Warga Merapi Area Tiap Hari Isap Debu, Kemana Uang Kompensasi Untuk Mereka?
Selama ini kata warga, mereka hanya terkena dampaknya saja namun nihil perhatian dari perusahaan.
LAHAT, SRIPO -- Kemarahan dan kekecewaan warga di Kecamatan Merapi Area, Kabupaten Lahat memuncak dan tak terbendung akibat aktivitas angkutan batubara maupun galian C.
Selama ini kata warga, mereka hanya terkena dampaknya saja namun nihil perhatian dari perusahaan.
Rumah diselimuti debu, tiap hari mengirup debu. Itulah yang kini dirasakan warga di kecamatan yang berada di lembah Bukit Serelo tersebut.
Hampir setiap hari ratusan truk dan tronton melintas di Jalan Lintas Sumatera.
• Sudah tak Tahan Tiap Hari Hirup Debu Warga Lahat Mulai Melawan, Lakukan Penyetopan Angkutan Batubara
Tak saja membuat lalulintas terganggu namun, truk yang melintas menghamburkan debu.
Setidaknya, dalam satu bulan terakhir sudah dua desa yakni Desa Prabumenang dan Desa Gunung Kembang Kecamatan Merapi Timur, Lahat melakukan aksi protes dengan menyetop angkutan tambang.
"Tiap hari kami dipaksa hisap debu. Rumah kami, lihatlah hitam pekat oleh debu. Aliran sungai kami tercemar akibat limbah. Terus mana kepedulian kepada kami. Kami hanya terkena dampaknya saja," tegas Farida, warga Gunung Kembang, Kecamatan Merapi Timur yang turut dalam aksi menyetop truk angkutan tambang, Selasa (29/9).
Dikatakan Farida, bersama ibu-ibu desa setempat mempertanyakan, jika ada uang kompensasi atau uang untuk membersihkan debu, maka mana uang tersebut. Kalau memang ada disalurkan kemana, sudah seperti apa realisasinya?
• Kendaraan Distop Massa Aksi, Puluhan Personel Polres Lahat Diturunkan Urai Kemacetan di Merapi Area
"Kami warga harus tahu," tegasnya.
Disesalkan Farida, jika sejak awal ada penjelasan dari Kades, Camat atau Bupati soal penanganan debu maka warga tidak akan turun ke jalan. Namun ternyata tak ada penjelasan apapun.
"Kami warga desa dahulu pernah diminta KTP dan KK. Katanya untuk data dampak debu. Tapi faktanya sampai sekarang tidak ada sama sekali. Kami akan terus melakukan aksi jika tidak ada solusi dari perusahaan dan pemerintah," tegasnya lagi.
Protes warga atas angkutan tambang berlangsung sejak, Senin (28/9) hingga Rabu (29/9). Warga Gunung Kembang menyetop semua kendaraan yang melintas.
• Video Sudah tak Tahan Tiap Hari Hirup Debu Warga Lahat Melawan, Lakukan Penyetopan Angkutan Batubara
Tak kurang ratusan kendaraan parkir di pinggir jalan. Akibatnya kondisi Jalan Lintas Sumatera lumpuh total.
Kapolres Lahat, AKBP Achmad Gusti Hartono, SIK turun ke lokasi untuk mengurai kemacetan. Tak hanya itu, aksi para warga menyita perhatian Bupati Lahat, Cik Ujang, SH sehingga datang menemui dan menenangkan warga.
"Ya warga kita sudah berikan pengertian agar tidak menghadang kendaraan. Sejak pagi, kita sudah berusaha mengurai kemacetan dengan menerjunkan puluhan porsonel," ujar Kapolres Lahat.