlintas di benak para siswa mengenal sosok siswa yang baik itu.

Fahri meninggal akibat tembakan senapan angin yang diduga salah sasaran.

Kepala Sekolah MTs Muhamadiyah 2 Palembang Lina Setiawati (44) yang mengaku syok atas informasi yang dia terima kemarin (5/1/2023) melalui pesan WhatsApp yang disampaikan wali murid korban.

Padahal ia dan pihak sekolah sudah menghimpun sumbangan untuk membantu pengobatan anak didiknya itu.

Namun saat bantuan itu baru terkumpul, ia mendapat kabar bahwa Fahri meninggal dunia.

Berdasarkan keterangan yang disampaikan Lina, seminggu sebelum Fahri dinyatakan meninggal dunia, dia telah mendapat kabar terkait kondisi kesehatan muridnya itu, akibat peluru nyasar yang diduga tertembak dari salah seorang pemburu burung.

Dia menceritakan kronologi kejadian tersebut setelah sebelumnya sempat berbincang dengan orang tua Fahri yang menyebutkan korban terkena tembakan peluru nyasar saat tengah asik bermain bola di lapangan sekitar rumah bersama rekannya.

"Seminggu sebelum akhirnya almarhum meninggal, pihak sekolah sudah terlebih dahulu mendapat kabar kalau Fahri terkena musibah (tertembak peluru) di bagian pelipis mata yang membuatnya harus di rawat di rumah sakit," katanya saat ditemui wartawan Sripoku.com, Jumat (6/1/2023).

Usai menerima informasi tersebut, Lina berinisiatif untuk melakukan pengumpulan dana sumbangan kepada seluruh guru dan tidak lupa mengajak seluruh wali murid di kelas 9 sebagai bentuk kepeduliannya kepada kasus yang terjadi.

Dengan segera permintaan Lina pun dilaksanakan oleh salah seorang guru lainnya untuk mengirimkan pesan yang disiarkan di grup WhatsApp.

Melalui uang tersebut dirinya berharap agar biaya pengobatan Fahri dapat sedikit terbantu dan pihak keluarga tidak merasa terbebani.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved