Cerita Serial Mawar Mewangi (8) : Secercah Kebenaran

Meski tidak terdengar jeritan histeris, mata merah yang terlihat di sebagian besar mata pelayat masih membekas setelah pemakaman selesai dilakukan

Editor: aminuddin
IST
Ilustrasi 

Eeeek ... Eeeee ...

Eeeeek .. Eeee ...

Rahman membiarkan tangis itu memecah di dekapannya.

Dia merasakan dingin di sekitar dadanya.

Bajunya basah terkena tumpahan air mata Santi.

Rahman menenangkannya ...

"Aku takut Man." Ucapnya terisak.

Rahman sengaja belum menghidupkan mesin mobil.

Dia masih penasaran kenapa koleganya itu bersikap sangat berbeda hari ini.

"Aku merasa bersalah, Man," kata Santi lagi.

"Bersalah kenapa?"

Santi berusaha tidak menangis lagi.

Tapi belum bisa tenang.

Nafasnya masih turun naik tak beraturan.

"Minum dulu ya!"

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved