Prof Yuwono & Sejumlah Ahli di Sumsel Teliti Genotipe Covid-19, Proyek Bernilai Miliaran Rupiah
penelitian tahap pertama memang dihentikan namun kemungkinan besar akan dilanjutkan kembali bila dana penelitian mandiri sudah kembali didapatkan.
Penulis: Jati Purwanti | Editor: Refly Permana
Dari sampel tersebut didapatkan 139 sampel positif atau sekitar 9 persen yang dinyatakan positif.
• Prof Yuwono Ahli Mikrobiologi Sumsel Jelaskan Bahayanya Hand Sanitizer Jika Ada Kandungan Methanol
Tahap PCR telah dilaksanakan berbarengan dengan pemeriksaan swab di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang dan beberapa rumah sakit.
Pada tahap tersebut diambil 100 sampel yang menelan dana keseluruhan Rp750 juta.
Sementara itu, untuk tahap sequencing yang dilakukan untuk merunut satu persatu kode genetik virus penyebab Covid-19 dari tahap PCR ternyata tidak dapat dilakukan di Sumsel, melainkan perlu Lembaga Eijkman Jakarta yang menelan dana Rp1,5 Miliar.
Dia menjelaskan bahwa timnya sempat mendapatkan tawaran pembiayaan dari Kementrian Riset dan Teknologi, namun dana yang ditawarkan masih terbatas untuk menyelesaikan semua tahap.
"Untuk di Jakarta dan Surabaya sudah ditemukan karena penelitian sudah rampung. Tiga jenis virus berasal dari Wuhan. Untuk di Sumsel kita belum tahu karena penelitian belum selesai," ujar Yuwono.
• Dikabarkan Putus, Gisella Anastasia dan Wijin Kompak Bantah Isu Lewat Foto, Makin Mesra!
Dia menjelaskan, penelitian genotipe berfungsi untuk melacak asal virus Covid-19 yang ada di Sumsel sehingga mempermudah pencegahan penularan virus.
"Gunanya penelitian ini agar kita tahu asal usulnya. Apakah ini asli dari Indonesia misalnya ataukah di Sumsel mengalami perubahan.
Nanti kita cocokkan dengan yang ada di Indonesia ataukah ini masih murni atau impor dari luar negeri," jelas dia.
Selain itu, penelitian ini juga berguna untuk mendesain vaksin Covid-19. Sebab, untuk vaksin diperlukan kecocokan dengan virus yang akan dibuatkan vaksin.
• Indekos Dipakai untuk Bisnis Esek-esek, Sekali Kencan Rp 500 Ribu Ternyata Ini Modusnya
"Harus cocok antara virus dan vaksin. Jadi, misalnya sequence virus urutannya ABCDE maka vaksinnya harus AntiABCDE. Tidak mungkin vaksin yang tidak ada kesesuaian dengan virus," ujar Yuwono.
Meski penelitian harus terhenti, namun menurut Yuwono, layanan penanganan Covid-19 tidak akan terpengaruh karena telah memiliki alurnya sendiri.