Talang Tuwo

Talang Tuwo, Prasasti Tinggalan Kerajaan Sriwijaya yang Membicarakan tentang Penataan Ruang dan LH

Jika sekarang banyak kerusakan alam terjadi, itu karena kita salah dalam memaknai alam dan hanya melihat dari sudut pandang kepentingan manusia semata

Editor: aminuddin
zoom-inlihat foto Talang Tuwo,  Prasasti Tinggalan Kerajaan Sriwijaya yang Membicarakan tentang Penataan Ruang dan LH
SRIPOKU.COM/WAWAN SEPTIAWAN
Ilustrasi

Buku ini merupakan hasil riset. 

Jika dihitung sejak awal riset sampai selesai diterbitkan, butuh waktu sekitar 1 tahun. 

Segmen pembacanya menyasar ke siapa saja yang peduli dengan lingkungan hidup dan pesan-pesan para leluhur. Sangat baik untuk kalangan akademisi, peneliti, sejarawan, agamawan (Sriwijaya adalah kerajaan yang identik dengan agama Budha), jurnalis, dan sebagainya. Cara penyajian juga cukup sederhana dan bisa dipahami dengan mudah.

Alhamdulillah respons masyarakat cukup positif dan banyak yang memesan buku ini untuk dijadikan referensi. Awalnya memang tidak saya distri busikan secara massal, tetapi dalam waktu dekat akan dicetak ulang dan distribusi lebih luas lagi. Cetakan pertama sudah habis. Ke depannya,

sesuai bidang saya di Komunikasi Lingkungan dan latar belakang saya sebagai akademisi, maka kajian tentang Komunikasi Lingkungan akan terus saya dalami lagi. Banyak nilai-nilai lokal yang bisa dimunculkan dan jadi panutan saat ini. Bentuknya bisa berupa buku, artikel, ataupun tulisan di jurnal ilmiah. Selain itu saya bercita-cita untuk membentuk Pusat Kajian Sriwijaya yang isinya akan terdiri dari berbagai kalangan yang peduli.

 
Saya yakin masyarakat kita adalah masyarakat yang percaya dan yakin dengan kekuatan dan kehebatan para leluhur. 

Ini terbukti dengan berbagai label Keramat yang dilabelkan pada para leluhur. 

Pada konteks ini, leluhur kita (kerajaan Sriwijaya) sudah sangat jelas menyampaikan pesan tentang pentingnya pengelolaan LH dan penataan ruang yang baik. 

Jika sekarang banyak masalah lingkungan seperti banjir, kabut asap, longsor, kekeringan, dan sebagainya, saya khawatir bahwa itu adalah salah satu efek karena kita ingkar dari petuah para leluhur. 

Kuwalat, dalam bahasa lainnya. 

Karena itu, mari kembali pada pesan para leluhur, baik masyarakat, pemerintah, atau siapapun itu. 

Demi kemakmuran bersama.

Naskah pada Prasasti Talang Tuwo bisa mengilhami munculnya konsepsi tentang Manusia Talang Tuwo. 

Konsepsi ini sangat dipentingkan dengan melihat realitas pengelolaan lingkungan saat ini, karena semuanya bermula dari bagaimana respon manusia terhadap alam. 

Setidaknya manusia Talang Tuwo adalah manusia yang selalu menyandarkan dirinya pada keseimbangan hubungan dengan alam semesta. 

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved