Liputan Eksklusif
Calon Wako Palembang Mulai Gerilya, Ingin Ngetop Sewa Buzzer
Sejumlah tokoh baik dari petahana hingga penantang mulai menggeliat mengambil hati masyarakat kota pempek di sosial media.
Dalam pola kerjanya, pria yang sudah lima tahun menjadi seorang buzzer ini mengaku mereka bakal menyiapkan suatu konten terlebih dahulu seperti mengolah berita menjadi hoax, memotong video asli kemudian di edit.
Baca juga: Sulit Lacak Identitas Buzzer
Setelah, manuver dirasa cocok maka mereka akan menyerbu dari seluruh sektor sosial media secara masif.
"Dengan pola yang sudah kita buat teratur dan sistematis, kita menyebarkan konten penggiringan opini dengan cepat," jelasnya.
Yudha, seorang buzzer lainnya mengaku untuk tarif bayaran biasanya mereka mematok harga Rp 20-30 juta perbulan untuk akomodasi tim dalam bekerja di dunia maya.
Namun demikian, untuk di awal -awal ini mereka ditawarkan bayaran Rp 10 juta untuk paket satu tim berisikan empat orang.
"Saat ini kan masih ringan kontennya jadi tidak masalah bayaran segitu. Biaya itu berbeda dengan fasilitas kamera, laptop dan kebutuhan alat bekerja lainnya," ungkap pekerja swasta tersebut.
Dalam bekerja sebagai pendengung di sosial media, Yudha cs memiliki target jelas dalam enam bulan awal menaikkan popularitas, jika target tak tercapai tim buzzer siap mundur.
Namun, apabila memenuhi ekspektasi maka mereka akan minta biaya tambahan berupa uang kuota dan ongkos akomodasi.
Dalam bekerja di media sosial, mereka memiliki formula trending topic.
Volume jumlah postingan, seberapa banyak jumlah volume tersebut dalam suatu waktu, kemudian postingan tersebut diposting ulang oleh warganet dari wilayah yang dituju.
"Kita fair, kalau tidak sampai target ya kita mundur," tegas Yudha. (tim)
