Media Mainstream 'Dikerangkeng' Rezim (?)

Pertanyaan mendasar yg patut dan pantas kita ajukan adalah, apakah media mainstream yang kita gembar-gemborkan sebagai media independen itu masih ada?

Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM / Istimewa
Yurnaldi Wartawan Utama, Mentor Jurnalistik, dan Penulis Buku-buku Serial Wartawan Hebat 

Pemerintah sudah mengerangkeng media dan jangan keluar dari kepentingan pemerintah. Informasi yang ada hanya searah.

Kritik dan harapan-harapan berbagai elemen masyarakat “dibungkam” dengan cara tak diberi tempat.

Kadang pemerintah memuji kinerjanya dengan cara memasang pariwara di beberapa media.

Ini juga salah satu alasan pembaca mengurangi berlangganan, sebab isi/substansi media cenderung seragam dan sama persis, baik redaksional (judul dan isi) juga foto-foto.

Dari sebagian fakta yang saya beberkan di atas, maka saya mencermati bahwa media main-stream tidak lagi menyuarakan suara publik dalam mengontrol pemerintah/rezim.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Logo instagram.com/sriwijayapost/

Karena fungsi media sebagai pembentuk opini, maka bukan rahasia umum lagi media mainstream ditumpangi oleh beberapa kepentingan bisnis dan politik.

Media tidak lagi digunakan untuk kepentingan publik, melainkan digunakan pebisnis untuk menyukseskan agenda politiknya.

Kesan dan kesimpilan pembaca/pemirsa/pendengar adalah bahwa media mainstream tidak lagi netral dan kurang memihak pada kepentingan publik.

Hal ini mengibaratkan media seperti rezim otoriter dan tiran yang cenderung kurang berpihak pada kepentingan publik. Media seharusnya menjadi wadah untuk kreativitas karya.

Namun, penyimpangan terjadi pada media yang berpacu pada persaingan bisnis antarindustri media sehingga banyak terjadi duplikasi karya yang secara isi sama.

Namun berbeda pengemasannya.

Demokrasi yang seharusnya terbentuk dengan netralnya media menjadi hilang dari genggaman publik karena adanya kepentingan terselubung dari pemilik yang memiliki agenda politik dan persaingan bisnis antarmedia.

Hoaks sebagai Perlawanan
Sebenarnya peran media mainstream yang sesungguhnya dan insan pers masih dibutuhkan masyarakat dan pemerintah untuk memerangi ujaran kebencian dan hoaks yang disampaikan oleh media sosial.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Logo TikTok Sripoku.com
Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved