Virus Corona di Sumsel

Bantu Warga Terdampak Corona, BBWS Sumatera VIII Kerjakan Proyek Pakai Sistem Padat Karya

Di tengah pandemi covid-19 yang melanda, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII mengeluarkan kebijakan untuk membantu masyarakat yang

Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Odi Aria
Kepala BBWS Sumatera VIII, Birendrajana. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Di tengah pandemi covid-19 yang melanda, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII mengeluarkan kebijakan untuk membantu masyarakat yang terdampak pemecatan.

Kepala BBWS Sumatera VIII, Birendrajana mengatakan dalam mengerjakan proyek selama masa pandemi covid-19 ini pihaknya lebih memilih menggunakan metode
padat karya ketimbang menggunakan mesin.

Padat karya sendiri merupakan kegiatan pembangunan yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia jika dibandingkan dengan tenaga mesin.

Kisah Anak di Muaraenim 15 Tahun Tanpa Anus, di Kelas Selalu Juara tapi Terkendala Biaya Operasi

 

Seorang Kakek di Palembang Cabuli Cucu di Ogan Ilir, Jika Berani Cerita Korban Diancam Disantet

Tujuan utama dari program padat karya adalah untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat, terutama yang mengalami kehilangan penghasilan atau pekerjaan tetap dampak covid-19.

"Mulai Juli-Agustus pekerjaan BBWS se Sumsel dan Babel banyak yang menggunakan padat karya daripada menggunakan mesin," katanya, Minggu (12/7/2020).

Ia menjelaskan, prioritas pekerjaan menggunakan program padat karya merupakan kebijakan nasional yang kemudian diimplementasikan ke seluruh daerah.

Pemkot Palembang Butuh Rp 270 Juta Untuk Pembangunan Drive Thru di Mal Pelayanan Publik

 

73 Titik Api Terpantau di PALI Mayoritas di Kecamatan Abab, Bangun Posko Tiap Kecamatan

Program padat karya sendiri digalakkan untuk membantu masyarakat di daerah yang banyak kehilangan pekerjaan karena dipecat di masa pandemi covid-19.

"Kita sangat berempati banyak saudara kita kehilangan pekerjaan.

Jadi sebisa mungkin pekerjaan BBWS menggunakan padat karya untuk membantu masyarakat yang terdampak covid-19," ungkap Birendrajana.

ARTIS Cantik Ini Hilang Bersama Putranya di Danau, Petugas Kesulitan Lakukan Pencarian di Lokasi

 

Ikut Trending Pasca Ditinggal Nikah Dinda Hauw, Ini 7 Pesona Rizky Billar, Aktor FTV Suka Traveling

Diakuinya, program padat karya bukan hanya diterapkan di masa pandemi Covid-19 saja.

Hampir setiap tahun pihaknya selalu melibatkan tenaga manusia dalam jumlah banyak, khususnya dalam menggarap pekerjaan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI).

Batik Jumputan Ngesanak, Batik Karya Anak-anak Suku Anak Dalam Muratara, Gunakan Pewarna dari Alam

 

Bak Petir Siang Bolong, Denny Darko Ramalkan Borok Artis Alim Bakal Terbongkar karena Video Asusila

Pemerintah pusat sendiri melalui Kementrian PUPR telah menganggarkan Rp 10,2 Triliun untuk menjalankan P3TGAI pada tahun 2020.

Dana itu diperuntukan untuk 10.000 lokasi P3TGAI yang tersebar di 33 Provinsi di Indonesia.

Pasien Sembuh Covid-19 Meningkat, Pembangunan Siring Drainase di Lubuklinggau Kembali Dilanjutkan

 

Mengaku Cinta, Oknum Guru Ini Cabuli Muridnya di Rumah Kosong, Mengajar Tari Kuda Lumping

Termasuk juga Provinsi Sumsel yang pada tahun ini mendapatkan jatah 224 lokasi.

"Peningkatan Irigasi dapat membantu petani dalam menjaga Produktifitas hasil pertanian. Tahun ini hanya ada 9 Kabupaten Kota di Sumsel yang mendapatkan jatah dengan total 224 Desa. Paling banyak terdapat di Kabupaten OKU Timur,” bebernya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved