Ustaz Taufik Hasnuri Meninggal
Alm Ustadz Taufik Hasnuri dan Desa Gelebak Dalam
Palembang berduka, salah satu putra terbaiknya, ulama besar di Tanah Sriwijaya ini, Ustad KH Taufik Hasnuri, wafat menghadap Sang Khalik (14/11).
Di daerah ini, tahun 2017 lalu, pernah dilaksanakan panen raya padi yang dihadiri oleh Pangdam II Sriwijaya, Kapolda Sumsel, Danrem 044 Gapo dan jajaran pejabat provinsi dan kabupaten lainnya.
Gelebak Dalam juga mencatatkan diri sebagai desa yang menjadi mitra utama Korem 044 Gapo, dan juga UIN Raden Fatah.
Berbagai program percontohan, seperti pemakaian Bios 44 untuk pertanian, dipraktekkan dan menunjukkan keberhasilannya.
Terobosan-terobosan kemudian banyak dilakukan oleh sang Kepala Desa sekarang yang masih berusia muda, termasuk dengan membeli ekskavator untuk membantu pertanian warga.
Mungkin satu-satunya desa di Sumsel yang punya ekskavator sendiri adalah Gelebak Dalam.
Keberhasilan-keberhasilan yang diperoleh Gelebak Dalam, tentu tidak datang begitu saja.
Selain kemampuan berinovasi dan membangun jejaring, maka kehadiran sosok kharismatik, agamawan, kemudian menjadi penambah motivasi sendiri bagi warga.
Kepala Desa, Hendri Sani, berkata bahwa tahun 2009 ustad Taufik Hasnuri masuk ke desa ini.
Saat itu nama sang dai sudah cukup terkenal di masyarakat. Awalnya Ust Taufik hanya sekedar mengajar mengaji dan mengisi ceramah di masjid desa.
Tentu saja warga sangat menyambut baik, karena metode dan materi ceramahnya begitu berkesan. Tak hanya warga desa setempat, warga dari desa lainpun ikut berpartisipasi.
Gayung bersambut, semangat jemaah kemudian bertemu dengan keikhlasan Sang Ustad.
Akhirnya lambat laun terbentuklah jamaah pengajian yang kemudian disebut dengan Majelis Taklim Daarul Awwabien. Inilah cikal bakal yang kemudian semakin melengketkan Sang Ustad dengan Gelebak Dalam.
Desa inipun sudah bagaikan kampung sendiri baginya.
Ulama inipun kemudian memiliki tanah dan sawah di Gelebak Dalam, yang sebagian merupakan bentuk apresiasi warga terhadap dirinya.
Sejak itu pula kiranya Sang Ustad sudah ingin bermukim selamanya di desa nan tenang ini.
Keterangan Kepala Desa, sejak 2017, beliau bahkan sudah mempersiapkan tanah pemakaman untuknya nanti.
Inilah yang kemudian menjadi wasiat penting bahwa beliau ingin bersemayam di salah satu kampungnya orang Palembang ini.
Kendati menautkan hati ke Gelebak Dalam, sejatinya Ustad Taufik tetaplah ulama bagi semua umat.
Ia tetap rajin dan rutin memberikan pengajian ke berbagai tempat, memperjuangkan berbagai aspirasi umat dan tentu saja memberikan konsultasi pada siapapun yang meminta.
Khas seorang Kyai bagi semua umat tetap melekat padanya.
Sebuah pesan penting disampaikan oleh Sang Ustad pada Kepala Desa Gelebak Dalam saat ia membesuk ulama ini ke Rumah Sakit, dimana Ustad Taufik memanggilnya langsung dan memeluknya sembari berkata, “Mau dibawa kemana Gelebak Dalam ada ditanganmu Kades, mau dibawa ke yang baik ataupun buruk, semua ada ditanganmu.”

Itulah pesan penting seorang ulama kepada seorang pemimpin desa. Pesan yang tidak sederhana, karena menyiratkan pentingnya tanggung jawab dan amanah seorang pemimpin.
Sekarang, Ustad Taufik Hasnuri telah pergi, tapi hikmah dari semuanya penting untuk dicermati. Yang jelas, umur manusia adalah ketentuan Allah SWT.
Sosok Ustad Taufik yang begitu didambakan harus patuh pada takdir Allah SWT, tak ada yang bisa memprediksi kapan ia akan menghadap Sang Khalik, karena itu kesiapan diri adalah yang utama.
Selanjutnya, mengutip pesannya pada Sang Kades, semua pemimpin memiliki tanggungjawab besar.
Baik atau buruknya umat, adalah tanggung jawab seorang pemimpin, pada level apapun pemimpin itu berada.
Tanggung jawab yang menunjukkan bahwa beban seorang pemimpin jangan hanya diukur di dunia saja, di akhirat ada ketentuan lain yang sudah menunggu.
Semoga semua ajaran dan petuah dari Ustad Taufik Hasnuri semasa hidupnya mampu membangkitkan kesadaran kita bersama. Tidak hanya bagi Desa Gelebak Dalam, tapi semua umat.