Idul Adha 2020
Songsong Idul Adha Dengan Keshalihan Sosial
Melaksanakan Qurban merupakan ibadah sunnah yang paling dianjurkan pada momen hari raya Idul Adha.
Lalu beliau SAW menjawab : “Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain, dan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah menggembirakan hati seorang mukmin, menghilangkan kesusahannya, membayarkan hutangnya, ataupun menghilangkan rasa laparnya” (HR. At-Tabrani)
Ibnul Mubarak sebagaimana ditukil oleh Imam An-Nawawi dalam Riyadhus Sholihin, memberikan tehnis secara simpel dan praktis: “Tholaqotul Wajhi, wa Badzlul Ma’ruf wa Kafful Adza” (Wajah berseri, berbuat kebaikan (secara umum) dan menghilangkan gangguan).
Karena itu keshalihan sosial tersebut jika dikaitkan dengan Idul Adha, maka hewan yang utama untuk Qurban adalah hendaknya hewan kurban yang gemuk, banyak dagingnya, sehat dan sempurna fisiknya tanpa cacat.
Jika saat Idul Firi kaum fakir miskin digembirakan dengan Zakat Fitrah, maka saat Idul Adha mereka digembirakan dengan daging kurban.
Pembagian daging hewan qurban kepada orang yang tidak mampu hakikatnya adalah membangun kesetia kawanan sosial umat Islam dan memupuk rasa kebersamaan serta nilai-nilai ukhuwwah Islamiyah.
Berkurban bukan hanya sekedar mampu melawan setan dan mengeluarkan uang untuk menyembelih hewan kurban. Tapi ini adalah langkah awal menuju pengorbanan-pengorbanan lainnya untuk agama Allah SWT.
Qurban pada hakikatnya memangkas atau memotong sifat-sifat hewani seperti egois, rakus atau tamak, mencuri atau korupsi, merampas hak-hak orang lain, bahkan diktator sudah selayaknya disembelih atau dihilangkan.
Umat Islam yang memiliki kemampuan untuk berqurban, sangat dianjurkan berqurban dan daging-daging hewan qurban dibagikan kepada mustadh’afin (orang-orang yang lemah secara ekonomi).
Menjadi tolak ukur bukan material daging hewan qurban bahkan darahnya yang tertumpah melainkan ketulusan dalam membangun kedekatan kepada Allah, menjalin silaturrahim antar sesama yang diinspirasi dari semangat ketaqwaan kepada Allah.
Keta’atan Nabi Ibrahim dan keshalihan Isma’il dalam peristiwa penyembelihan yang “akan/hampir saja” dilakukan oleh Ibrahim (selaku ayah kandung) kepada Isma’il (anak kandung/darah dagingnya sendiri).
Merupakan simbol kepada semua manusia bahwasanya untuk mencapai kesuksesan dan ridha Allah maka semangat rela berqurban harus digalakkan.
Kisah hidup dan keteladanan Nabi Ibrahim as khususnya dalam peristiwa Qurban merupakan tolak ukur ketaatan dan keikhlasan seorang hamba kepada Kholiq (pencipta)-Nya, merupakan wujud keshalihan sosial dalam merespon perintah Allah tanpa satu keraguan.
Mudah-mudahan kita mampu mengaplikasikan pesan moral dan spiritual peristiwa qurban dalam realitas kehidupan sebagai insan yang beriman.
Bercermin Dengan Keshalihan Sosial Ala Umar Bin Khaththab.
Saat banyak orang yang hanya berslogan pro rakyat cilik padahal rakus dan licik, maka mari kita bercermin dengan sahabat dan binaan Rasulullah SAW yaitu Umar bin Khaththab.