Kemiskinan Di Sumsel

Kenapa Data Angka Kemiskinan Di Sumsel Masih Tinggi?

Mewujudkan “Sumsel Maju Untuk Semua”  mendapat tantangan besar setelah Badan Pu­­sat Statistik (BPS) merilis data kemiskinan di Indonesia

Editor: Salman Rasyidin
ist
Dr. Ir. H. Abdul Nadjib,.MM 

Garis kemiskinan pada September 2020 tercatat sebesar Rp 458.947,-/kapita/bulan dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp 339.004,- (73,87 persen) dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp119.943,- (26,13 persen).

Pada September 2020, rumah tangga miskin di Indonesia rata-rata memiliki 4,83 orang anggota rumah tangga.

Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara ra­ta-rata sebesar  Rp 2.216.714,-/rumah tangga miskin/bulan atau garis kemiskinan ha­rian seki­tar Rp.74 ribu/rumah tangga/hari.

Banyak faktor penyebab kemiskinan sebagaimana dikemukakan para ahli.

Menurut Nu­groho dan Dahuri (2004), Penyebab kemiskinan dapat terjadi karena kondisi alamiah dan ekonomi, kondisi struktural dan sosial, serta kondisi kultural (budaya).

Sedangkan menurut Cox (2004, dalam Awang Faroek (2006), terjadinya kemiskinan diakibatkan dampak globalisasi dan proses pembangunan.

Paradigma pembangunan yang bertumpu pa­da pertumbuhan ekonomi sebagai biang dari peminggiran masyarakat.

Sahdan (2005) me­ngemukakan 60% penduduk miskin di Indonesia tinggal di daerah perdesaan, hingga saat ini tetap menjadi kantong utama kemiskinan.

MISKIN
Ilustrasi --Data kemiskinan suber BPS SS (ist)

Penyebab utama kemiskinan desa a­dalah:

(1) pendidikan yang rendah;

(2) ketimpangan kepemilikan modal dan lahan pertanian;

(3) ketidakmerataan investasi di sektor pertanian;

(4) alokasi anggaran kredit yang terbatas;

(5) terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar;

(6) pengelolaan ekonomi secara tradisional;

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved