Virus Corona di Sumsel

Lubuklinggau Zona Oranye, Pasien di RS Sobirin Lubuklinggau Sepi, Warga Masih Takut Berobat

Pandemi Covid-19 membuat jumlah pasien di sejumlah rumah sakit swasta dan rumah sakit negeri di Kota Lubuklinggau turun drastis.

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Eko Hepronis
Suasana parkir depan RS dr Sobirin milik Kabupaten Musi Rawas di Kota Lubuklinggau tampak lengang, Jumat (10/7). 

SRIPOKU.COM, LUBUKLINGGAU -- Pandemi Covid-19 membuat jumlah pasien di sejumlah rumah sakit swasta dan rumah sakit negeri di Kota Lubuklinggau turun drastis.

Anjloknya pasien yang berobat di rumah sakit ini disinyalir karena warga takut ke RS atau menahan sakit karena takut terjangkit Covid-19 ditambah adanya batasan pelayanan.

Dampaknya tidak ada pasien yang berobat membuat pendapatan sejumlah RS pun turun drastis, sementara biaya operasional RS terus berjalan.

Isak Tangis Gani Pecah Saat Azankan Jenazah Adiknya Yuyun Guru SD di Banyuasin Tewas Karena Dibunuh

 

BMKG Peringatan Dini Cuaca Ekstrem, Sabtu 11 Juli 2020: Waspada 6 Wilayah Berpotensi Hujan & Petir

Salah satunya dialami RS dr Sobirin milik Kabupaten Musi Rawas di Kota Lubuklinggau yang sempat terseok-seok akibat sedikitnya pasien yang berobat.

Kabid Pelayanan Rumah Sakit dr Sobirin, dr Evi Damayanti, Mars mengatakan, akibat tidak adanya pasien jelas sangat berpengaruh terhadap operasional RS.

"Jadi tidak adanya pasien berobat ke RS kita ini jelas terganggu.

Sampai Sekarang Belum Ada Calon, Hendri Zainuddin Sebut Posisi Manajer Sriwijaya FC Bakal Dilelang

 

Kisah Warga Kota Lahat Sudah Puluhan Tahun Kesulitan Air Bersih, Rogoh Kocek Ratusan Ribu Beli Air

Terutama biaya operasinal tadi. Untunganya kita rumah sakit pemerintah yang selalu diberikan bantuan," katanya pada Sripoku.com, Jumat (10/7/2020).

Ia menuturkan, apalagi di era covid-19 kemarin disatu sisi pasien sedikit, disisi lain harus mengeluarkan biaya operasinal yang banyak.

Karena harus membeli Alat Pelindung Diri (APD) yang cukup mahal dan jumlahnya pun harus banyak.

"Kemarin seluruh petugas kita dilengkapi APD level 3. Tapi saat ini petugas kita tidak semuanya menggunakan APD level 3 lagi.

Penggunaan APD level tiga diberlakukan hanya untuk petugas yang bertugas di zona merah saja," ungkapnya.

Ia menjelaskan, untuk poliklinik RS Sobirin telah dibuka sejak tanggal 1 Juni lalu.

Semua pelayanan menggunakan protokol kesehatan.
Masyarakat harus menggunakan masker dan mencuci tangan serta wajib thermo scanner saat berkunjung.

Seorang Perampok Alfamart di Palembang Meregang Nyawa Pasca Lepaskan Tembakan ke Arah Polisi

 

Yuyun Guru SD Tewas di Banyuasin Dibunuh Tepat Dihari Ulang Tahunnya, Sempat Video Call Keluarga

"Tapi sejak dibuka kalau dibandingkan dengan kondisi normal masih sangat jauh.

Jadi rata-rata sebelumnya terutama hari Senin pasien bisa mencapai 200-300 pasien, sekarang paling banyal 100 pasien," terangnya.

Dampaknya, untuk keterisian kamar sendiri hingga saat ini belum kembali normal.

Namun beberapa tempat seperti ruang penyakit dalam sudah hampir 80 persen kembali terisi pasien.

"Bedah 50 persen, anak 30 persen, sedangkan untuk kandungan sejak awal tidak mengenal Covid-19.

FPTI PALI Berbagi, Door To Door Sebar Sembako Hingga Pelosok Daerah, Berdialog Cari Bibit Atlit

 

Tingkatkan Imunitas Tubuh, Bupati Musirawas H Hendra Gunawan Ajak Masyarakat Gemar Olahraga

Karena melahirkan itu tidak bisa ditahan hampir 80 persen terisi kamar sampai sekarang," ujarnya.

Ia juga menyampaikan, jika saat ini RS Sobirin masih melayani pasien Covid -19.

Bahkan ruang isolasi masih penuh, namun ketika dilakukan swab test kebanyakan hasilnya negatif hanya beberapa orang saja yang positif.

"Kita pun berharap sekarang masyarakat tidak takut lagi untuk berobat.

Sebelum dicanangkan new normal mungkin harus takut dan menahan diri. Sekarang kita sampaikan bahwa rumah sakit sudah aman," pungkasnya

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved