Karet Ikut Sumbang Ekspor Tertinggi di Akhir 2020, Seharusnya Bisa Bikin Petani Lebih Sejahtera

Harapannya, dengan nilai ekspor yang tinggi ini, perusahaan karet bisa membantu petani dalam meningkatkan perekonomian.

Editor: Refly Permana
tribunsumsel/eko
Suasana penjemuran getah karet di Lubuklinggau. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Karet saat ini masih menjadi komoditas unggulan dari Sumsel untuk diekspor ke luar negeri.

Dimana, menurut Badan Pusat Statistis (BPS) provinsi Sumsel, nilai ekspor Sumatera Selatan meningkat 28,38 persen pada Desember 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya.

Hal ini karena ditopang membaiknya perdagangan luar negeri barang-barang komoditas, seperti karet, bubur kertas, dan batubara.

Baca juga: Dinkes PALI Minta Masyarakat Waspada DBD, Kasus Terbanyak Serang Usia Remaja

Kepala BPS Sumatera Selatan, Endang Tri Wahyuningsih, mengatakan tiga komoditas tersebut mengalami kenaikan volume ekspor cukup signifikan sehingga ekspor Sumsel pada Desember bisa membukukan nilai 390,46 juta dolar AS.

Dimana, karet jadi komoditas ketiga penyumbang nilai ekspor terbanyak di Sumsel. 

Karet dan barang dari karet yang mengalami kenaikan 12,93 persen dibandingkan bulan sebelumnya jika ditinjau dari sisi volume. 

Pada Desember 2020 tercatat ekspor Sumsel mencapai 84.711,41 ribu ton atau meningkat dari bulan sebelumnya 75.014,23 ribu ton.

Sementara dari sisi nilai ekspor mencatat kenaikan 21,75 persen atau mengumpulkan 126,07 juta dolar pada akhir tahun lalu. 

Hal ini juga terlihat pada volume ekspor karet sebanyak 201,6 ton tujuan Qingdao, Tiongkok dengan nilai ekspor Rp 1,8 miliar rupiah.

Baca juga: Live Streaming di HP Liverpool vs Man United, Kegusaran Salah Saat Setan Merah di Puncak Klasemen

Karet merupakan komoditas ekspor utama di Provinsi Sumatera Selatan. 

"Setelah dipastikan tidak ada OPT/OPTK (organisme pengganggu tumbuhan/organisme pengganggu tumbuhan karantina), karet yang dikirim sesuai dengan permohonan, maka karet lempengan ini siap berangkat ke negeri Panda.

Diterbitkan Phytosanitary Certificate (PC)," kata Pemeriksa karantina tumbuhan, Rizi Faizal.

Berdasarkan data IQFast selama tahun 2020, karet merupakan komoditas ekspor dengan jumlah nilai terbesar.

Tak sedikit, nilainya mencapai Rp 23,3 triliun dengan volume sebanyak 293,1 ton dan frekuensi 2.013 kali.

Hafni Zahara Kepala Karantina Pertanian Palembang secara terpisah, berharap dengan nilai ekspor yang tinggi ini, perusahaan karet bisa membantu petani dalam meningkatkan perekonomian.

Terutama di masa pandemi Covid-19 saat ini. 

Baca juga: Masuk Puncak Musim Hujan Sumsel Berpotensi Banjir, Dataran Tinggi Daerah Rawan

"Kita akan berupaya mendorong melalui Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo). Supaya petani juga meningkat kesejahteraannya," tandasnya. 

Penulis: Arief Rohekan

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved