Human Interest Story
Dianogsis Dokter Anak RS Ar Rasyid, Elsa Terkena Radang Selaput Otak
Pemicunya itu bisa dari batuk pilek, faktor lingkungan, faktor orang terdekat dan juga dari infeksi saluran pernafasan.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Soegeng Haryadi
PALEMBANG, SRIPO -- Meninggalnya anak kedua dari pasangan Ita Septiana dan Ngadirun bernama Elsa Fitaloka yang masih berusia 4 bulan, diduga akibat radang selaput dan paru-paru. Informasi yang beredar, Elsa semula meninggal akibat terkena ISPA akibat asap.
Kepastian ini diperoleh dari dr Azwar Aruf Spa yang menangani pertama kali bayi Elsa saat dibawa ke RS Ar Rasyid.
"Kita curiga itu karena proses infeksi yang bisa timbul dari radang selaput otak dan radang paru-paru. Bisa juga keduanya yang saling menyebabkan dan memberatkan. Atau bisa komplikasi," ujar Azwar Aruf kepada Sripoku.com, Senin (16/9/2019)
Ia mengatakan, pemicunya itu bisa dari batuk pilek, faktor lingkungan, faktor orang terdekat dan juga dari infeksi saluran pernafasan. Dari keteranganya almarhumah Elsa sudah 1 minggu batuk pilek ada radang paru-paru dan hasil laboratorium juga benar cendruang kearah sana.
"Jika kita lihat dan dihubungkan dengan asap sepertinya tidak," kata Azwir Aruf
Anak kedua pasangan Ita Septiana (27) dan Ngadirun (34) yakni Elsa Fitaloka (4 bulan) meninggal setelah sempat dirawat di RS Ar Rasyid Palembang, Minggu (15/9) pukul 18.35. Bayi Elsa meninggal, diduga karena terkena ISPA. Karena, beberapa sebelum meninggal Elsa sempat mengalami batuk-batuk dan juga disertai pilek.
"Sebelumnya, batuk, pilek dan perutnya sering kembung. Puncaknya semalam, seperti tidak bisa bernafas. Tetapi masih sadar dan mau minum ASI," ujar Ngadirun saat ditemui di rumah duka yang berada di Desa Yang Buluh RT 08 Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin, Senin (16/9).
Paginya, kondisi Elsa kian tidak bagus. Sehingga kedua orangtuanya memilih untuk membawa anaknya ke bidan desa untuk diperiksa. Sampai di tempat bidan desa, sang bidan menyarankan agar Elsa segera dibawa ke rumah sakit agar bisa mendapatkan pengamanan lebih intensif.
Pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk membawa ke RS Sukajadi KM 14 Banyuasin. Di sana, setelah sempat mendapatkan perawatan pihak rumah sakit menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit yang lebih lengkap peralatan medisnya.
Dari itulah, pihak keluarga memutuskan membawa Elsa ke rumah sakit yang ada di Palembang. Elsa, dibawa ke rumah sakit Ar Rasyid KM 7 Palembang. Setelah sempat mendapatkan pemeriksaan, disarankan untuk dibawa ke RSMH Palembang untuk penanganan lebih serius.
"Dari pihak RS Ar Rasyid menelepon ke RSMH, tetapi disana katanya belum ada kamar. Jadi belum bisa dibawa ke sana, makanya jadi menunggu lagi. Di Ar Rasyid, terus dilakukan perawatan sambil menunggu ada kamar di RSMH. Beberapa kali ditelepon, tetapi dari RSMH katanya tetap tidak ada kamar," ujar Ngadirun yang didampingi keluarganya Agus Darwanto yang juga Wakil Ketua Badan Pemusyawarayan Desa.
Lantaran belum ada kamar, sehingga diputuskan Elsa untuk dirawat ke kamar kelas 3 yang ada di RS Ar Rasyid. Penanganan sempat dilakukan, sampai dokter spesialis anak datang dan setelah diperiksa dokter memang menyarankan agar Elsa segera dibawa ke RSMH Palembang.
Menurut Ngadirun, dokter memerintahkan agar Elsa segera dipindahkan ke RSMH Palembang untuk cepat penanganan lebih serius. Karena, kondisinya sudah sangat lemah dan nafasnya juga harus dipacu dengan alat. Sedangkan, di RS Ar Rasyid alat yang dibutuhkan belum memadai.
"Kata dokter harus dibawa ke RSMH, untuk masalah kamar abaikan dulu. Bila sudah di RSMH, alatnya ada dan bila terjadi sesuatu bisa cepat dilakukan tindakan. Jadi saya mau, dan mengurus administrasinya agar bisa keluar dari RS Ar Rasyid," ungkapnya.
Namun, takdir berkata lain. Ketika akan dibawa ke RSMH Palembang nyawa Elsa tidak dapat tertolong lagi. Elsa menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 18.35.
