Virus Corona

Pandemi Corona Diprediksi Bertahan Selama 2 Tahun, Covid-19 Bisa Tak Ada Vaksinnya, Ini Kata WHO

Salah satu ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia mengungkapkan kekhawatirannya soal pandemi virus corona, bahkan diprediksi terjadi hingga 2 tahun

shutterstock
Ilustrasi vaksin(shutterstock) 

SRIPOKU.COM - Pandemi corona diprediksi terjadi hingga 2 tahun, ahli dari WHO sebut Covid-19 bisa saja tak ada vaksinnya.

Proses dari pengembangan sebuah vaksin untuk menyebuhkan sebuah penyakit dari virus tidak selalu berjalan lancar.

Terbukti, dilansir dari berbagai sumber, vaksin untuk HIV dan dengue DBD sendiri sampai saat ini belum berhasil ditemukan.

Sebagian besar ahli kesehatan menilai nasib yang sama juga bisa saja terjadi pada vaksin virus corona Covid-19.

Salah satu ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan kekhawatirannya soal pandemi virus corona itu.

Virus corona Covid-19 yang telah menyerang lebih dari 3 juta jiwa ini belum kunjung ditemukan vaksin penawarnya.

 

Foto pada (11/3/2020) menunjukkan teknisi laboratorium yang mengerjakan tes antibodi penetral virus corona (MERS) di laboratorium Bio Safety Level (BSL) 3 di International Vaccine Institute (IVI) di Seoul, Korea Selatan.
Foto pada (11/3/2020) menunjukkan teknisi laboratorium yang mengerjakan tes antibodi penetral virus corona (MERS) di laboratorium Bio Safety Level (BSL) 3 di International Vaccine Institute (IVI) di Seoul, Korea Selatan. (ED JONES / AFP)

Perwakilan WHO ini adalah profesor kesehatan dunia di Imperial College London, dr. David Nabarro.

Dikutip Tribunnews.com dari foxnews.com, Nabarro berkata bahwa masyarakat nantinya harus tetap bisa menjalani kehidupan seperti biasanya namun tetap waspada akan ancaman corona.

Nabarro dalam wawancara pada Minggu (03/05) menegaskan bahwa ada jenis virus yang memang  tidak memiliki vaksin.

Sementara itu berbagai pihak dari pemerintahan hingga pabrik obat dunia masih menguji coba vaksin dan obat SARS-CoV-2.

Beberapa kalangan medis juga optimis bahwa vaksin akan segera tercipta.

Meski begitu beberapa sumber menyebutkan bahwa virus corona terbaru ini telah bermutasi dengan begitu cepat sehingga sifatnya sulit diprediksi.

"Ada beberapa virus yang hingga kini belum ditemukan vaksinnya," ungkap Nabarro, dikutip dari salah satu artikel di CNN Internasional.

Nabarro berharap masyarakat tidak terlalu berharap akan adanya vaksin untuk corona.

"Kita tidak bisa membuat kemungkinan yang mutlak bahwa kelak akan ada vaksin atau tidak akan ada vaksin," terangnya.

 

Obat virus ebola Remdesivir akan digunakan untuk obati pasien virus corona Covid-19.
Obat / vaksin virus ebola Remdesivir akan digunakan untuk obati pasien virus corona Covid-19. (Strait Times)

Nabarro mengatakan, asumsi bahwa sebuah vaksin pasti akan muncul adalah sesuatu yang keliru. Andaikan berhasil ditemukan pun, vaksin tersebut belum tentu bisa lulus uji dalam hal efikasi dan keamanan.

"Kita tak bisa membuat asumsi pasti bahwa sebuah vaksin akan muncul atau sekalipun muncul, maka vaksin itu akan lulus semua tes efikasi dan keamanan," kata Nabarro.

Hingga saat ini, disebutkan telah ada 102 kandidat obat dan vaksin Covid-19 yang masih dalam pengembangan.

Delapan kandidat vaksin Covid-19 kini sudah memasuki tahap uji klinis pada manusia.

Tantangan Berat Para Atlet Pebulutangkis Kelas Dunia Selama Pandemi Virus Corona

Teriak Takbir Berkali-kali, Sosok Ini Jadi Saksi Detik-detik Didi Kempot Meninggal, Sempat Rekaman

Bila berjalan lancar, vaksin Covid-19 bisa dikembangkan dan digunakan untuk masyarakat luas dalam waktu 12 hingga 18 bulan.

Akan tetapi, belum ada pengembangan vaksin yang berhasil dilakukan dalam kurun waktu tersebut sejauh ini.

Nabarro mengatakan, program tes Covid-19 dan penelusuran kontak yang lebih luas perlu dilakukan agar kehidupan bisa berjalan normal meski berdampingan dengan Covid-19.

Hal ini juga perlu didukung dengan sistem kesehatan masyarakat lainnya, seperti adanya tes Covid-19 di tempat kerja.

"Itu bisa dilakukan, tapi rumit dan kita belum pernah melakukan itu sebelumnya," jelas Nabarro.

 

Ilustrasi flu musiman.
Ilustrasi flu musiman. (ISTIMEWA)

Pandemi bertahan 2 tahun dan jadi flu musiman?

Pihak pusat penelitian penyakit menular di Universitas Minnesota baru-baru ini berpendapat bahwa pandemi Covid-19 akan bertahan hingga 2 tahun ke depan.

Bahkan bisa jadi corona menjadi wabah berkala di seluruh dunia.

Menurutnya, penyelesaian wabah corona ini sulit dilakukan lantaran adanya orang-orang positif namun tanpa gejala.

Prakiraan Cuaca BMKG Kota Palembang Kamis 7 Mei 2020, 14 Ramadan 2020 Diprediksi Hujan Seharian

Jam Berapa Buka Puasa Hari Ini, Kamis 7 Mei 2020 di Kota Palembang? Cek di Sini dan Sholat 5 Waktu

Saat ini yang terpenting adalah masyarakat harus patuh pada anjuran pemerintah untuk social distancing.

Masyarakat diminta untuk tidak terlalu berharap akan adanya vaksin atau obat untuk pasien corona.

Pendapat ini juga didukung oleh dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Infeksi Amerika Serikat.

Fauci mengklaim bahwa dunia tak akan bisa kembali seperti sebelum corona menyerang.

"Kelak jika kondisi dunia mulai pulih, kita akan kembali ke titik di mana kita bisa kembali bermasyarakat," kata Fauci.

"Jika Anda ingin kembali ke masa seperti sebelum corona menyerang, masa itu tak akan pernah terjadi lantaran ancaman ini akan terus ada," tegasnya. 

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Virus Corona Bisa Saja Tak Akan Ada Vaksinnya, Pandemi Bertahan Selama 2 Tahun, Ini Kata Ahli WHO

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved