Didukung Sektor Pertambangan, Pertumbuhan Ekonomi Sumsel Lampaui Rata-rata Nasional

Pertumbuhan ekonomi di Sumsel tertinggi kedua di Pulau Sumatera setelah Provinsi Kepulauan Riau ditopang oleh sektor pertambangan

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: adi kurniawan
Linda Trisnawati
MOU - Foto bersama usai Penandatanganan Nota Kesepakatan Pemerintah Provinsi Sumsel dan BPS RI. Tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Pengembangan Data dan/atau Informasi Statistik Dalam Rangka Pembangunan Daerah Provinsi Sumsel di Griya Agung, Jumat (12/9/2025). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencapai 5,42 persen pada tahun ini, menempatkan Sumsel sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi kedua tertinggi setelah Provinsi Riau. 

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia, Amalia Adininggar Widyasanti, pertumbuhan ekonomi di Sumsel tertinggi kedua di Pulau Sumatera setelah Provinsi Kepulauan Riau. 

"Pertumbuhan ini ditopang oleh sektor pertambangan dan penggalian," kata Amalia saat Penandatanganan Nota Kesepakatan Pemerintah Provinsi Sumsel dan BPS RI.

Tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Pengembangan Data dan/atau Informasi Statistik Dalam Rangka Pembangunan Daerah Provinsi Sumsel di Griya Agung, Jumat (12/9/2025). 

Menurutnya, angka ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki Sumsel berkat kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah. Sumsel memiliki ruang yang sangat luas untuk mempercepat pertumbuhan ekonominya. 

"Meski secara makro pertumbuhan ekonomi Sumsel sudah sangat baik, terdapat disparitas yang cukup signifikan di antara kabupaten dan kota dalam hal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita," katanya. 

Menurutnya, Muara Enim, yang dikenal sebagai daerah penghasil batubara, mencatatkan PDRB per kapita tertinggi di Sumsel sebesar 11.477 USD, jauh melampaui kabupaten lain.

Di sisi lain, Empat Lawang mencatat PDRB per kapita terendah, yakni sekitar 1.225 USD.

Indonesia PDB perkapita sekitar 4.960 US Dollar perkapita dan Sumsel kalau dirata-ratakan PDRB perkapitanya adalah 4.735 USD dan ini tidak terlalu jauh dari rata-rata PDB perkapita nasional atau kalau dilihat negara lain kira-kira PDB perkapita Sumsel ini setara dengan negara Iran 4.71 USD. 

"Ketimpangan PDRB per kapita ini menjadi pekerjaan rumah penting untuk meningkatkan kesejahteraan secara merata di seluruh wilayah Sumsel,” kata Amalia.

Menurutnya, sektor pertambangan di Muara Enim memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah tersebut, mencapai 69,59 persen. 

Untuk itu Amalia menyoroti potensi besar Sumsel dalam pengembangan hilirisasi produk perkebunan, khususnya kelapa sawit, yang saat ini sebagian besar masih diekspor dalam bentuk bahan mentah tanpa pengolahan lanjut.

"Dengan meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi produk perkebunan, Sumsel dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan sekaligus membuka lapangan kerja baru,” katanya.

Sementara itu Gubernur Sumsel Herman Deru menambahkan, sebagai upaya meningkatkan perekonomian maka diperlukan data yang akurat seperti menggunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). 

"Sumsel ini tingkat pengangguran kecil, namun tingkat kemiskinan masih dua digit. Ternyata kelompok kerjanya masih banyak di sektor informal seperti pertanian. Maka diharapkan setelah presiden meningkatkan HPP gabah diharapkan nilai tukar petani akan naik dan pendapatan diharapkan naik," kata Deru.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved