Human Interest Story

Dianogsis Dokter Anak RS Ar Rasyid, Elsa Terkena Radang Selaput Otak

Pemicunya itu bisa dari batuk pilek, faktor lingkungan, faktor orang terdekat dan juga dari infeksi saluran pernafasan.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Soegeng Haryadi
TRIBUN SUMSEL/ARDIANSYAH
Keluarga dari bayi Elsa Fitaloka yang awalnya diduga meninggal karena terpapar kabut asap. Namun diagnosa dokter menyebutkan karena radang selaput otak. 

Kesedihan, sangat terlihat di raut wajah istri Ngadirun yakni Ita Septiana. Saat Tribunsumsel mendatangi rumah duka, Ita berada di bawah kaki jenazah anaknya.

Terlihat matanya sembab, karena terlalu banyak menangis. Ita tak kuasa menahan tangis, karena anak keduanya meninggal diduga terkena ISPA dari karhutla yang saat ini terjadi.

Sudah kehilangan anak, Ngadirun dan Ita juga harus mengeluarkan uang untuk biaya perawatan sang bayi Elsa Fitaloka. Karena, bayi Elsa tidak ditanggung BPJS Kesehatan atau KIS yang dikeluarkan Pemerintah.

"Yang dapat KIS hanya istri saya saja. Sedangkan saya dan anak saya Elsa tidak dapat, sebenarnya sudah beberapa kali diajukan ke Kecamatan tetapi tidak keluar- keluar," ujar Ngadirun.

Karena tidak memiliki jaminan kesehatan, mulai dari datang ke bidan desa, ke rumah sakit RS Sukajadi hingga ke RS Ar Rasyid, Ngadirun harus mengeluarkan biaya dari kantong sendiri.

Sebagai seorang buruh tani yang tidak memiliki penghasilan tetap, mau tidak mau Ngadirun mengeluarkan uang yang menjadi tabungannya untuk biaya berobat sang anak.

Namun, upaya untuk menolong anaknya juga tidak membuahkan hasil. Anak kedua pasangan ini akhirnya meninggal dunia di RS Ar Rasyid.

"Namanya demi anak, uang yang ada digunakan untuk biaya berobat. Tetapi takdir berkata lain," ungkap Ngadirun lirih.

Kepala Dinkes Sumsel Dra Lesty Nurainy Apt MKes menyatakan kalaupun nanti ternyata setelah didapat data benar bayi yang dimaksud terpapar dipicu kabut asap, pihaknya akan melapor ke Gubernur Sumsel selaku pimpinan tertinggi."Tentu kita setelah mengetahui penyebabnya, kita akan koordinasikan semuanya dan jadi tindak lanjut kedepannya seperti apa. Tentu ini tidak selesai dengan Dinas Kesehatan. Kita akan melaporkan hal ini kepada Gubernur tentunya sebagai pimpinan daerah kita yang tertinggi. Tidak hanya cukup di kita dan ini kan Tim Satgasnya, ada Dinsos yang terkait," ungkap Kepala Dinkes Sumsel Dra Lesty Nurainy Apt MKes didampingi Kabid SKM MKes P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) Dinkes Sumsel Fery Yanuar, Kasi P2PM (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular) Dinkes Sumsel H Muyono MKes memberikan keterangan pers, Senin (16/9).

Meninggalnya bayi bernama Elsa Pitaloka di RS Ar-Rasyid Palembang, Minggu (15/9) yang mengalami sesak napas sejak Sabtu (14/9) sempat viral disebut-sebut diperparah diduga terpapar kabut asap.

Karena kondisinya semakin memburuk, kedua orang tuanya yang merupakan warga RT8 Dusun II, Desa Talang Buluh, Kecamatan Talang Kepala, Kabupaten Banyuasin membawanya ke bidan desa. Namun bidan desa menganjurkan membawa Elsa ke rumah sakit.

Menanggapi hal ini, baik Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin masih belum bisa menyimpulkan penyebabnya kabut asap. (mg1/ard/fiz)

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved