Cerita Serial Mawar Mewangi (8) : Secercah Kebenaran
Meski tidak terdengar jeritan histeris, mata merah yang terlihat di sebagian besar mata pelayat masih membekas setelah pemakaman selesai dilakukan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - SUARA tembakan terdengar berulangkali mewarnai pemakaman Letnan Komar.
Sang isteri dan kedua anaknya tak kuasa menahan air mata saat peti mati dimasukkan ke liang lahat.
Santi yang berdoa di dekat Yulia Komar juga ikut menangis.
Sementara Rahman berjaga-jaga di sekitar areal pemakaman.
Prosesi pemakaman berjalan lancar dan khidmat serta diwarnai tetesan air mata.
Meski tidak terdengar jeritan histeris, mata merah yang terlihat di sebagian besar mata pelayat masih membekas setelah pemakaman selesai dilakukan.
Yulia Komar dan dua anaknya yang berbusana serba hitam dikawal beberapa petugas keamanan, masuk ke dalam mobil sedan berukuran besar.
Meluncur ke luar area pemakaman, mengikuti iring-iringan kendaraan lain yang jumlahnya mendekati dua ratus lima puluh unit.
Sementara Rahman menghentikan mobilnya persis di pintu gerbang pemakaman sebelah kanan.
Berdiri seorang perempuan cantik, tinggi semampai berambut panjang sebatas bahu.
"Santi ... Ayo!"
Santi tak mau masuk.
Masih berdiri sambil menundukkan wajahnya.
Rahman turun dari mobil.
Dia dekati Santi yang masih berdiri mematung sebelum memeluknya sembari menangis sesunggukan.