Virus Corona di Sumsel
Wawancara Walikota Ridho Yahya: Prabumulih Siap Lockdown, Siapkan Sembako Sampai 3 Bulan ke depan
Karena warga menghendaki demikian, pak wali kalau warga kita tidak boleh masuk kabupaten tetangga maka kita demikian juga.
Jadi misal pedagang kita mau jualan ke kabupaten tetangga namun tiba-tiba disuruh pulang jadi basi dagangan mereka. Mereka memeriksa KTP prabumulih lalu disuruh pulang, itu diskriminasi bener jadi sebagai walikota punya perasaan juga saya. kalau warga saya sakit ya saya sakit juga. Beda kalau warga Prabumulih diperiksa, dites, cuci tangan, itu beda kalau disuruh pulang sakit rasanya.
TS : Andaikan Gubernur membolehkan warga datang diseleksi apakah akan diterapkan ?
RY : Karena warga menghendaki demikian, pak wali kalau warga kita tidak boleh masuk kabupaten tetangga maka kita demikian juga. Makanya kita siapkan sembako ini sampai 3 bulan jika PSBB diizinkan. Jadi sudah ancang-ancang itu karena harus persetujuan Gubernur dan pak Presiden karena menyangkut 7 Kabupaten karena kalau kami tutup 7 kabupaten tidak bisa lewat. kita pikir kan orang luar tapi mereka tidak memikirkan kami.
TS : Jadi anda sudah menyiapkan stok sembako sampai 3 bulan kedepan ?
RY : iya sudah kami siapkan sampai 3 bulan kedepan, sampai juni
TS : Menurut anda dengan masuknya Prabumulih zona merah, anda sebagai orang nomor satu merasa kecolongan tidak pak ?
RY : pertama saya harus tetap tenang dan waspada, jadi kecolongannya bagaimana kawan kita positif almarhum itu diketahui setelah satu meninggal jadi bukan kecolongan dia sakit DBD, dia dirawat negatif, lalu dia meninggal baru ketahuan jadi hasil itu yang kecolongan. seyogyanya dia sakit ketahuan mungkin bisa dirawat intensif tapi ini 5 hari dia meninggal baru ketahuan positif.
TS : ngomong-ngomong bapak sudah rapid tes belum ya ?
RY : sudah dan hasilnya saya berat juga karena saya dulukan tim medis dan keluarga almarhum dulu karena saya tidak mau mendulukan diri sendiri dulu padahal yang lain lebih penting. Saya alhamdulilah sampai saat ini negatif dan sampai selamanya negatif.
TS : Pak kemarin sempat viral video yang bapak tidak meliburkan sekolah, bagaimana itu pak ?
RY : Jadi begini, saya kan hanya menyampaikan karena waktu itu antara jakarta dan Prabumulih beda. Prabumulih saat itu belum ada satupun yang terkontaminasi Corona dan Prabumulih masuk dalam zona hijau bukan merah waktu itu dan juga Prabumulih masuk klasifikasi ringan. Jadi video wawancara itu ya waktu itu, kalau video itu dibuka sekarang ya beda. Kenapa saya tidak liburkan waktu itu karena edaran menteri pendidikan nomor 3/2020 untuk yang klasifikasi ringan jangan diliburkan, anak-anak jaga jarak, pakai masker, pakai hand sanirizer dan hanya itu saya jalankan. Saat itu baru kota Palembang yang meliburkan, jadi itu.
Masalah salat kan ada edaran MUI yang zona ringan silahkan adakan salat seperti sebagai mana mestinya, jadi saya ikuti sesuai apa dari pusat. Memang ada miss komunikasi karena memang ada pernyataan saya yang disampaikan orang-orang sombong namun saya jawab dimana sombongnya. Saya jawab bahwa virus corona harus dihadapi dan kita tidak bisa lari kemanapun, itu yang saya sampaikan tapi cara menghadapi ada beberapa cara harus pakai masker, cuci tangan, hand sanitizer dan lainnya itu harus dihadapi karena kita tidak bisa lari dari kenyataan. bukan saya sombong, olahraga, pola hidup sehat, diam dirumah, berdoa dan lainnya maksud saya menghadapinya seperti itu dak bisa dengan lari. saya dibilang sombong dimana sombong nya.
TS : Jadi pertanyaan di video itu saat itu ?
RY : iya pertanyaan saat itu ketika kami masuk zona hijau dan klasifikasi ringan, diputar sekarang (zona merah-red) ya heboh lah. janganlah seperti itu, wartawan jangan juga seperti itu. Kita boleh ditonton orang banyak tapi harus berpikir juga karena saya dimata pusat menantang, saya tidak mungkin membalas karena saya diajarkan orang tua dulu meski dijelekkan tetap sayangi orang yang menjelekkan karena Allah melihat itu dan saya mengharapkan ridho Allah SWT.
TS : Bapak membagikan masker, melakukan penyemprotan massal dan lainnya ada dikoran, itu upaya bapak sedemikian seriusnya memerangi Covid 19, pertanyaannya pak bagaimana jaring pengaman sosial disiapkan atau anggaran berapa disiapkan. masih kurangkah dana disiapkan ? atau ada antisipasi apa
RY : Dari awal kita siapkan Rp 16,5 miliar. Masalah anggaran bukan kecil besarnya tapi yang penting yang langsung dirasakan masyarakat, aplikasi di masyarakat di lapangan. itu yang penting. kami punya silva Rp 100 miliar dan itu bisa kami siapkan, bisa diambil dari silva dan dari yang lainnya dan jika dirasa kurang akan ditambah anggarannya.
TS : Anda ini dikenal dengan kehadiran, saya pernah dapat cerita dan mengetahui langsung rumah anda sudah buka subuh dan warga minta beras dan minta berbagai hal. Itu juga yang membuat bapak ini tidak ada lawan dan hanya kotak kosong, ini luar biasa dan segala khasan bapak membuat bapak ini memiliki pribadi unik, blak-blakan, apa adanya, bagaimana itu menurut bapak.
RY : Jadi gini mbak, pertama saya sadar siapa yang menjadikan saya walikota ya masyarakat artinya kalau yang jadikan saya masyarakat maka harus saya layani, seperti camat dijadikan siapa ya walikota maka dia harus loyal kepada walikota sama seperti saya harus loyal kepada masyarakat karena mereka menjadikan saya.
Saya melayani masyarakat langsung, rumput bergoyang pun saya tahu. Contoh ada pungutan membuat KTP masyarakat langsung lapor ke saya jadi saya tahu sehingga bisa dilakukan evaluasi karena masyarakat melapor langsung.
Selain menerima tamu saya juga melakukan aktivitas melayat makanya saya tau berapa masyarakat meninggal per hari, ini buka sombong karena dari 2008 orang meninggal kita siapkan untuk keluarga aqua, yasin dan biaya untuk beli lain, seperti hari ini saya ada 4 dan mobil ambulan kami siapkan dan setelah itu saya baru ngantor. Saya lakukan itu setiap hari, dengan melayat dan memegang kening almarhum kita jadi waspada dan kenapa kita harus sombong kita juga buka mata tidak mampu, kita tidak punya apa-apa, harta melimpah kita tidak bawa mati. itu yang saya lakukan dan sudah hampir 11 tahun saya lakukan, saya jadi walikota juga bersyukur karena dalam al quran jelas kalau kita syukuri akan diberi Allah SWT lebih banyak.
Bersyukur tidak hanya mengucap Alhamdulialh tapi dengan usaha, perbuatan, melayani masyarakat, memberi bantuan, warga tidak mampu kita bantu, tidak punya rumah dibangun dan lainnya disiapkan. Warga lebih mudah menghadap saya dan bisa kapan saja menyampaikan apa keluhan.
