Jemaah Haji Nusantara : Dulu dan Sekarang

Bagi umat Islam, ibadah haji termasuk rukun Islam --wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu.

Editor: Salman Rasyidin
zoom-inlihat foto Jemaah Haji Nusantara : Dulu dan Sekarang
ist
Prof. H. Jalaludin

Jemaah Haji Nusantara : Dulu dan Sekarang

Oleh Prof. Dr. H. Jalaluddin

Mantan Rektor IAIN (UIN) Raden Fatah Palembang

Bagi umat Islam, ibadah haji termasuk rukun Islam --wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu.

Oleh karena itu, sebelum adanya kapal api, para calon jama’ah haji dari Ke­pu­lau­an Nusantara sanggup menderita berbulan-bulan dalam perahu layar menantang maut.

De­­ngan menggunakan perahu layar perjalanan laut ini juga harus didasarkan perhitungan per­e­daran arus laut.

Saat berangkat ke Mekkah, harus bertepatan dengan musim arus Australia Barat, yang mengalir menuju Selat Bab el- Mandeb (Afrika Utara).

Sebaliknya, saat pulang bertepatan dengan arus Bab el- Mandeb yang mengalir kawasan Timur.

Dengan bantuan a­liran arus utama Samudra Hindia ini perahu layar agak terbantudan lebih lancar.

Semasa itu diperkirakan rata- rata perjalanan memakan waktu sekitar enam bulan, pergi- pulang.

Dengan dibekali tekad dan nilai-nilai keimanan yang kokoh, para calon jama’ah tidak gentar.

 Sampai-sampai merekapun rela mati, bahkan tidak sedikit yang ingin terkubur di Tanah Suci.

Banyak di antara mereka yang menabung selama puluhan tahun, agar mampu melaksanakan ke­wajiban agama ini.

Setelah kapal api beroperasi, sekitar pertengahan abad ke-19, jumlah ca­lon jama’ah haji Nusantara semakin bertambah.

Pada tahun 1859 jumlah ini sudah men­capai sekitar 2.000 orang.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved