Liputan Eksklusif

Dishub Bakal Awasi Jukir Pakai QR Code

Parkir online mendapatkan penolakan, jadi QR Code ini jadi solusi tepat cegah bocornya retribusi parkir.

Editor: Soegeng Haryadi
IST
Masyarakat Keluhkan Parkir Selangit Kawasan Atmo Palembang, 10 Menit Rp 10 Ribu 

PALEMBANG, SRIPO -- Dinas Perhubungan (Dishub) Palembang bakal menerapkan inovasi baru untuk mengawasi para Juru Parkir (Jukir) nakal yang kerap memungut retribusi selangit melampaui peraturan daerah.

Kepala Dishub Palembang, Agus Rizal mengatakan, pihaknya tengah melakukan survei terkait Pelaksanaan Sistem Informasi Aplikasi Perparkiran Palembang (SIAPP) ke depan.

Nantinya, setiap jukir resmi yang berada di bawah naungan Dishub akan diberikan ID Card yang telah terpasang QR code atau bentuk evolusi kode batang dari satu dimensi menjadi dua dimensi.

Tiga Hal Identitas Juru Parkir Resmi dari Dishub Palembang, Perhatikan Barcode di Seragam

Turun Kendaraan Harus Langsung Bayar Parkir

"Jadi jukir yang bertugas di kantong parkir resmi kita akan dipasang QR Code. Dengan dipasang alat itu masyarakat dan aparat bisa mengawasi ulah jukir nakal," ujarnya, Sabtu (22/2).

Tarif Parkir Mencekik, Tim Hunter Buru Oknum Jukir Nakal

Soal Tarif Parkir Mencekik, Pengamat Transportasi Sumsel Sebut Pemkot Gagal Bina Jukir

Juru Parkir Menyayangkan tidak Ada Solusi Lahan Parkir di Sepanjang Jalan Merdeka Palembang

Menurutnya, upaya ini merupakan langkah efektif minimalisir ulah jukir nakal. Terlebih, sistem parkir online yang sempat diterapkan di beberapa titik kantong parkir resmi di Palembang telah terhenti karena pihaknya menerima gejolak penolakan dari jukir.

Padahal parkir online pilihan tepat untuk meniadakan kemungkinan bocornya retribusi. Akan tetapi, penerapannya perlu kajian lagi, terkait kawasan mana yang cocok dengan teknologi dan manual.

"Parkir online mendapatkan penolakan, jadi QR Code ini jadi solusi tepat cegah bocornya retribusi parkir," jelas Agus.

Diakuinya, tak tercapai retribusi parkir lantaran ulah oknum jukir nakal dan maraknya pembangunan proyek-proyek besar di kota pempek menjadi faktor lain kegagalan pihaknya menembus target yang dicanangkan.

Keberadaan proyek tersebut membuat lahan-lahan parkir yang sudah ada menjadi terkikis akibat adanya pembangunan besar-besaran di Palembang.

"Pembangunan proyek jadi faktor membuat titik parkir yang ada sekarang itu luasannya sangat kecil. Sehingga retribusi parkir tak maksimal," kata Agus. (oca)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved