Virus Corona di Sumsel

Waspadai Pola Penularan Virus Corona Bergeser ke Kantor-kantor, Begini Penjelasan Prof Yuwono

Pola penularan Virus Corona saat ini mulai bergeser ke kantor-kantor instansi apapun dengan kondisi ruangan tertutup.

Penulis: maya citra rosa | Editor: Yandi Triansyah
Shutterstock
Ilustrasi virus corona, gejala virus corona(Shutterstock) 

Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Pola penularan Virus Corona saat ini mulai bergeser ke kantor-kantor instansi apapun dengan kondisi ruangan tertutup.

Sehingga harus diwaspadai oleh pemerintah dan masyarakat.

Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof. Dr. dr. Yuwono, M. Biomed menjelaskan pola penularan baru ini bergeser yang sebelumnya penularan terjadi di keramaian, seperti pasar dan mal.

Namun ternyata menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Virus corona (Covid-19) dapat menular lewat udara atau airborne.

Penjual Tanaman Hias di Palembang Ketiban Rejeki di Tengah Pandemi Corona, Anggrek Paling Diminati

 

Mudahkan Bekerja dan Belajar Daring, XL Hadirkan Paket Internet Mulai Rp 2 Ribu per 2 GB

Berdasarkan beberapa studi melihat bahwa ada kemungkinan droplet berukuran ekstra kecil (mikrodroplet) yang dihasilkan saat batuk atau bersin dapat membuat virus bertahan lama di udara.

Hal inilah yang perlu diwaspadai masyarakat karena penularan Covid-19 dapat terjadi pada ruang tertutup yang kurang adanya saluran udara atau ventilasi dan cahaya matahari.

“Ada yang harus kita waspadai saat ini, yaitu pola penularan yang bergeser ke kantor-kantor,” ujarnya saat diwawancarai via Whatsapp, Senin (27/7/2020).

Meskipun sudah mulai bergeser, namun menurutnya pola penularan ini belum dapat dijadikan klaster, karena harus dibuktikan dengan sumber infeksi dan jumlah orang yang tertular.

Mantan Foto dengan Wanita Lain, Ayu Ting Ting Komentari Shaheer Sheikh, Tingkah Ibu Bilqis Disorot

 

Naik Rp 8.000, Harga Emas Antam Berada di Angka Rp 997.000 Per Gram

Sedangkan di Sumsel, kasus positif yang ada belum dapat dikatakan sebagai klaster, karena belum cukupnya bukti sumber infeksi dan jumlah penularan.

“Untuk kasus di Sumsel ini belum cukup bukti dikatakan sebagai klaster,” ujarnya.

Selain itu menurutnya, status zona merah tidak pernah turun sejak adanya penularan atau transmisi lokal sekitar bulan April 2020 lalu.

"Sebenarnya bukan merah lagi tetapi merah sejak ada penularan lokal sekitar April lalu sampai sekarang," ujarnya saat diwawancarai via whatsapp, Sabtu (25/7/2020).

Baru 5 Hari Kredit Motor Karyawan Trans Musi Dibegal di Palembang, Ditusuk Pakai Kunci T

 

KPU Musirawas Gelar Bimtek Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Hibah Pilkada

Yuwono menjelaskan angka penularan atau Reproduksi efektif (Rt) masih antara 1,01 sampai dengan 1,30 yang menunjukkan bahwa jumlah kasusnya masih meningkat.

Juga angka kesakitan dan angka kematian masih sekitar 4,5 sampai dengan 5 persen.

"Namun kita juga harus optimis, karena anvka kesembuhan sudah mencapai 50,11 persen dibandingkan pada awal Juni 2020 sebesar 21 persen," ujarnya.

Dia menyarankan kepada pemerintah untuk tidak berhenti menggelorakan pola hidup bersih dan sehat, serta menjaga imunitas.

Seorang Perempuan Mendadak Pingsan Ketika Melewati Operasi Patuh Musi 2020 di Pasar Cinde Palembang

 

Punya Koleksi APD Modis Penuh Warna, Dokter di Palembang Ini juga Edukasi Kecantikan Lewat Tik Tok

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved